Part 12 - One Fine Day

557 59 4
                                    

Alarm di kamar Tiyas berbunyi. Pukul 7 pagi. Masih ada cukup waktu untuk bersiap-siap dan bergegas ke tempat pertandingan. Tiyas tidak mau melewatkan pertandingan pertama Wisnu tahun ini.

Tiyas dan Rani sampai di tempat pertandingan 30 menit sebelum dimulai. Ponselnya berbunyi.

"Kamu dimana?" Suara Wisnu diseberang sana.

"Baru sampe bareng Rani. Mau aku samperin ke ruang ganti sebelum tanding?"

"Nggak, nggak perlu." Wisnu menghela nafas berat. Sebenarnya ia sangat ingin bertemu Tiyas sebelum bertanding. Tapi niat itu diurungkan demi menjaga perdamaiannya dengan Raka. "Kamu pastiin duduk paling depan biar aku bisa lihat kamu ya."

"Oke Bos. Ada yang lain?"

"Kalau aku menang, aku dapet apa?"

"Dapet ucapan selamat yang paling tulus dari dalam hati." Tiyas terkekeh, ia mengerti apa yang Wisnu mau.

"Iya. Nanti pulang bareng aku ya. Tunggu aku keluar dari ruang ganti, nanti aku telpon." Wisnu diam sebelum melanjutkan. "Ti..."

"Ya?"

"I love you." Wisnu berdehem menutupi rasa malu. Diujung telpon wajah Tiyas memerah tersipu. Mendengar Wisnu mengatakan itu rasanya bahkan lebih membuat dada Tiyas bergemuruh daripada kejadian kemarin.

"Okey." Tiyas tidak sanggup berkata-kata dan memutuskan sambungan telponnya.

"Ciyeee...yang lagi jatuh cinta." Rani meledek Tiyas yang bersemu merah. Mereka berdua sudah berada di tempat duduk baris ketiga dari depan.

"Iiiii....deg-degan gueee." Tiyas menutup wajahnya yang warnanya menyerupai udang rebus, kaget dengan reaksi dirinya sendiri atas pernyataan Wisnu barusan.

Sorakan penonton yang mulai ramai menandakan pertandingan segera dimulai. Tim basket SMA 01 sudah berada di lapangan sedang bersiap-siap. Mata Wisnu mencari-cari Tiyas dalam keramaian, ketika ia menemukan gadis pujaannya wajahnya tersenyum lebar. Ia berbalik untuk bergabung bersama timnya di lapangan. Wasit membunyikan peluit tanda permainan 4 babak itu dimulai. 

Awal permainan tim SMA 3 banyak menguasai bola. Jika bukan karena Dimas di posisi defense tim SMA 1 yang bagus, mungkin mereka sudah tertinggal jauh. Beberapa kali duo Raka dan Wisnu mencetak poin dan akhirnya berhasil memutar kedudukan pada babak ke 3. Ketika babak terakhir selesai, skor menunjukkan 90-72 untuk SMA 1. Mereka menang. Sontak penonton yang sebagian besar siswa SMA 1 itu tenggelam dalam riuh kemenangan. 

"Ti...Ti. Liat itu ada Dony Laksono." Suara Rani hampir tenggelam dengan riuh penonton, ia menunjuk ke seorang laki-laki paruh baya yang tampak bugar dan berwibawa. Mereka berdiri di tempat duduknya.

"Siapaa Ran? Ga kedengeran." 

"Itu ada Dony Laksono, pelatih klub basket Nusantara Satu Ti." Rani setengah berteriak.

"Emang kenapa kalau ada dia?"

"Denger-denger dia mau cari bakat-bakat muda gitu."

"Oh...ya bagus deh." Hanya menyahut pendek, Tiyas tidak begitu paham apa maksud sahabatnya itu. Ia sibuk mencari-cari Wisnu dengan matanya, tidak sadar Rani menariknya menuju ke lapangan yang sudah dipenuhi siswa SMA 1 yang ingin memberikan selamat.

Wisnu muncul dari kerumunan orang. Tubuhnya yang tegap atletis dan rambutnya yang masih basah karena keringat membuat Tiyas terpana. Sekalipun tidak menggunakan parfum yang berlebihan, wangi maskulin Wisnu masih dapat Tiyas baui.

"Aku cariin kamu. Selamet yaa." Tangan Tiyas terjulur, ia terlihat bangga karena Wisnu.

Bukannya kembali menjabat tangan, Wisnu menarik Tiyas mendekat dan berbisik ditelinganya sambil tersenyum usil. "Aku minta kado yang lain. Tungguin aku di pintu keluar ya." Setelah melihat Tiyas mengangguk, Ia berlalu menuju ruang ganti.

Just another High school Story [Completed]Where stories live. Discover now