3. Followback

35.6K 5.4K 917
                                    

"Eka..." ucapnya pelan, dan entah kenapa mendengar suaranya di telpon membuat gue salah tingkah.

"Iya, kenapa?" jawab gue sok imut.

"Itu..."

"Hmmm?"

"..."

Dia kembali diam membuat emosi gue kembali naik ke ubun-ubun.

"Kenapa?" tanya gue sok imut padahal ini tangan udah gatel pengen ngebogem cowok itu.

"Followback instagram aku ya," ucapnya dengan gemetar.

Ada dua reaksi yang harus gue pilih saat ini. Pertama jingkrak-jingkrak nggak jelas karena dia minta follback, kedua pura-pura nggak tahu kalau dia follow gue biar kelihatan cool gitu.

"Lo di mana?" tanya gue membuat dia terdiam sejenak.

"Masih di kampus."

"Gue juga masih di kampus," ucap gue, dan nyebelinnya dia malah diam seribu bahasa, seolah nggak denger sama apa yang gue bilang barusan.

"Gue nggak tahu instagram lo yang mana! Kalo mau follback, ya tunjukin instagram lo yang mana!"

Padahal gue udah stalking instagramnya sampe ke akar-akar, sampe foto-foto alay nya sekalipun gue udah lihat. Tapi cowok yang lagi telponan sama gue ini agak—bikin gue naik darah.

Gue mau ngajak dia ketemu, gue pengen dia ngomong sama gue, apapun itu. Tapi gue tahan harga, karena di sini posisi gue sebagai cewek yang ngehadapin cowok es batu.

"Buruan di mana?!"

"Di... kampus."

"Iya di mana? Kan kampus tuh luas!"

"..."

"HALO??"

"..."

"Be-besok aja deh."

Emang cowok ini bangsat sebangsat-bangsatnya. Sumpah pengen jambak rambutnya sampe botak. Nggak bisa nahan emosi lagi, gue langsung matiin telponnya, kayaknya gue terlalu ambisius di sini, dan  rasa ambisius gue nggak dihargain sama dia.

Bahkan buat ngomong pun susah. Cowok macam apa dia?

Saat telpon mati, gue pikir dia bakal telpon balik, tapi ternyata engga, cukup lama gue diem di depan Amang cilor buat nunggu dia telpon balik, tapi yang ada malah Ndut yang telpon.

Gue mengembuskan napas beberapa kali, percuma nungguin dia telpon, nggak bakal mungkin, gue langsung mengangkat telpon dari Ndut.

"Iya, Ndut?"

"Kep, lo di mana?"

"Di Amang cilor, depan bank."

"Sini, kita makan dulu, gue juga di depan kampus lama."

Ya, gue belum makan dari tadi pagi. Untunglah ada mereka yang ngingetin gue. Secepat kilat gue menghampiri mereka yang tak jauh dari tempat di mana gue berada saat ini.

DANDELIONWhere stories live. Discover now