16

19.9K 1.3K 9
                                    

2 minggu sudah berlalu, pembelajaran pun tetap berjalan seperti biasanya. Tetapi keadaan Lucky masih sama seperti 2 minggu yang lalu, yaitu koma. Semua teman teman nya hilir mudik bergantian untuk menjenguk nya, termasuk juga Ms. Zella.

Saat ini, pelajaran sedang berlangsung. Tetapi lelaki dengan mata biru dan rambut coklat itu nampak berjalan tenang menuju ruang kesehatan. Siapa lagi kalau bukan Smith, entah kenapa dirinya tidak pernah absen menjenguk Lucky yang sedang koma.

Saat sudah sampai di depan pintu dengan cat berwarna putih, Smith masuk dan melihat tubuh Lucky yang masih sama seperti hari hari sebelumnya. Ia langsung menghampiri Lucky dan duduk disebelah nya, tak lupa pula ia menaruh sebuah surat dengan bunga mawar yang menghiasi surat itu. Setiap kali Smith menjenguk Lucky, ia selalu menaruh surat yang sama di atas meja.

Smith mengamati wajah Lucky yang tampak polos dan tenang, lalu tiba tiba wajah polos itu bergerak. Dari gerakan pelan sampai gerakan cepat dengan suara rintihan dari mulutnya. Smith yang terkejut pun hanya bisa menggenggam tangan dingin Lucky. Lalu mata biru dari wajah polos itu pun terlihat. sepersekian detik tidak ada suara di antara mereka, kedua mata biru itu pun saling menatap rindu satu sama lain.

"Smith? Kenapa aku ada di sini?" Ucap suara dari mulut wajah polos tersebut.

"Aku akan panggilkan Sena," Ucap suara dingin yang mengabaikan pertanyaan Lucky dan langsung pergi dari ruangan.

*Sena itu sebutan untuk dokter di dunia sihir, dia bisa mengobati dan membuat ramuan*

Sena dan para perawat lainnya segera memasuki ruangan, mereka memeriksa keadaan Lucky dengan serius.

"Syukur lah, kau sudah bangun. Setelah ini kau akan ku antar ke asrama mu," Ucap Sena tersebut dengan wajah ramah.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Lucky untuk kedua kalinya.

"Kau koma selama 2 minggu, itu semua di sebabkan karena kau menggunakan energi mu secara keseluruhan,"

"Lalu dimana Smith? Apa dia tidak ikut bersama kalian?" Raut wajah bingung langsung menghiasi wajah polos tersebut.

"Dia tadi yang memanggil kami, setelah itu dia pergi,"

"Bereskan barang-barang mu terlebih dahulu. Saat kau koma, teman-teman mu selalu memberikan sesuatu padamu," Lanjut Sena tersebut.

Dan benar saja, di atas meja nya saat ini terdapat banyak sekali hadiah. Mulai dari coklat, mawar yang sudah hampir layu, surat, dan hadiah lainnya yang terbungkus cantik disana.

Setelah membereskan semuanya, Lucky langsung diantar oleh Sena menuju asrama nya. Beda nya, Sena mengantar nya menggunakan teleport. Jadi, dengan beberapa detik, kami berdua sudah sampai di depan pintu dengan nomor 99.

"Banyak lah beristirahat, aku pergi dulu," Ucap Sena tersebut yang tiba tiba langsung hilang.

Lucky pun langsung membuka pintu itu, dan langsung menuju kamarnya untuk menaruh hadiah hadiah tersebut. Saat ini, asrama Lucky sepi karena Stefani dan Belle sedang berada di gedung academy untuk belajar.

#

Di taman, tepatnya sedang duduk di bangku taman dengan perasaan yang campur aduk, dan tentunya berhasil ditutupi dengan wajah dingin yang dimiliki. Ya, dia adalah Smith. Setelah memanggil Sena, ia langsung berjalan ke arah taman dengan rumput berwarna merah.

"Apa yang terjadi denganku? Kenapa aku jadi malu saat Lucky melihat ku? Seharusnya aku senang, karena orang yang pertama kali dia lihat adalah aku," Batin Smith dengan perasaan yang tidak bisa di artikan.

Lalu tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahunya. Saat di toleh, ternyata yang menepuk bahunya adalah Ms. Zella.

"Kau membolos pelajaran? Ikut ke ruangan ku untuk mendapatkan hukumnya," Ucap tegas Ms. Zella.

Smith dengan wajah dinginnya hanya mengangguk dan segera mengekor di belakang Ms. Zella.

Saat sudah berada di ruangan Ms. Zella, Smith dipersilahkan duduk di sofa empuk berwarna merah.

"Kenapa kau membolos?" Tanya Ms. Zella yang sudah duduk di samping Smith.

"Tidak ada alasan," Raut dingin itu selalu menghiasi wajah nya yang datar.

"Apa kau tidak mau membela diri?" Tanya Ms. Zella sambil menghela nafas kasar.

"Tidak," Singkat, padat, jelas.

"Baiklah kalau begitu. Kau adalah murid pandai di academy ini, jadi hukuman mu tetap akan menguntungkan academy ini," Ucap Ms. Zella dengan wajah tegas.

"lalu?"

"Hukuman mu adalah, kau harus pergi bersama Lucky ke Kerajaan Putih, kau yang akan menemani nya," Ucap Ms. Zella yang membuat wajah Smith semakin datar.

"Kenapa harus aku?" Wajah itu tetap pada posisinya, dingin dan datar.

"Karena aku mempercayai mu keponakan ku," Ucap Ms. Zella dengan senyum yang mengembang.



Haloo, maaf ya update nya lama. Author lagi sibuk untuk persiapan unas, jadi mohon di maklumi kalau update nya jarang.

Tunggu kisah selanjutnya, apakah Smith mulai menyukai Lucky? Dan apa yang terjadi saat di kerajaan putih?

terimakasih.

RUBY'S ACADEMY (END)✔️Where stories live. Discover now