Tujuh Belas

8.3K 1.2K 49
                                    

"Sudah bisa melakukan aktivitas dengan baik?"

Jiyeon menatap Doyoung yang berjalan mendekatinya, lalu tersenyum. Itu adalah pertengahan musim dingin di awal tahun.

Jiyeon tengah berjalan pelan menyusuri lorong paviliun menuju dapur besar istana. Semenjak Ibunda Ratu memperkenalkannya pada dapur istana, entah mengapa Jiyeon jadi ketagihan untuk terus berkunjung.

"Kemana tujuanmu?"

"Dapur istana, oppa."

Doyoung ikut berjalan di samping Jiyeon.

"Untuk apa? Bukannya kau tinggal meminta pada Dayang Shin jika membutuhkan sesuatu."

Jiyeon terkekeh pelan lalu menggeleng. "Saya ingin membuat sesuatu disana. Kebetulan sekali suhu semakin dingin dan menusuk akhir-akhir ini."

"Ahh.. istri yang baik."

Langkah Jiyeon terhenti, kedua bola matanya membesar sempurna.

"Darimana.. oppa bisa tau?"

Kekehan Doyoung pecah melihat betapa menggemaskannya ekspresi adik iparnya itu. Doyoung mengangkat tangan, meletakkannya diatas kepala Jiyeon.

"Memangnya apa lagi yang seorang istri lakukan selain melayani suaminya? Kau pasti ingin memberikan sesuatu untuk Putra Mahkota, karena itu kau ingin membuatnya dengan tanganmu sendiri. Benar, kan?"

Jiyeon menunduk malu. Tidak menyangka bahwa niatnya akan sebegitu ketara dan mudah terlihat.



●●●●



Jaehyun yakin ia sudah memantapkan niatnya untuk mulai mendekatkan diri pada Jiyeon.

Dua minggu usai masa penyembuhan istrinya itu, Jaehyun tidak lagi pernah menemuinya. Ada perasaan yang membuat Jaehyun enggan.

Salah satunya adalah rasa malu.

Pembicaraan ibu suri pada suatu jamuan makan malam membuat suasana diantara dirinya dan Putri Mahkota menjadi sangat canggung.

Jaehyun memutuskan untuk berpikir sejenak. Haruskah ia mulai mendekati Jiyeon atau kembali mengambil jarak karena merasa belum siap?

Namun pada akhirnya Jaehyun memutuskan untuk bergerak. Itu sudah cukup lama dari hari pernikahan mereka. Jika dipikir-pikir Jaehyun sudah cukup bebas bahkan setelah tiga bulan menikah. Kali ini ia berpikir untuk memulai segalanya dari awal dan tak lagi melarikan diri.

Langkah Jaehyun membawanya berjalan menuju paviliun Putri Mahkota. Malam ini, ia berencana untuk berkunjung kesana.

Jantungnya terasa berdebar dengan sangat kencang. Jaehyun menyentuh dada kirinya dan ia dapat memastikan sekeras apa kegugupan menghantamnya disana.

Bibir Jaehyun melengkung tipis. Jujur ini adalah perasaan baru yang membuatnya sedikit penasaran.

Jaehyun belum pernah jatuh cinta. Ia tidak mengerti bagaimana rasanya saat cinta menyerang. Yang jelas, sore itu ia cukup bersemangat untuk mendatangi Putri Mahkotanya.

Namun langkah Jaehyun terhenti. Didepannya, tak jauh dari paviliun Putri Mahkota, ia melihat sang istri tengah berjalan berdampingan bersama Doyoung.

Saling tertawa dan melemparkan senyuman.

Dengan begitu tiba-tiba perasaan Jaehyun menjadi sangat buruk.

Haruskah ia mulai menegur kedekatan mereka?

Jaehyun baru akan memulai langkahnya saat tiba-tiba tangan Doyoung bersarang di puncak kepala istrinya. Dan gadis itu tampak tidak terganggu sama sekali.

Jadi dengan perasaan yang semakin kacau Jaehyun memutuskan untuk berbalik. Mengurungkan niatnya mengunjungi Putri Mahkota.

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now