11

23.5K 1.4K 63
                                    

"Kenapa tiba-tiba perasaan ku jadi gak tenang gini ya," Batinku.

#

Saat ini aku sudah berada di depan ruangan Ms. Zella, untuk sepersekian detik aku terdiam menatap pintu mewah tersebut.

Diam.

Hanya diam.

Tarik nafas.

Lalu keluarkan.

Entah kenapa kali ini perasaan ku menjadi tidak tenang, aku merasa sangat gugup. Padahal aku sudah memasuki ruangan itu sebanyak 2 kali dan sekarang untuk yang ke 3 kalinya.

Setelah meyakinkan diriku sendiri, aku pun mengetuk pintu. Lalu terdengar suara "Masuk," dari dalam. Aku pun langsung membuka pintu dan mendapati Ms. Zella yang sedang duduk di meja kerjanya. Ms. Zella melihat ke arah ku sekilas lalu langsung menyuruh ku untuk duduk dihadapannya.

Saat ini Ms. Zella sedang menatap ku dengan tatapan yang benar benar tidak bisa diartikan. Lalu kemudian Ms. Zella memberiku sebuah cincin. Cincin tersebut sangat indah dengan permata berwarna ungu kemerahan dengan dua buah kristal putih di samping kanan kirinya.

"Cincin ini untukmu, pakailah dan jagalah dengan baik," Ujar Ms

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cincin ini untukmu, pakailah dan jagalah dengan baik," Ujar Ms. Zella yang tentunya membuat ku kebingungan.

"Kenapa anda memberikan saya cincin ini Ms?" tanyaku dengan ekspresi wajah bingung.

"Pasti banyak pertanyaan yang ada di pikiran mu saat ini, akan kujelaskan sedikit," Ucap Ms. Zella dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

"Lucky, cincin itu bukan dariku, melainkan dari ibumu. Cincin itu diberikan padamu agar kelak kau bisa menyelamatkan Wunderinsel dari hal hal yang tidak diinginkan," Lanjut Ms. Zella yang hanya membuat diriku semakin bingung.

"Ibuku? apakah maksud anda adalah ibu angkat ku yang ada di bumi? Dan kenapa aku yang akan menyelamatkan negri ini?" Tanyaku dengan kening yang berkerut.

"Maksud ku adalah ibu kandung mu Lucky, aku yakin kau pasti masih bingung. Tapi, percaya lah suatu saat kau akan tau semuanya. Sekarang, kembali lah ke asrama," Ucap Ms. Zella seraya mengakhiri ucapan nya. Hm, lebih tepatnya mengusir ku secara halus.

#

Setelah aku keluar dari ruangan Ms. Zella, aku langsung bergegas menuju asrama untuk menyusul teman-teman ku. Tetapi seketika itu, aku mengurungkan niat. Bukan tanpa alasan, tetapi karena aku mendengar suara piano. Suara piano itu begitu indah dan membuat siapa pun yang mendengar nya seakan terhipnotis untuk menuju ke asal suara.

Aku yang sudah seperti terhipnotis pun segera mencari asal suara tersebut. Dan setelah aku berjalan cukup lama, sampailah aku pada sebuah ruangan berpintu kaca. Aku melihat ke dalam dan mendapati 2 orang sedang bermain piano, yang satu mengajarkan dan yang satunya lagi diajarkan. Sangat romantis.

Aku pun mendekat, semakin mendekat sampai aku bisa melihat kedua orang tersebut. Dan seketika itu dunia ini terasa berhenti berputar. Untuk sepersekian menit aku diam menatap kedua orang tersebut. Sakit hati muncul di dalam benakku. Orang tersebut tidak lain adalah Smith, dan yang satunya lagi adalah seorang wanita cantik berambut perak kekuningan dengan mata berwarna hijau. Lalu tiba-tiba cairan bening keluar dari pelupuk mataku, aku yang sudah tidak tahan melihat nya pun langsung lari tak tentu arah. Hanya sakit yang kurasakan saat ini, aku tak tahu mengapa ini bisa terjadi.

"Perasaan apa ini ya dewa? kenapa sangat sakit?" Gumam ku seraya berlari menjauh dari tempat tersebut.

AUTHOR POV

"Kenapa perasaan ku mendadak seperti ini, terasa sesak," Gumam Smith.

Lalu Smith pun mulai melihat lihat sekeliling, dan matanya terpaku pada seorang gadis yang meninggalkan pintu ruangan yang ditempatinya saat ini seraya berlari dan sepertinya wanita tersebut menangis.

Smith tak tahu wanita itu siapa, yang ia tahu wanita tersebut memakai seragam dengan warna cyan dan juga memiliki rambut hitam.

"Apakah itu Lucky?" Batin Smith dengan ekspresi datarnya.

"Leony, kakak harus pergi, kau berlatih lah sendiri," Ucap Smith pada wanita berambut perak seraya pergi dari ruangan tersebut.

"Baik kak," Jawab Wanita tersebut seraya melanjutkan permainan piano nya.

#

Disisi lain.

Saat ini Lucky berada di taman yang sama seperti tadi pagi. Ia sedang memikirkan perasaan nya yang begitu aneh akhir-akhir ini terhadap Smith.

Lalu tiba-tiba ada yang menepuk bahu Lucky, Lucky pun terlonjak kaget.

"Tenanglah Lucky, aku tidak akan memakan mu," Ucap wanita berambut merah tersebut dengan cengengesan.

"Oh kau Maggie, ada apa? Kenapa kau kemari?" Ucap Lucky dengan wajah datar.

"Tadi aku hanya berjalan-jalan disekitar sini dan kebetulan melihatmu. Apa kau sedang ada masalah? Coba ceritakan padaku, mungkin aku bisa sedikit membantu," Ucap Maggie dengan ramah.

"Apa kau pernah merasakan perasaan yang aneh sebelumnya," Ucap Lucky dengan tatapan kosong.

"Perasaan aneh bagaimana maksudmu?" Tanya Maggie dengan bingung.

"Ya perasaan aneh, misal kau melihat seseorang sedang bersama orang lain, lalu tiba-tiba kau merasakan sakit di bagian dadamu?" Ucap Lucky yang langsung menoleh ke Maggie.

"Apa yang kau maksud sakit hati? Kau melihat seorang laki-laki yang kau suka sedang bersama perempuan lain? Begitukan maksud mu?" Ucap Maggie yang memang sudah pro dalam urusan tersebut.

"Ya begitulah, perasaan apa itu sebenarnya?" Ucap Lucky dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Itu namanya cinta Lucky, apa kau belum pernah merasakan nya? Kau begitu polos, kalau boleh tau siapa pemuda itu?" Ucap Maggie dengan senyum yang menggoda Lucky.

"Cinta? Aku memang belum merasakannya, apa kau yakin itu yanng dinamakan cinta?" Ucap Lucky dengan pipi yang sudah memerah.

"Iya Lucky, kau sedang jatuh cinta. Lihatlah pipi mu yang memerah itu," Ucap Maggie yang diikuti dengan tawa yang menggelar. "Siapa pemuda itu?" Lanjut Maggie yang sudah berhenti tertawa.

"Hm, suatu saat kau akan tahu. Janji padaku kalau kau tidak akan memberitahukan ini kepada semua orang terutama Stef dan Belle," Ucap Lucky seraya mengulurkan tangan.

"Baiklah janji," Ucap Maggie antusias seraya menerima uluran tangan Lucky.

Dan tanpa mereka sadari, seorang pemuda dengan rambut coklat sudah mendengarkan seluruh obrolan mereka. Senyum tipis pun keluar menghiasi wajah dingin pemuda tersebut.

*Lucky nya polos kek author, gak tau cinta-cintaan gitu, wkwk*

Pic Leony

Makasih para readers, tinggalkan jejak jangan lupa.

RUBY'S ACADEMY (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang