7

3.9K 828 47
                                    

"Hey, um—would you be my girlfriend?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, um—would you be my girlfriend?"

•••

Satu tahun berlalu dengan cepat. Seorang Taeyong berubah menjadi pribadi yang dingin dan tidak tersentuh. Jarang bicara, juga selalu pulang tepat setelah bel berbunyi—yang mana bukan Taeyong sekali karena biasanya dia akan pergi bermain terlebih dahulu sebelum pulang.

"Kudengar hari ini ada murid baru."

Winwin dan Jihyo saling pandang sebelum mengangkat bahu tidak peduli. Berusaha masa bodoh dengan pembahasan teman sekelas mereka tentang murid baru.

Taeyong sendiri hanya melamun menghadap jendela tanpa menghiraukan apapun. Hingga atensinya sedikit teralihkan saat keadaan kelasnya berubah sunyi dan seorang guru masuk ke kelasnya, membawa seorang murid baru.

"Perkenalkan dirimu."

Gadis yang tubuhnya terbalut seragam —persis dengan yang dikenakan siswa lain—itu tersenyum dan membungkukkan tubuhnya sekilas.

"Namaku (Y/n), baru pindah ke daerah ini satu minggu yang lalu. Semoga kita bisa berteman baik."

Winwin dan Jihyo mengerjap bersamaan, mereka serempak menolehkan kepalanya ke arah Taeyong, yang entah sadar atau tidak, kini sudah memasang sebuah senyum tipis dari tempat duduknya.

- Morosis -

"Hai! Aku Winwin, dan ini Jihyo. Salam kenal!"

Kamu mendongak, tersenyum manis hingga membuat Jihyo juga Winwin membatu selama beberapa saat.

"Halo! Aku (Y/n), salam kenal juga Winwin, Jihyo."

Jihyo mengerjap beberapa kali sebelum menarik kursi dan duduk di sampingmu. Tatapannya terlihat sendu namun juga sarat akan kebahagiaan.

"Mau menjadi teman kami?" tanya Jihyo yang langsung kamu jawab dengan anggukan semangat. Jihyo menarikmu dalam pelukannya dengan Winwin yang mengulas sebuah senyum tipis.

Begitu pelukan terurai, seorang siswa duduk di hadapanmu. Kamu memberikan tatapan bertanya, masih dengan senyum yang tergambar jelas di wajahmu.

"Hai. Aku Lee Taeyong. Um—apa kamu mau menjadi kekasihku?"

Pertanyaan yang meluncur dari belah bibir Taeyong membuat Winwin maupun Jihyo membelalakkan matanya.

Kamu berdeham gugup, menggeleng pelan setelahnya. "Aku belum mengenalmu."

"Kalau begitu kita bisa berkenalan lebih jauh sebelum berkencan. Bagaimana?"

Tanpa disadari dan diluar dugaan, kamu mengangguk setuju. Membuat Taeyong mengulas senyum lebih lebar dari sebelumnya. Tangannya terulur untuk mengusap kepalamu lembut.

"Kamu sangat manis seperti anak kucing. Bagaimana jika kupanggil , Kitten?"

Mengendikkan bahu, kamu tertawa pelan. "Unik. Terserah padamu."

"Bailah, Kitten. Ayo kita berkenalan lebih jauh!"

- Morosis -

Butuh sekitar empat bulan lamanya, Taeyong mendekatimu hingga akhirnya menjadi kekasihmu. Begitupula Winwin dan Jihyo yang kini menjadi sahabatmu. Kalian ber-empat bahkan selalu pergi kemana pun bersama.

Namun enam bulan sebelum ujian kelulusan, Taeyong mulai memanggilmu dengan nama lain. Jennie.

Entah siapa yang dia sebutkan. Siapa yang dia pikirkan saat bersamamu. Kamu tidak tahu, dan tidak peduli—pada saat itu.

Berbeda dengan perhatiannya saat pertama kali dekat, Taeyong selalu membatasi kegiatanmu. Bahkan melakukan hal yang tidak begitu kamu sukai saat bersamanya.

Kamu suka hujan, namun dia berkata kamu membencinya.

Kamu tidak suka olahraga, namun Taeyong bersikeras bahwa kamu sangat menyukai hal itu.

Kamu tidak begitu suka dengan permainan basket, namun Taeyong selalu mengatakan bahwa kamu menyukainya kala pemuda itu bermain bola oranye.

Semenjak kamu protes akan panggilan Jennie yang dia lontarkan padamu, Taeyong semakin gencar menyebut nama itu saat bersamamu.

Kamu tidak mengerti. Apa hubunganmu dengan...Jennie?

- Morosis -

Season Series - January 2019

Season Series - January 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Morosis - Taeyong VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang