Tahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wes membuka jendela ruang kepala sekolah, membukakan jalan kami untuk masuk.
"Pst, masuk!" bisik pemuda itu, setengah berseru.
Kami semua memanjat masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan melihat ke sekeliling.
Di dalam ruangan ini, terdapat satu meja kerja dengan komputer. Di sisi lain, terdapat sebuah ruangan kecil berisikan lemari untuk menyimpan berkas dan sebuah brankas.
"Semua berpencar! Aku akan ke ruangan sebelah untuk mematikan CCTV. Yang lain bisa mulai mencari di ruangan ini." Michael berbisik.
Maria mengangguk. "Aku akan mulai dari komputer Principal Isa. Emma, ikuti aku!"
Gadis itu mengangguk dan mengikuti Maria ke depan komputer.
"Aku akan berjaga di koridor," sambung Caleb. "In case hall monitor berjaga di koridor."
"Aku akan urus brankasnya, yang lain boleh membantu!" Nat menyeringai.
Aku mengikuti Nat, Wes dan Myra untuk membuka brankas di ruangan sebelah.
"Ada yang tahu cara membuka brankas?" tanya Nat.
"Aku tahu." Wes menyeringai.
Pemuda itu meletakkan telinganya ke pintu brankas dan mencoba memutar kunci kombinasinya secara perlahan. Tidak lama kemudian, pintu brankas terbuka.
"I have so many question." Aku berdecak kagum. "Apa sih, yang kau tidak bisa?!"