5

3.8K 890 66
                                    

"Can you just

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Can you just...stop hurting her?"

•••

"Apa masih sakit? Sudut bibirmu pasti berdarah kemarin. Biar kubersihkan dulu."

Tanganmu dengan terampil mengobati luka Taeyong di ruang kesehatan saat jam istirahat tiba. Iris hazel milik Taeyong terus memperhatikan kontur wajahmu, merekam dengan jelas di otaknya bahwa ini...dirimu.

"Kamu bertengkar dengan siapa sampai babak belur se—"

"(Y/n)?"

Kamu tersentak saat Taeyong memanggil namamu tanpa kendala. Dengan ragu, kamu balas menatap Taeyong seraya mengerjapkan matamu beberapa kali.

"Y-Ya?"

"Apa aku sudah banyak menyakitimu?"

Dengan tegas, kamu menggeleng dan tersenyum lebar. "Tidak, kamu tidak pernah menyakitiku."

Taeyong turut tersenyum, dia mengusap pipimu lembut seraya berbisik, "kamu cantik. Seperti Jennie..."

Untuk kesekian kalinya, kamu harus menelan pil pahit dari perlakuan Taeyong padamu. Tentu saja. Mana mungkin dia memanggil namamu tanpa embel-embel nama gadis lain di belakangnya?

Dengan tangan gemetar, kamu menyelesaikan pekerjaanmu dengan cepat.

"Selesai!" ujarmu dengan suara serak. "Lekas sembuh, aku akan kembali ke kelas. Jihyo dan Winwin pasti menungguku."

Seperginya kamu dari UKS, Taeyong menatap kosong ke arah pintu yang baru saja tertutup beberapa detik lalu. Dadanya bagai terhimpit dinding, ada sesak yang tidak dapat digambarkan di sana.

Baru saja pemuda Lee itu akan membaringkan tubuhnya, pintu UKS kembali terbuka. Menampilkan seseorang yang amat dia kenal.

"Jihyo?"

Gadis yang dipanggil menatap datar pada sang pemuda. Kakinya terus melangkah semakin masuk ke ruangan yang dia benci setengah mati.

"Ada ap—"

"Bisakah kamu berhenti menyakitinya, Lee?"

Taeyong mengerutkan keningnya hingga kedua alisnya nyaris menyatu. "Aku tidak mengerti."

Jihyo menunduk sesaat, bahunya bergetar dan berkata dengan suara serak, "tolong berhenti... Berhenti menyakiti sahabatku, Taeyong... Aku mohon..."

Gadis itu mendongak dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

"Dia juga sahabat yang sangat aku sayangi selain Jennie. Apa kamu mencintainya? Jika kamu...memang tidak mencintainya—tolong lepaskan dia agar dia bahagia."

Taeyong terdiam. Raut bingungnya berubah menjadi datar dalam hitungan detik. Dia mengetatkan rahangnya seraya membuang pandangannya ke arah lain.

- Morosis -

Season Series - January 2019

Season Series - January 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Morosis - Taeyong VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang