2

4.5K 963 67
                                    

"I'll be with you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"I'll be with you."

•••

"Percaya tidak, jika kamu berdo'a ketika hujan turun dengan deras, Tuhan akan mengabulkan permintaanmu?"

Sebuah pertanyaan yang meluncur bebas dari belah bibir Winwin membuatmu dan Jihyo terkekeh pelan. Pasalnya, pemuda itu selalu berkata tentang hal-hal di luar batas pikir—terkadang.

Mengendikkan bahu, kamu memperhatikan Winwin yang kini melipat tangannya di atas meja sembari menatapmu juga Jihyo bergantian.

"Jika aku menjawab bahwa aku ingin seseorang dari hidupku berubah, bagaimana?"

Kedua orang itu sontak mengalihkan tatapannya padamu. Jihyo bahkan menatapmu khawatir. Tangannya terulur guna menggenggam erat tanganmu di bawah meja.

"Lee Taeyong itu berulah lagi, ya?" tanya Winwin. Setiap membahas Taeyong, emosi Winwin menjadi tidak terkendali. Pemuda itu bisa saja menghabisi kekasihmu jika tidak ingat kamu akan turut membencinya seumur hidup.

Kamu mengangguk, tersenyum tipis dan menunduk setelahnya. "Dia selalu memanggil nama 'Jennie' saat bersamaku. Siapa Jennie? Kenapa—"

"Kitten!"

Sebuah derap langkah yang tergesa-gesa tertangkap oleh indera pendengaranmu. Kamu tahu siapa yang memanggil, namun untuk sekedar mengangkat kepala kenapa rasanya sulit sekali?

"Hei, kitten? Kamu sakit?"

Alih-alih membiarkanmu mendongak dan menjawab, Jihyo sudah lebih dulu menatap Taeyong dengan tatapan datarnya. Gadis dengan potongan rambut se-leher itu mendengus pelan, iris cokelat miliknya bertubruk tepat dengan milik Taeyong.

"Apa lagi yang kamu lakukan pada sahabatku, Lee Taeyong?" tanya Jihyo tepat setelah kamu balik mengenggam tangannya erat.

Taeyong mengerutkan keningnya. "Memang apa yang aku lakukan?"

Winwin tertawa sinis, sebelah tangannya dia gunakan untuk bertopang dagu sembari memperhatikan pemuda dengan surai kelam di hadapannya.

"Kamu ini bodoh atau dungu? Atau lebih buruk dari keduanya? Kenapa hal seperti ini saja—"

"Winwin, sudah..."

Pemuda China itu membelalakkan matanya dengan ekspresi tidak percaya ke arahmu. Sedetik kemudian dia mengehela napas dan mengibaskan tangannya.

Kamu tersenyum, mengucapkan terima kasih tanpa suara pada Winwin dan menoleh ke belakang,  di mana Taeyong berdiri.

"Tae, kelas akan dimulai beberapa menit lagi. Cepat kembali ke tempat dudukmu dan—"

Taeyong menggeleng pelan. "Aku belum mendapat ucapan selamat pagi darimu."

Terkekeh pelan, kamu mengangguk dan tersenyum. "Selamat pagi, Taeyong."

"Selamat pagi juga, Jennie."

Baik kamu, Jihyo, maupun Winwin terdiam saat Taeyong selesai bicara sembari mendaratkan satu kecupan di pipimu.

Setelah kekasihmu berlalu, Jihyo merangkul bahumu erat.

"Jangan bersedih, aku disini."

Winwin menepuk kepalamu lembut. "Jangan lupa aku juga di sini, manis."

- Morosis -

Season Series - January 2019

Season Series - January 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Season Series] | Morosis - Taeyong VersionWhere stories live. Discover now