Sembilan

8.2K 1.2K 17
                                    

Hari-hari berikutnya menjadi lebih menyenangkan. Jiyeon tidak lagi kesepian usai mengerjakan tugasnya sebagai Putri Mahkota.

Terkadang ia akan datang menemui Doyoung ketika lelaki itu tengah berlatih pedang di halaman istana. Doyoung yang mengundangnya langsung. Hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan Putra Mahkota pada Jiyeon.

Atau dilain kesempatan Doyoung akan diminta untuk mengajarkannya mengendalikan busur panah. Atau di hari-hari lain, Doyoung akan mengajak Jiyeon berkeliling desa di sekitar istana dengan menunggangi kuda.

Tentu saja, mereka berada di atas kuda masing-masing. Dan tetap dengan penjagaan ketat para pengawal.

"Apa Putra Mahkota meminta izin sebelum pergi?"

Jiyeon tersenyum dari atas kuda miliknya. Lalu mengangguk.

"Bagaimana dia mengatakannya?"

"Putra Mahkota bilang beliau ingin mengikuti ritual perburuan tahunan kerajaan karena beliau tidak pernah melewatkannya sekalipun selama ini."

"Tapi kalian baru saja menikah. Kenapa kau mengizinkannya?"

"Saya tidak sanggup menahan keinginan Putra Mahkota. Beliau terlihat sangat bersemangat untuk ikut."

Senyum pias Jiyeon membuat Doyoung penasaran. Hampir dua minggu mengenal adik iparnya itu, ada yang berbeda dari Jiyeon setiap kali ia membuka pembicaraan tentang Jaehyun. Seolah Jiyeon belum mengenalnya. Seolah mereka masih asing.

"Kalian—seperti pasangan suami istri lainnya kan?"

Pertanyaan itu terlontar begitu saja dan Doyoung tidak menyesalinya.

"Maksud oppa bagaimana?"

"Yah, seperti pasangan lainnya. Saling berbagi kasih, saling memberi perhatian, saling merindukan. Bukankah semua pasangan seperti itu?"

Doyoung kembali menangkap senyum pias Jiyeon. Langkah pelan kuda yang mengiringi perjalanan pulang mereka mengisi keheningan sesaat. Semburat jingga matahari yang mulai terbenam dengan indah tak sama sekali membantu menghangatkan suasana.

Dari posisinya, sekilas Doyoung menangkap gelengan pelan Jiyeon.

"Kami baik-baik saja."

"Itu tidak menjawab pertanyaanku."

Lalu mereka kembali terdiam.

"Jaehyun memperlakukanmu dengan baik, kan?"

Jiyeon mengangguk. Jaehyun tidak pernah bertindak jahat. Hanya sikapnya seringkali membuat Jiyeon kebingungan tak mengerti.

"Kalian masih asing satu sama lain? Apa Jaehyun mengatakan hal-hal buruk padamu?"

Jiyeon menggeleng, ada tawa dalam senyumnya. Namun Doyoung masih menangkap pias kecewa dari sana.

"Putra Mahkota pernah meminta agar kami saling belajar mencintai. Saya pikir itu cukup adil. Kami dipersatukan dengan tiba-tiba, wajar jika saling merasa asing."

Binar di mata Jiyeon meredup. Dari sana Doyoung tau jika adik iparnya sudah mulai menaruh rasa pada Jaehyun. Tentu saja itu bagus, mereka sudah suami istri. Namun yang kemudian membuat doyong khawatir adalah..

Sudahkah Jiyeon tau jika perasaan Jaehyun cukup keras untuk disentuh?

Belajar untuk saling mencintai?

Apakah adik sepupunya itu mampu?

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang