8

4.1K 897 84
                                    

"Hey, new friends

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hey, new friends."

•••

Hening.

Hanya deru angin yang terdengar jelas dari kantin sekolah yang sudah sepi. Sekolah sudah dibubarkan empat puluh menit yang lalu.
Tiga orang yang kini duduk saling berhadapan, masih terdiam, enggan melontarkan sepatah katapun hingga salah satu di antara mereka memecah keheningan.

"Katakan padaku, apa yang sebenarnya kamu inginkan dari (Y/n), Lee Taeyong?" tanya Winwin dengan nada suara yang mengintimidasi. Jihyo mengusap bahu Winwin, turut memperhatikan Taeyong yang menunduk di hadapannya.

"Kalian tahu bukan?" Taeyong menghela napas pelan. "Dia sangat mirip dengan Jennie. Aku menemukan, Jennie-ku. Aku tidak ingin kehilangan dia lagi."

Winwin berdecih. Jantungnya begitu nyeri ketika nama sahabatnya itu Taeyong ucapkan.

"Dengar, Taeyong. Dia-" Winwin menelan saliva-nya sebelum melanjutkan, "-dia bukan Jennie. Dia (Y/n). Dia sangat mencintaimu bahkan ketika kamu terus menyebut nama gadis lain, dia tidak pernah meninggalkanmu. Ketika kamu memaksanya melakukan hal yang tidak dia sukai pun, dia tidak pernah protes!"

Jihyo menahan tangisnya, memejamkan mata saat Winwin mulai memekik.

Taeyong menggeleng. "Dia menyukai semua yang-"


"Dia benci olahraga, dia suka hujan, dia tidak suka basket, dan aku jamin dia akan mulai tidak suka dipanggil kitten jika tahu untuk siapa sebenarnya nama panggilan itu!"

Di lain sisi, Taeyong tertawa pelan. Merasa dipojokkan oleh seorang yang dia kenal baik. Maka dengan satu gerakan, pemuda Lee itu mendongak. Menatap Winwin dengan pandangan geli.

"Lantas apa bedanya dengan kalian? Saat pertama kali melihatnya, kalian langsung mengajaknya berteman. Bukankah kalian juga menganggapnya sebagai Jennie? Jennie-ku yang pergi? Jennie yang sangat aku cintai? Aku tidak pernah menganggapnya sebagai kekasih, aku menganggapnya sebagai Jennie!"

Jihyo bangkit, melepaskan satu tamparan kuat pada pipi kanan Taeyong hingga pemuda itu menoleh ke kiri. Bibirnya dia gigit setelah melihat rona merah di pipi si pemuda. Jihyo mulai terisak pelan.

"Jennie sudah tiada, Lee Taeyong! Berhenti menjadikan orang lain sebagai pelarianmu! Hentikan! Dia pantas bahagia, dia pantas kamu sayangi. Kamu bahkan diberi kesempatan oleh Tuhan untuk jatuh cinta lagi, tapi nyatanya, kamu merusak kesempatan itu!" pekik Jihyo di sela tangisnya. Bahunya bergetar hebat, jantungnya berdenyut nyeri. Pemuda di hadapannya benar-benar membuatnya sakit hati.

Di luar bayangan, Taeyong tertawa sangat keras. Dia menutup wajahnya dengan satu tangan sebelum menatap kedua sahabatnya dengan nyalang.

"Dia bodoh! Jika memang tahu aku memperlakukannya berbeda, seharusnya pergi saja! Ah, tapi aku yang menahannya. Kalian tahu kenapa? Karena dia Jennie! Dia milikku! Selamanya milikku! Dia bukan (Y/n), aku tidak mencintainya! Persetan dengan semua yang sudah dia lakukan untuk bertahan bersamaku, aku hanya mencintai Jennie. Sama seperti kalian, bukan? Kalian hanya melihatnya sebagai Jennie! Kalian tidak menyanyanginya dengan tulus!"

Tepat setelah Taeyong selesai berteriak, sebuah suara berdebum cukup kuat mengalihkan pandangan mereka. Kamu di sana, menjatuhkan sebuah minuman kaleng yang akan kamu berikan pada Taeyong saat itu.

"(Y/n)..." cicit Winwin. Jihyo kembali menitikkan air matanya saat melihat ekspresimu yang begitu terkejut.

Winwin bangkit dan menghampirimu yang kini mengepalkan tangan kuat-kuat. "(Y/n) ini tidak seperti-"

"Berhenti di sana Dong Sicheng." Kamu menatap nanar pada Winwin. Sebuah senyuman tipis terukir di bibirmu yang bergetar karena menahan tangis.

"Jadi...ini alasannya? Alasan kalian ingin berteman denganku, juga alasan kenapa-Taeyong ingin aku jadi kekasihnya." Kamu menelan saliva-mu yang terasa pahit. "Aku mengerti. Apa aku semirip itu dengan Jennie? Apa aku memang tidak memiliki daya tarik tersendiri?"

Jihyo semakin terisak sedangkan Taeyong menunduk, menghindari tatapanmu yang terlihat begitu terluka.

Winwin menggeleng kuat, dirinya pun mulai menangis. "Tidak! Aku menyayangimu! Kamu punya tempat yang berbeda dengan Jennie!"

Kamu tertawa lirih, mengangguk. "Baiklah. Senang berkenalan dengan kalian, tolong, mulai sekarang ingatlah bahwa aku (Y/n) bukan Jennie. Aku akan tetap berteman dengan kalian, berpura-pura bahwa hal ini tidak terjadi. Dan Lee Taeyong-"

Taeyong mendongak, menoleh ke arahmu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Terima kasih sudah menjadi kekasihku. Jika kamu ingin hubungan ini berakhir, beritahu saja aku."

- Morosis -

Season Series - January 2019

Season Series - January 2019

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[Season Series] | Morosis - Taeyong VersionWhere stories live. Discover now