5. Sebuah Plester?

37.2K 4.6K 914
                                    

Sebelum baca part ini, kalian harus baca pengumuman yang kemarin dulu. Oke?

Intinya aku ganti, dari lo-gue jadi aku kamu. Nanti kalo waktunya pas aku ganti semua ya🙏

Happy reading...

"Langsung pulang? Nggak main dulu?"

Oh ya, bukan minta follback. Ternyata ada niat terselubung selain hal yang dia inginkan barusan. Jujur aku sangat kaget saat dia berkata seperti itu.

Aku adalah cewek yang paling peka di dunia, dan pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang paling tidak bermutu yang pernah aku temui.

Kenapa pertanyaannya tidak diganti dengan, 'Kita main dulu, yuk?' atau 'Kamu ada waktu? Temenin aku jalan-jalan ya?'.

Sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan— tanpa pikir panjang saat itu juga aku langsung menjawab, "Nggak, kenapa emang?"

"Itu—"

"Itu kenapa?"

Aku dapat melihat kalau Renaldy sangat gugup, bahkan dia sampai menelan ludahnya dengan keras demi menghilangkan kegugupan di wajahnya.

Memangnya aku ini apa? Setan? Kalau memang dia menganggapku seperti itu akan ku buat dia tahu, bagaimana setan sebenarnya.

"Duh, gimana ya."

"Kenapa? Ngomong aja kali."

"Itu."

"Iya kenapa?"

Sabar Eka, sabar, mungkin ini cobaan terberatnya. Dia bahkan sampai mengembuskan napas beberapa kali. Apakah sesulit itu mengajak cewek untuk jalan-jalan baginya?

"KENAPA? KOK MALAH DIEM?" tanyaku, mulai emosi.

"Nggak jadi deh."

Kampret memang, tipe cowok kayak gini tuh emang pantes buat di bacok. Ingin rasanya beralih profesi menjadi psikopat untuk saat ini.

Apa aku harus pura-pura nggak peka terus?

"Yaudah, aku pulang!"

Aku menepis tangannya yang semula melekat di bagian jaketku. Tapi tiba-tiba dia memegang bajuku lagi. Oke, cuma BAJU.

"Mau main dulu nggak?"

"Sama siapa?"

"Mau main dulu nggak sama aku?"

Aku melotot kaget, kata-kata yang sulit terucap darinya kini keluar dengan mudahnya. Apa ini? Aku masih tidak mengerti kenapa jantungku berdebar-debar.

Sebenarnya aku ingin menolak, seperti ajakan cowok-cowok lainnya yang selalu aku abaikan. Tapi kenapa rasanya sangat sulit? Melihatnya bersusah payah dengan sedemikian rupa untuk mengajak ku keluar membuatku tidak tega.

"Ke mana?"

"Ya, ke tempat yang rame aja."

Iya aku tahu ke tempat rame, ya kali main ke tempat sepi yang ditutupin semak-semak. Kan nggak lucu!

DANDELIONTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon