Delapan

8.3K 1.2K 64
                                    

Jiyeon menatap gerakan tegas itu dengan seksama. Kini mereka tengah duduk di meja makan keluarga kerajaan. Sayangnya, sore itu hanya ada Jiyeon, Ibunda Ratu dan tamu spesial yang sebelumnya dikabarkan akan datang.

Dia adalah lelaki bermata bulat, dan rahang yang tegas. Ibunda Ratu memperkenalkannya sebagai,

"Doyoung kim."

Suara berat Doyoung masih bergema dalam kepala Jiyeon. Pembawaannya yang terlihat sangat menyeramkan di awal kedatangan sangat berbanding terbalik dengan senyum cerianya ketika sudah bertemu dengan Ibunda Ratu.

Doyoung lebih sering tersenyum. Beberapa kali berkelakar membuat sang Ratu tertawa bahagia. Dari yang Jiyeon dengar, Doyoung adalah sepupu terdekat keluarga kerajaan. Dan baik Raja maupun Ratu menyayanginya seperti anak kandung mereka sendiri.

"Ini adalah masakan Putri Mahkota. Kau sudah berkenalan dengan adik iparmu, Doyoung-ah?"

Lelaki itu menggeleng. Menatap Jiyeon dengan senyum tipisnya. "Belum, Ibunda Ratu. Mungkin nanti."

Dua hari setelahnya, Jiyeon berkesempatan untuk bertatap muka dengan Doyoung di sebuah jembatan penghubung Paviliun Barat dan Paviliun Utama.

"Merupakan suatu kehormatan untukku bertatap muka dengan Putri Mahkota disini."

Jiyeon menunduk kaku, "Animida, ajubonim. Tidak perlu terlalu formal kepadaku."

Tawa renyah Doyoung terdengar. "Ibunda Ratu berkata bahwa Putri Mahkota adalah pilihan langsung dari kerajaan. Aku jadi penasaran bagaimana istimewanya Park Jiyeon Jesu semenjak berita pernikahan Jaehyun terdengar seantero negeri."

Lelaki itu berjalan, lalu berhenti untuk berdiri bersisian dengan Jiyeon yang menatap aliran air di bawah jembatan. "Maaf aku tidak bisa hadir di upacara pernikahanmu, adik ipar. Tugas negara membuatku harus pergi hampir satu tahun lamanya."

"Animida, ajubonim—"

"Oppa."

"—ye?"

"Panggil aku oppa, aku juga akan menanggalkan formalitasku pada seorang Putri Mahkota. Bukankah itu adil?"

"Tapi.."

"Jangan terlalu kaku kepadaku. Bukankah aku juga kakak laki-lakimu saat ini?"

Senyum hangat Doyoung begitu menular, membuat Jiyeon merasa nyaman dan dilindungi sebagai seorang adik. Untuk pertama kalinya, setelah satu minggu kepergian Jaehyun, Jiyeon memiliki alasan untuk tidak kesepian.

"Ne, oppa."

"Bagus. Buat dirimu senyaman mungkin di istana. Dan datang padaku jika kau membutuhkan sesuatu. Mengerti, adik ipar?"

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now