I will be silent

23.8K 2K 960
                                    

Menjadi diam bukan berarti tidak perduli
Diam bukan berarti mengabaikan
Diam bukan berarti tidak mengetahui
Tidak selamanya diam itu mengabaikan segala hal yang terjadi didepan mata.
Aku diam karna aku sedang bertengkar dengan diri sendiri, dan karna aku diam aku mengetahui apa yang terjadi dibelakangku


.
.

Disebuah kamar bernuansa hitam putih seseorang masih belum beranjak dari ranjangnya, tampak hening dan benar-benar lenggang. Jam sudah menunjukan pukul 06:00 KST, sepertinya remaja yang duduk di bangku kelas 12 itu masih menikmati alunan musik dalam sebuah kabel yang terhubung dengan benda persegi panjang kesayangan miliknya.

Kriingg.... kringg.....

Merasa terusik, ia menoleh pada meja nakas yang berada disamping ranjangnya. Tangannya pun terulur untuk mematikan jam weker tersebut yang sebelumnya ia tunda.

"Lima kali berbunyi..." gumamnya.

Ya, ini sudah kelima kali alarm itu berbunyi tapi pemuda itu masih diam tidak melakukan pergerakan apapun. Harusnya ia tengah bersiap-siap untuk berangkat kesekolah.

Brakk....

Pintu terbuka secara paksa hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring membuat telinga berdenyut nyilu. Pemuda itu hanya diam menatap kosong ke arah langit-langit kamar yang dilandasi warna putih gading. Enggan menoleh pada sang pelaku yang membuat pintu kamarnya rusak untuk kesekian kalinya, tohh ini sudah biasa baginya.

"Yakk kauuu....!! Mau jadi apa hah...?! Harus berapa kali aku membuka paksa pintu ini setiap pagi?!"

Wanita yang membuka paksa pintu kamar pemuda itu berteriak membentak dengan emosi yang meledak. Tapi pemuda itu sama sekali tidak merespon apapun, wanita itu mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih, sorot matanya yang membunuh bertambah tajam menatap benci pada pemuda yang diam diranjang dengan menyumpal kedua telinganya dengan earphone.

Dengan langkah lebar wanita itu berjalan kearah ranjang pemuda itu, lalu menarik earphone yang ada ditelinga sang pemuda.

Ingatlah bahwa ia benci saat ketenangannya diganggu...

Ia menoleh pada wanita itu dan menatapnya kosong....

"Ingat... aku akan merusak alat ini jika kau masih tidak mau mendengarkanku kim seungmin...!" Ucapnya dengan nada rendah yang ia tekan disetiap kalimatnya.

"Rusak saja kalau kau mau..." balasmya cuek kemudian bangkit dari ranjangnya dan mengambil handuk yang ia gantung di dinding lalu berjalan kekamar mandi, tidak memperdulikan wanita yang berstatus ibunya itu menahan emosi karna dirinya.

"Masih untung aku mau menjadi ibumu..." sarkasnya, saat Mendengar ucapan sang ibu, seungmin berhenti sejenak, tak ayal wanita itu menyungging senyum kala seungmin menghentikan langkahnya.

"Memangnya kau fikir aku sudi punya anak sepertimu? Dari dulu rasanya ingin kubuang kau kesungai dan membiarkanmu hanyut disana...." lanjutnya lagi.

"Dan aku tidak perduli apa yang kau lakukan padaku...." seungmin kembali berjalan menuju kamar mandi membiarkan kulitnya bersentuhan dengan dinginnya air, karna sebentar lagi akan memasuki musim dingin di seoul.

Wanita yang tersenyum itu kini merubah kembali ekspresi wajahnya. Ia menatap pintu kamar mandi putranya dengan tatapan benci, jika bukan karna sesuatu yang hendak ia dapati maka ia sudah menghindar dari topengnya sejak dulu.

Drrttt..... Drrrtttt....

Wanita itu merogoh kantung celananya saat merasakan getaran dari ponselnya, tampak dilayar persegi itu sebuah nama seseorang yang sedang menelfonnya. Segurat senyum manisnya keluar, tak heran seungmin mendapatkan senyuman manisnya itu dari siapa, sayangnya seungmin bukan orang yang mudah tersenyum. Dan senyuman merekapun berbeda, jelas... karna ada sesuatu diantara mereka.

We Are Teen Detektif- StrayKids ✔ (Terbit)Where stories live. Discover now