5.5 : Mas Fajar • Fajri

4K 480 98
                                    

Sesampainya Rian di kelas Fajar, dia melihat anak itu sedang menelungkup di atas meja. Buru-buru Rian mengambil posisi, duduk di kursi Jonatan dan tangannya mengelus surai belakang Fajar. Dia tahu mood Fajar pasti sedang tidak bagus akibat pertengkaran dengan Jonatan tadi.

Cukup lama mereka dalam posisi itu, Rian yang menenangkan Fajar dan Fajar yang masih berdiam diri, meski dia tahu bahwa Rian sekarang sedang berada di sisinya. Tidak ada yang berbicara, di antara mereka hanya terisi ributnya anak-anak saat istirahat ke dua dan pengeras suara masjid yang mulai mengumandangkan adzan zuhur. Rian memberi senyum maklum saat satu dua teman Fajar ada yang hendak menghampiri, sekedar mengajak main, ke kantin, atau membicarakan eksul, tapi saat melihat kondisinya sedang kurang cocok, mereka meninggalkan pasangan itu.

"Zuhur yuk?" Ajak Rian.

"Hmm." Gumam Fajar asal.

Rian menghela napas, dia harus ekstra sabar jika sudah berhadapan dengan Fajar yang sedang ngambek seperti ini.

"Ayo, nanti ketinggalan imam-an loh," Bujuk Rian lagi.

Fajar merubah posisi, menatap langsung ke arah Rian, "Gampang nanti imam-an sama aku aja."

Mendengar itu, Rian langsung cemberut, "Gak bisa, aku nanti pelajaran sejarah abis ini, kamu tau kan kelas pak Jaya gak boleh telat masuk. Mau itu solat ata—"

"Yaudah, ayo solat sekarang deh," Kata Fajar sambil merapikan seragam bagian depan yang lecek.

Rian langsung mengulas senyum menawannya, "Nah gitu dong. Ke kelas aku dulu yuk?" Ajak Rian dengan nada yang kelewat senang, akibat berhasil membujuk Fajar.

Melihat orang tersayangnya tersenyum senang seperti itu, mau tidak mau Fajar juga ikut menarik sudut bibirnya, "Ayuk."

***

"Loh?"

Rian menaikan kedua alisnya bingung saat melihat tidak ada Anthony di kelas. Seingatnya saat ia keluar tadi, Anthony masih asik ngobrol hal-hal tidak berfaedah bersama dengan orang-orang tidak berfaedah pula. Tapi sekarang, Bayu tidak ada, begitu juga dengan Apri dan Gloria. Tinggal menyisakan Kevin dan Marcus. Si pipi bakpao sedang mengernyitkan dahi, sok ngerti membaca proposal milik Marcus. Sedangkan yang punya proposal, Rian yakin pasti sedang ditawan oleh Kevin, tidak boleh untuk pergi ke ruang osis.

"Onik gak sama kalian?" Tanya Rian.

Pertanyaan yang membuat Marcus mengalihkan tatapannya dari Kevin, "Ke kantin sama Jojo, belom balik dari tadi."

Rian menahan napas mendengar jawaban Marcus. Anthony ke kantin sama Jonatan? Makan bareng gitu? Rian benar-benar kaget mengetahuinya.  Dia takut-takut melirik ke arah Fajar, tapi untungnya Fajar terlihat tidak terganggu. Dia justru sibuk mengusili Kevin.

"Pin—eh jangan," Rian menggeleng, "Koko aja deh. Ko, nanti kalo Onik dateng, bilang ke dia tugas sejarah punya Rian ambil aja di tasnya gitu ya ko." Pesan Rian kepada Marcus, tidak percaya dia kalau titipnya ke Kevin.

Marcus mengangguk paham, "Kalo gua belom balik ke kelas ya Yan."

"Lagi pacaran gitu, mana inget dia sama tugas," Celetuk Kevin dengan asal.

"Ye! Emang elu!" Sahut Fajar menimpali, sambil menoyor kepala Kevin.

Belum sempat Kevin membalas perbuatannya, Fajar buru-buru menarik Rian pergi keluar kelas, tidak lupa kekehan meledeknya yang membuat Kevin semakin kesal melihatnya.

[TAMAT] Masih SMA! Where stories live. Discover now