Chapter 54 - Michael Harrison [Part 1]

568 116 503
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sisi lain gedung serbaguna milik ayah Kara, tempat di mana prom masih diadakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sisi lain gedung serbaguna milik ayah Kara, tempat di mana prom masih diadakan.

[Michael POV]

Setelah huru-hara yang dilakukan Kara dan pemenang queen prom sudah diumumkan, DJ memainkan musik yang lebih lembut. Kalian bisa menebak kenapa? Yap. Waktunya slow dance.

Aku? Berdansa? Nope. Prom date-ku, Maria Flores, pergi entah ke mana. Sebagai class president, gadis itu sangat sibuk memantau jalannya acara. Lagipula, kami hanya teman.

Di sini lah aku, berdiam diri di snack bar sambil mengamati pasangan yang sedang berdansa. Caleb pergi berdansa bersama Jade, sedangkan Emma dan Myra berkeliling venue karena bosan. Tetapi pandanganku terfokus pada seorang anak perempuan bersurai pirang dan pasangannya.

"Hai, Mike. Boleh aku duduk di sebelahmu?"

Aku menoleh ke arah seorang anak perempuan yang baru saja menyapaku. 

"Sure," jawabku cuek.

Cameron mengangguk, ia duduk di kursi tepat di sebelahku sambil meminum segelas coke. Aku dan gadis itu tidak akrab, sama sekali tidak akrab, meskipun akhir-akhir ini kami menghabiskan waktu bersama berkat program bodohnya Principal Hughs.

Kami terjebak keheningan panjang selama beberapa saat. Aku menoleh ke arahnya, pandangan gadis itu menerawang jauh ke depan tanpa berkedip. Aku mengikuti arah pandangannya dan langsung paham siapa yang dilihatnya.

Aku tersenyum tipis. "Kau sedang melihat Aiden berdansa?"

Cameron tersedak, coke miliknya nyaris tumpah. "W-what?"

"I know you like him."

"Itu dulu."

"Tidak usah bohong padaku. Aku tidak akan bilang pada Nat."

Cameron menoleh ke arahku. "Kalau begitu, bagaimana denganmu?"

Aku tersenyum tipis. "Yeah, I still love her. A little."

Dari kejauhan, aku melihat seseorang yang sangat kucintai melingkarkan kedua tangannya di sekitar leher pemuda yang sedang berdansa dengannya. Yeah, that damn lucky guy. Aku tahu apa yang selanjutnya akan mereka lakukan, maka karena itu aku memutuskan untuk tidak melihatnya, namun tidak dengan Cameron, matanya masih tertuju kepada pasangan itu.

Winter Serenade [COMPLETED]Where stories live. Discover now