Part 29 - Maaf

537 52 0
                                    

Setelah malam itu Raka tidak terlihat lagi disekolah. Kabar dari Dimas, Raka sudah mulai sibuk persiapan keberangkatannya ke luar negri, jadi ia meneruskan sekolah dengan cara home schooling dan hanya akan datang ke sekolah ketika ujian akhir nanti. Tapi bukan itu yang ada dipikiran Tiyas. 

Sudah hampir satu minggu dan Wisnu masih menghindarinya. Tiyas sebenarnya tidak membutuhkan gangguan saat ini karena ia benar-benar ingin fokus belajar. Tapi itu semua mustahil karena Wisnu yang sulit sekali diajak berbicara, tidak seperti biasanya. Telpon, sms bahkan beberapa kali Tiyas datang ke kelasnya, namun Wisnu selalu berhasil menghindar. Tiyas belum mencoba kerumah Wisnu, karena menurut Tiyas butuh banyak alasan untuk seorang perempuan datang ke rumah laki-laki tanpa diundang. Tapi mungkin beberapa hari lagi Tiyas akan menjajaki kemungkinan bertandang lagi ke rumah Wisnu jika memang usahanya saat ini sia-sia.

Siang itu sepulang sekolah Tiyas berada di ruangan OSIS karena diminta memberikan saran tentang tema prom night tahun ini untuk angkatannya. Lalu Rani masuk menyampaikan kabar buruk. Wisnu jatuh di lapangan.

"Jatuh gimana maksudnya?" Tiyas panik.

"Ya jatuh Ti, lagi basket terus jatuh. Dia tadi dia dibopong sama Ferdi dan Dimas pulang."

"Seperah itu Ran?"

"Kalo ga parah gue ga kesini kali nyusulin lo. Udah cepetan sana kerumahnya."

Tiyas segera pamit meninggalkan ruangan OSIS. Entah kenapa Tiyas tidak menemukan satu ojek pun untuk dia bisa tumpangi sampai depan jalan raya. Lalu Danar yang memang secara tidak sengaja ingin bersiap pulang melihat gelagat Tiyas yang bingung.

"Ti, mau kemana?"

"Kerumah Wisnu Nar. Tadi katanya dia jatuh. Ini mau kedepan jalan cari ojek ga ada. Jalan kejauhan." Tiyas mengeluh.

"Gue anter deh, sampe depan. Yuk."

Tanpa ragu-ragu Tiyas naik di belakang motor Danar.

"Ti, kita kan udah mau lulus. Masa marahan terus Ti? Gue beneran minta maaf soal yang lalu itu."

"Apa Nar? Ga kedengeran?" Tiyas setengah berteriak.

"Gue minta maaf soal kemarin itu Tiyaas. Gue nyesel. Maafin gue ya Ti." Danar berteriak lebih kencang.

Tiyas tertawa. Danar baru sadar jika Tiyas sedang mengerjainya. 

"Gue udah maafin lo Nar."

"Beneran?"

"Iya beneran. Biar nanti pas ujian akhir lo kasih gue contekan Fisika kayak biasanya."

Danar tertawa lega. "Gue kasih deh contekan apa aja asal lo maafin gue."

Tiyas sudah sampai di jalan raya. Sebenarnya Danar menawarkan mengantarkan Tiyas sampai rumah Wisnu. Tapi Tiyas menolak secara halus. Tiyas tidak ingin menambahkan kesalahpahaman yang ada. Tiyas melanjutkan dengan taksi setelah itu.

***

"Assalamualaikum." Tiyas sudah tiba di teras rumah Wisnu.

"Wa'alaikum salam." Adiknya Ifa yang keluar menyambut Tiyas.

"Wisnu ada Ifa?" Tiyas berujar sedikit canggung.

"Oh ada Kak Tiyas diatas sama Kak Dimas dan Kak Ferdi."

"Boleh dipanggilin ga Ifa? Bilang aku disini."

"Kakak naik aja, aku mau pergi les soalnya. Takut telat."

"Oh oke." Tiyas melihat Ifa yang pergi berlalu.

Tiyas masuk dan mulai melangkah ke lantai atas. Kamar Wisnu terutup. Sayup sayup terdengar tiga sahabat itu sedang bercanda tertawa. Tiyas mengetuk kamarnya.

Just another High school Story [Completed]Where stories live. Discover now