7

1.3K 167 16
                                    



Suasana malam itu....





















Dingin.

















Tiap hembusan angin yang masuk ke ruangan itu, menggelitik tubuh hingga membuat bulu kuduknya merinding.

Lelaki berkulit tan yang hanya berdiri, termenung dan berpangku tangan di depan jendela.

Membiarkan similir angin menembus indera perasanya.


Malam ini, dia hanya ingin sedikit melankolis.

Mencoba sok dramatis.

Memejamkan mata sambil mendengar bunyi telepon gengam yang ia pegang. Berharap seseorang yang sedang ia hubungi segera menerima panggilan tersebut.







Trek!




'Hal--'

"Yo, Kagami..."

'Cih! Ahomine! Ngapain lu-'

"Sudah lama ya gue gak denger suara lu,"

'Njir! Serem banget gue dengernya! Jijik woi!! Ngapa--'

"Maaf menelponmu malam-malam begini... ada sesuatu yang ingin kubicarakan,"

'Woi bego! Gue lagi di Amrik! Beda kale waktu di Amrik ma di Jepang! Lagian lu kesambet apaan?! Jadi geli gue--'

"Haha,,,, Hah.... Dia cantik sih walau agak rata, tapi gue maklumin."

'Gue gak ngerti lu ngomong apaan--'

"Tapi kok aneh ya---"

'Plissss!! Biarin gue selesai ngomong dulu napa?! Diputus mulu!'

"Tch! Ganggu suasana dramatis gue aja lu, Bakagami!! Hah... maksudnya sih gue pengen nelpon lu pas udah di rumah,,,"

'Peduli amat lu nelpon gue, masa bodo!'


Pemuda berkulit hitam, Aho-- Aomine Daiki, menghela nafas panjang. Kesan ingin menjadi sosok cool yang lagi menelpon sambil menatap sinar rembulan di tengah malam telah sirna karena seseorang yang ia telepon.

Benar-benar gak bisa diajak kompromi buat drama.

Dirinya malah jadi malas melanjutkan adegan sok cool tersebut dan kembali menghampiri kasur di pojok ruangan.

Masih dalam keadaan menelpon, ia memutar bola mata malas mendengar celotehan orang yang ia panggil Bakagami.



'Jadi lu dimana?'

"Lagi di rumah [name],"

'EH BUJUQ SI DEQILLUEE SATU NIH! NGAIN LU DI RUMAH ADEQ GUE EOI!! EH TUNGGU SEKARANG DAH JAM 4 SORE-- DI JEPANG SEKARANG LAGI JAM 2 MALAM KAN?! WOI! NGAPAIN LU DI SANA!!!!'

Aomine tersentak mendengar teriakan Kagami yang langsung membuat telinganya dengung. Teriak gak kira-kira, pas banget lagi telepon genggamnya nempel di telinga.

Ia jauhkan segera telepon yang dipegang dan tetap masih kedengaran teriakan Kagami yang sedang mengomelinya.

Cepat-cepat ia usapkan telinganya agar dengungan itu hilang, kemudian kembali mendekatkan teleponnya setelah amarah Kagami sedikit mereda.

'Ngapain lu ke rumah [name]?'

Aomine menelan ludah, kaget dengan telepon yang seakan mengeluarkan aura hitam dari suara Kagami. Ternyata Bakagami itu siskon.....

Crazy Me 'cause KISEDAI [KnBXreader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang