4

3.7K 912 71
                                    

"She's not 'her'! She's my best friend!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"She's not 'her'! She's my best friend!"

•••

Seberapapun kamu membenci Taeyong, kamu akan selalu menyayanginya—ralat, mencintainya. Kamu akan melakukan apapun untuknya asal dia bahagia dengan apa yang kamu lakukan.

Sama seperti saat ini, dimana kamu tengah menemaninya bermain basket di lapangan sekolah saat malam hari. Kamu lelah sekali, baru saja akan beranjak pulang dari tempat les, Taeyong—yang menunggumu di dekat tempat les mu—sudah lebih dulu menarik tanganmu kembali menuju sekolah.

Tatapan memelas Taeyong saat itu membuatmu mengangguki permohonannya dan menunggunya yang tengah bermain basket.

Tubuhmu terasa sakit, dan saat ini suhu tubuhmu kian naik karena kelelahan juga karena kehujanan beberapa hari belakangan. Kamu menggigil ketika angin malam bertiup kencang, wajahmu mulai memucat.

"Tae..."

Gerakan Taeyong terhenti, kepalanya menoleh ke arahmu. "Ya?"

Kamu menelan ludah sebelum bicara, astaga, bahkan kerongkonganmu terasa sangat kering.

"Bisakah kita pulang sekarang? Sepertinya aku—"

Taeyong mengangkat sebelah alisnya. "Bukankah kamu menyukai saat-saat dimana aku bermain basket?"

Kamu menggeleng. "Aku tidak—"

"Kamu selalu mengatakannya, kitten. Jennie-ku selalu menyukai saat dimana Taeyong-nya bermain basket. Iya, 'kan?"

Ucapan Taeyong membuat kepalamu terasa pening. Ingin menangis pun rasanya sia-sia, pemuda itu...tidak akan mengerti.

Maka saat Taeyong kembali bermain dengan si bola oranye, kamu meraih ponsel di saku mantelmu dan mengirim pesan singkat pada seseorang.

"Jennie lihat! Aku berhasil mencetak tiga angka, posisiku keren! Hahaha!"

Matamu memejam erat, dadamu semakin terasa sesak. Nama itu lagi. Selalu saja nama itu yang terlintas di benak Taeyong. Lantas kapan...namamu akan terlintas di benaknya?

Tepat saat kamu tidak dapat menahan kesadaranmu lebih lama, seseorang yang kamu kirimi pesan datang sembari berlari dengan tergopoh-gopoh.

"(Y/n)!"

Tubuhmu ambruk ke lapangan sekolah. Menyebabkan bunyi bedebum yang cukup keras hingga Taeyong menghentikan permainannya.

"Kitten!"

Dirinya begitu panik hingga melempar asal bola yang dipegangnya tadi. Baru saja dia akan menarikmu dalam rengkuhannya, seseorang lebih dulu menahan tubuhnya dan memberikan satu pukulan telak di rahang kanannya.

"Apa yang kamu lakukan, brengsek?! Dia sakit, dan kamu memaksanya untuk menemanimu di malam yang dingin seperti ini?! Kamu gila?!" pekik Winwin frustasi. Matanya memerah karena emosi dan menahan tangis.

Taeyong melirik ke arahmu yang kini tidak sadarkan diri dengan wajah pucat.

"Dia sakit? Tapi Jennie—"

Geram dengan pemuda di hadapannya, Winwin kembali memberikan satu pukulan hingga sudut bibir Taeyong mengeluarkan darah.

"Dia bukan Jennie, sialan! Dia (Y/n)! Sahabat bodohku yang mencintaimu walaupun kamu tidak mencintainya!"

Puas memaki, Winwin berbalik guna mengenakan tas milkmu dan mengangkat tubuhmu cepat. Dia berjalan meninggalkan Taeyong yang masih bergeming dengan denyutan di separuh wajahnya.

"(Y/n)..."

- Morosis -

Season Series - January 2019

Season Series - January 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Morosis - Taeyong VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang