Epilog

15.6K 1.3K 87
                                    

Here comes the epilogue :)
Enjoy!

__

Jaehyun mengatur nafas, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang Putri Mahkota usai menikmati euforia bersama. Tangannya mengusap pelan perut Jiyeon. Mengucapkan doa-doanya dalam bisikan yang terdengar penuh pengharapan. Jiyeon yang mendengar pun tertawa kecil dengan nafas masih berantakan.

“Kenapa tertawa?”

Jiyeon mengulur tangannya yang melingkari pundak Jaehyun, menyentuh tangan sang suami yang masih berada di perutnya.

“Animida, Jeoha. Semoga doa kita terkabul.”

Senyum bahagia Jaehyun terulas begitu saja. Dengan sisa nafas ia tertawa kecil, mengecup tulang selangka dan sisi kepala Jiyeon sebelum beranjak untuk berbaring di sampingnya.

Lengan kekarnya menarik Jiyeon mendekat. Memeluk. Membiarkan Jiyeon mendengar deru nafas Jaehyun yang belum teratur.

Sementara Jiyeon melesakkan wajahnya pada dada Jaehyun, mencari melody terbaik yang Tuhan ciptakan untuknya dalam detak jantung sang Putra Mahkota.

__

“Masih belum ada kabar baik?”

Jaehyun menggeleng. “Belum, ibunda Ratu. Belum ada tanda-tanda.”

“Bagaimana jika ternyata Putri Mahkota tidak bisa memberikanmu keturunan?”

Seluruh mata kini menatap Ibu Suri terkejut. Diantara itu, Jaehyun justru mengerutkan keningnya tidak suka.

“Jangan berbicara seperti itu. Aku dan Putri Mahkota baik-baik saja. Kami hanya perlu waktu.”

“Mau berapa lama lagi? Kalian sudah satu tahun menikah dan masih tidak ada tanda-tanda kehamilan dari Putri Mahkota.”

“Ibu Suri—“

“Ibunda, mereka memulai segalanya dengan perlahan. Putra Mahkota tidak menyentuh istrinya pada ritual malam pertama. Semua butuh proses.”

“Itu bukan alasan yang tepat. Jika masih belum ada kabar baik saat umur Putra Mahkota bertambah tahun ini, lebih baik kita adakan seleksi pemilihan Putri Mahkota untuk mencari selir bagi Putra Mahkota.”

Jaehyun menatap ibu suri sengit. “Aku dan Putri Mahkota masih sangat muda, Ibu Suri. Kami masih punya banyak waktu untuk menunggu kehadiran seorang penerus. Aku tidak akan menikah lagi.”

__

“Terjadi sesuatu?”

Suara Jiyeon menarik Jaehyun dari keterdiamannya. Sang Putra Mahkota merapatkan diri, memeluk Jiyeon erat dari atas kuda yang mereka tunggangi menuju sebuah danau di ujung barat istana.

“Tidak. Kenapa bertanya seperti itu?”

Nafas hangat Jaehyun menerpa leher sempit Jiyeon saat ia melesakkan wajahnya di ceruk leher sang istri. Sementara Jiyeon mengusap lengan Jaehyun yang memeluknya erat.

“Jeoha terlalu diam dan menghela nafas berkali-kali hari ini.”

Jiyeon melarikan salah satu tangannya untuk mengusap sisi wajah Jaehyun yang bersembunyi di lehernya.

“Apa kali ini aku tidak boleh tau?”

“Itu bukan masalah besar. Aku hanya perlu menenangkan diri bersamamu, sayang. Belakangan ini segalanya terasa sedikit berat.”

Jiyeon menggenggam jemari Jaehyun lembut. “Jika ini tentang seleksi pemilihan Putri Mahkota yang dit—“

“Kau tau?”

[✔] Crown Prince's First Love | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now