Chapter 14 - Didn't See That Coming

643 252 855
                                    

Sehari sebelum homecoming, pertandingan football melawan Hearst High dimulai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sehari sebelum homecoming, pertandingan football melawan Hearst High dimulai. Sebelum babak pertama, kami menampilkan permainan musik kami dengan sangat baik. Tidak lagi ada sorakan dan hinaan dari penonton, tidak ada lagi tatapan sinis dari semua orang yang ada di lapangan, semuanya sempurna!

Setelah kami bermain, kami kembali ke bangku khusus klub band di tepi lapangan.

Nat menghampiriku dan duduk tepat di sebelahku. "Lagu barumu luar biasa, Aiden!"

"Itu berkat kau, klub band juga merevisi lagunya sama-sama." Aku tersenyum simpul. "Thanks for everything, Nat."

Maria menghampiri Nat yang duduk di sampingku dan tersenyum lebar. "Nat, selamat sudah terpilih menjadi nominator untuk homecoming queen! You've got my vote!"

Nat tersenyum lebar, ia berdiri dan memeluk Maria. "Aw, thanks, Maria!"

Aku berdiri dan tersenyum, "Kau terpilih menjadi nominator dan tidak memberitahukannya padaku?! Itu artinya homecoming date-ku akan menjadi homecoming queen?"

Nat melepas pelukan Maria, lalu tersenyum dan berkedip padaku."Sorry, aku sengaja merahasiakannya darimu. Kupikir kau akan suka kejutan dariku."

Maria mengangkat salah satu alisnya. "Sejak kapan kalian pacaran?"

"No!" Dengan spontan aku menjawab.

Nat mengernyit, ia menoleh ke arahku.

"Uh, maksudku--" dengan cepat aku menoleh ke arah Nat. "Bukan berarti aku tidak mau jadi pacarmu, tapi--" aku berhenti berbicara saat Nat menyikut lenganku.

Maria tertawa. "Okay, okay, I get it. Anggap saja aku tidak pernah mendengar apapun. Sebaiknya aku kembali ke tribun. See ya!"

Kami melambaikan tangan pada Maria yang pergi meninggalkan kami menuju bangku tribun, lalu kembali ke tepi lapangan untuk duduk.

Aku menghela napas berat. "Kuharap kau tidak salah paham."

Nat tersenyum simpul. "Jangan khawatir, aku mengerti. Kurasa akan lebih baik jika kita tidak terburu-buru."

Bunyi peluit dan sorakan cheerleader menandakan bahwa pertandingan sudah dimulai. Sesuai dengan reputasinya, Bulldogs, tim football Hearst High, bermain dengan sangat baik, ditambah dengan Brian yang bergabung dengan tim, Bulldogs hampir tidak terkalahkan.

Sama-sama seorang quarterback, Michael dan Brian hampir sama hebatnya, namun Brian selalu berhasil meruntuhkan pertahanan tim Tigers dan dengan mudah mencetak angka, hal ini membuat Michael tidak berkutik menghadapi Bulldogs.

Ezra yang duduk di sebelahku, mencondongkan tubuhku ke arahku dan berbisik. "That's weird. Tigers sama sekali belum mencetak angka, kurasa tim kita tidak sepayah itu! Tapi, Bulldogs bermain terlalu sempurna, seolah-olah Bulldogs mengetahui apa yang akan kita lakukan selanjutnya."

Winter Serenade [COMPLETED]Where stories live. Discover now