Part 25 - Visit

536 50 0
                                    

Malam itu Tiyas sangat gelisah menunggu telpon dari Wisnu. Tapi yang ditunggu tidak bisa dihubungi. Tiyas sudah mencoba, tapi ponsel Wisnu dan Dimas tidak aktif.

Keesokkan paginya disekolah.

"Dim, Dimas. Wisnu mana?"

"Ga masuk deh Ti kayaknya. Dia belum telpon lo?"

"Belum. Wisnu ga masuk kenapa Dim?"

Dimas ragu-ragu ingin menjawab. Ia sudah berjanji pada Wisnu untuk tidak mengatakan apapun pada Tiyas.

"Dimas, bilang sama gue Wisnu kenapa?" Tiyas menunggu reaksi Dimas. "Dimas beneran nih kalo lo ga cerita juga percuma deh Dim. Pasti gue bakalan tahu akhirnya."

Dengan berat hati akhirnya Dimas bercerita kejadian sore kemarin. Setelah selesai mendengarkan Tiyas langsung berlari ke kelasnya mengambil tas sekolahnya.

"Ti, lo mau kemana?" Rani menegur Tiyas karena berpapasan dengannya di koridor.

"Ke rumah Wisnu."

"Udah mau masuk Ti. Gila lo." Rani menarik lengan Tiyas.

"Seumur-umur gue sekolah belum pernah gue bolos. Ini darurat nih, jadi gue bolos. Sst ga usah bilang siapa-siapa ya." Tiyas langsung berlari keluar sekolah.

***

Rumah Wisnu sangat asri. Bangunan rumah dua lantai itu sederhana tapi apik. Pukul 8 pagi Tiyas tiba di rumah Wisnu.

"Assalamualaikum Tante. Maaf apa Wisnu ada?" Ibu Wisnu keluar dan menjawab salam dari Tiyas.

"Ada...ada. Ini Tiyas bukan?"

"Iya tante, saya Tiyas." Tiyas tersenyum sedikit malu karena kenekatannya pergi ke rumah Wisnu.

"Wah Wisnu nya pasti seneng banget ditengokin pacarnya yang cantik begini. Ayo masuk." Sambutan Ibu Wisnu sangat hangat. Paras Ibu Wisnu sangat ayu, apalagi dengan pakaian yang rapih seperti sudah siap berangkat kerja.

"Wisnu ada di lantai atas. Tante mau berangkat kerja dulu ya. Di rumah ada si mbok kok."

"Tiyas tunggu disini ya Tan."

"Eh jangan, Wisnu itu kayaknya belum bangun. Kemarin pulang dari Rumah Sakit jam 10 malam dengan Dimas. Habis itu langsung masuk kamar dan tidur. Tante belum sempat bicara dengan Wisnu ada apa sebenarnya. Nanti malam tante bicara dengan dia." Ibu Wisnu menjelaskan sambil bergerak kesana kemari di dapur bersihnya yang terletak di tengah area rumah.

"Jadi Tiyas, Tante minta tolong Wisnunya dibangunkan dan disuruh sarapan. Tante kebetulan tidak bisa ijin kerja hari ini. Boleh ya?"

Tiyas mengangguk. "Iya Tan, nanti coba Tiyas bangunkan."

"Eh, kamu kok ga sekolah?"

Tiyas meringis sebelum menjawab. "Tiyas khawatir banget Tan, percuma di sekolah juga ga bisa konsentrasi. Baru sekali ini kok Tan. Besok-besok Tiyas ga bolos lagi."

"Oke oke. Ya sudah Tante berangkat ya." Ibu Wisnu berlalu.

Setelah minta ijin pada si mbok Tiyas naik keatas. Lantai atas rumah Wisnu lebih lapang dari rumah Tiyas. Ada dua kamar dan Tiyas sudah bisa menebak mana kamar Wisnu dari sticker 'Do NOT Disturb' kuning yang dipasang melintang di daun pintu kamarnya. Tiyas mencoba mengetuk, namun tidak ada jawaban. Ragu-ragu karena ini adalah pertama kalinya, namun Tiyas tetap masuk perlahan dan langsung disambut dengan dinginnya AC kamar. Tiyas membiarkan pintu kamar setengah terbuka.

Kamar WIsnu bernuansa biru dan abu-abu. Ada beberapa poster pemain basket yang ditempel didinding dan juga ring basket di sebelah kanan dinding. Tidak rapih tapi juga tidak terlalu berantakan. Tempat tidur Wisnu posisinya menghadap ke pintu. Wisnu masih tidur pulas sambil mengenakan kaus abu-abu longgar dan setengah tubuhnya berada di balik selimut. Tangan kanannya diperban. Ada bekas lebam di pelipis kiri Wisnu.

Just another High school Story [Completed]Where stories live. Discover now