9. TIDAK APA-APA

17K 2.6K 5.2K
                                    

Hai ada yang kangen sama cerita Ekep?

Maaf nih, maaf banget, kemarin-kemarin aku malah fokus ke cerita sebelah, tapi aku bakal usahain, Dandelion tamat akhir tahun ini.

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Aku update jam 2 pagi loh

Team baca pas bangun tidur mana suaranya?

1.000 komentar buat next chapter ya, semoga besok bisa update lagi🙏

000 komentar buat next chapter ya, semoga besok bisa update lagi🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bunga itu, tidak membuatku terkesima sekalipun. Mungkin aku lebih terkesima pada bunga bank yang berwarna merah, dan aku tidak munafik. Entah ini karena aku memang belum menyukainya, atau memang masih ada dendam yang tersisa atas uang-uangku yang sudah melayang karenanya.

Menyebalkan memang.

Esok harinya, aku mulai berangkat ke kampus seperti biasa. Aku tahu dia suka padaku, tapi kenapa sikapnya sangat menyebalkan, tingkat menyebalkannya benar-benar setara dengan Da Kyung.

Ingin rasanya berkata kasar tiap melihat tingkahnya.

Kali ini, mata kami saling bertemu satu sama lain, dia menghampiri aku dengan gelagat meragukan, aku pun menatapnya dengan tatapan curiga.

Dugaanku, pasti akan terjadi sesuatu yang membuatku kesal.

"Apa?" tanyaku.

"Itu...," jawabnya panjang, aku sudah biasa dan tidak meledak lagi saat dia berbicara sepotong-sepotong.

"Kenapa?"

"Bunganya, ada?"

Tolol! Ingin aku berteriak seperti itu padanya, harga bunga dengan harga aku mentraktirnya makan pun tak ada apa-apanya.

"Ada," jawablu tak berselera.

"Terus?" tanyanya membuatku bingung.

"Terus apa?"

"Nggak bilang makasih?" jawabnya dengan polos.

Aku pun tersenyum kaku, seperti kanebo kering—benar-benar diluar nalar, dia pikir aku akan senang dengan bunga mawar darinya?

"Makasih."

"Udah?"

"Iya udah, terus aku harus gimana lagi?"

"Kok singkat jawabnya?"

Ya, Tuhan. Aku harus seperti apa? Bukankah dia yang selalu berbicara singkat? Lalu saat kubalas, dia malah tidak terima.

Cowok memang menyebalkan!

Entahlah, untuk berbicara lebih lanjut pun aku sudah tidak berminat. Aku kembali tersenyum kaku bak ikan bawal yang tengah menyunggingkan giginya.

DANDELIONWhere stories live. Discover now