Chapter 37 - Anti-Hero

476 169 426
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berdiri di depan toilet wanita sambil memainkan ponsel, menunggu Nat yang sedang merapikan riasannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berdiri di depan toilet wanita sambil memainkan ponsel, menunggu Nat yang sedang merapikan riasannya.

Koridor sekolah sore ini cukup sepi, hanya anggota cheerleader dan teater yang masih berkeliaran di sekitar sekolah untuk berlatih.

Tiba-tiba, aku mendengar seorang cheerleader berjalan di koridor dan berbisik. "Aku tidak percaya ia melakukan itu pada Cameron! Maksudku, gadis itu kan homecoming queen tahun ini. Jangan-jangan, ia mendapatkan gelar itu dengan cara yang kotor--"

Seorang cheerleader yang berjalan bersama gadis itu menyikut lengannya saat menoleh ke arahku. "Ssstt, itu pacarnya!"

Kedua anggota cheers itu menunduk untuk menghindari tatapanku, kemudian berjalan dengan cepat untuk menghindar hingga menghilang di persimpangan koridor.

Aku merasakan darahku mendidih ketika berita bohong mengenai pacarku mulai tersebar.

Tidak lama kemudian, Nat keluar dari toilet. Riasan di wajahnya sudah kembali seperti sedia kala.

"That's better," ucapku. "You're beautiful, as always."

"Thanks!" Gadis itu tersenyum. "Ayo kita pulang!"

Tiba-tiba, seorang cheerleader berjalan dengan cepat dan menabrak bahu Nat, membuat gadis itu meringis kesakitan.

Rupanya, seseorang yang menabraknya adalah Kara.

"Hi, princess. Congrats untuk posisi solo-nya!" ucapnya sarkas. Gadis itu menyeringai sambil menyibakkan rambutnya ke belakang, kemudian berlalu meninggalkan kami.

Nat mengepalkan tangannya dan melangkah  cepat untuk mengejar Kara, namun aku menarik bahunya.

 "Jangan! Kara akan memperparah rumor-nya jika kau macam-macam padanya! Ingat apa yang Mia katakan?" bisikku.

Atensinya masih tertuju pada Kara, tangannya terkepal kuat, alisnya bertaut. Perlahan, Nat mulai melunak. Ia menghela napas berat.

"Jadi aku harus diam saja melihat semua orang di sekolah berbicara buruk tentangku?" tanyanya.

Winter Serenade [COMPLETED]Where stories live. Discover now