Message

55.7K 5.8K 794
                                    

Taehyung itu pria bebas.

Apapun ia lakukan tanpa batas.



Seperti malam ini, dengan wajah pongahnya ia menyisir rapih rambutnya ke belakang.

Menampilkan jidat mulusnya yang menambah kesan seksi pada dirinya.

Diambilnya cepat kunci mobil yang tergantung pada sisi kanan tembok. Kemudian bergegas menuju mobil supaya tidak terlambat.

Ada undangan dadakan dari rekan kerjanya, Jimin. Perayaan anniversary yang kedua tahun bersama Yoongi.



Ting.



Satu notifikasi pesan terlihat dengan jelas di layar ponselnya.

Dengan malas ia membuka, takut - takut ada perubahan lokasi dari Jimin.

"━ibu?"

Kedua alisnya bertaut keheranan melihat ada pesan masuk dari ibunya.

Terakhir kali ia berkomunikasi dengan sang ibu dua tahun yang lalu; pernikahan ibunya yang keempat kali.

Entahlah, hubungannya dengan sang ibu semakin buruk semenjak saat itu.



"Ke mansion? Sekarang?"

Kedua bahunya diangkat santai.



Toh ia tidak peduli. Tengah malam menyuruh datang, apalagi jika bukan memberi kabar pernikahannya?

Dinyalakan cepat mesin mobilnya.



Ting.



Satu notifikasi pesan kembali masuk.

"Fuck, dia mengancamku?!"

Dengan kecepatan diatas rata - rata ia mengendarai mobilnya; menuju mansion terkutuk sang ibu.

Jika saja ibunya tidak mengancam untuk menarik sahamnya, tentu ia tidak akan mau menuruti perintahnya.

Jalanan sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas.

Membuat Taehyung mengabaikan beberapa rambu lalu lintas yang ada.





.

.

.

Sekitar setengah jam ia mengemudi, akhirnya tiba juga di sebuah mansion mewah bergaya eropa klasik.

Seorang satpam yang berjaga disana dengan cepat membukakan pagar untuknya.

Setelah memarkirkan mobilnya dengan benar, ia bergegas memasuki mansion dan mencari ibunya.



"Dimana ibu?"

Taehyung bertanya kepada salah satu maid yang lewat disana.

Sedikit terkejut dengan kehadiran tuannya, maid tersebut menjawab dengan suara lirih.

"Nyonya di ruang tamu, tuan muda."

Anggukkan diberikan.

Taehyung dengan rahangnya yang mulai mengeras berjalan cepat menuju ruang tamu.

Disana ia menemukan sang ibu; dengan wajah pongahnya tengah menyeruput teh seraya menonton televisi.

Juga adik tirinya; dengan wajah polos ━menjurus idiot menurutnya, tengah bermain bersama boneka pandanya.

"Apalagi kali ini?"

Taehyung mengambil posisi duduk tepat di sebelah ibunya.

"Pria mana lagi yang akan kau nikahi?"

Mengingat suami keempat ibunya sudah meninggal.

Tidak menutup kemungkinan bukan bahwa ibunya akan menikah lagi.

"Tidak, aku sudah bosan menikah."

Dengan intonasi santainya sang ibu menjawab.

Kemudian mengalihkan atensi kepada Jungkook; anak tirinya.

Dielusnya pelan surai raven sang anak, kemudian mengecupi seluruh sisi wajah sang anak cepat dan terkekeh.

Mendapat respon kerucutan sebal Jungkook karena merasa terganggu.



"Aku kesini bukan untuk melihat interaksi kalian,"



Decihan tak suka terdengar.

Dengan sangat terpaksa sang ibu menyudahi kegiatan menggoda anaknya.

Menatap tajam ke arah Taehyung yang melipat kedua tangan di depan dada.

"Ibu akan ke paris, reunian bersama teman - teman; hitung - hitung liburan."

Taehyung menghela nafasnya lelah.

Ibunya bukan orang bodoh yang akan meneleponnya malam - malam, meminta untuk datang, hanya untuk memberikan informasi.

Pasti ada sesuatu yang ia inginkan darinya.

"Sekitar tiga bulan, jaga Jungkook untukku ya?"



Tepat sekali dugaannya.



Tanpa merespon ucapan ibunya terlebih dahulu, Taehyung dengan seluruh kearoganannya beranjak pergi.

Mengecek jam sesaat, kemudian berpamitan pulang.

"Sudah malam, dokter pernah berkata; sebaiknya tidak tidur terlalu larut."

Ucapnya mulai menggurui.

Baru saja akan menghabiskan kopi hidangan yang disediakan maid tadi, ibunya mulai mengeluarkan ancamannya.

"Perusahaanmu sudah tidak butuh saham ibu ya?"



Tersedak kemudian.



Ingin rasanya ia mengutuk tepat di depan wajah sang ibu dengan wajah pongahnya.

Beberapa saat ia terdiam. Bisa bangkrut ia jika saham ibunya diambil kembali.

Tapi yang benar saja, dititipi orang idiot selama tiga bulan.



Kebebasannya terancam bung.



"Sial, kenapa harus aku?"

Meja kaca di ruang tamu menjadi sasaran pelampiasannya.

Sang ibu mengendikkan kedua bahunya santai.

"Kau satu - satunya keluarga yang ibu punya," jeda sesaat "Kau juga satu - satunya yang ibu percaya."

Tidak.

Taehyung tidak akan termakan rayuan murahan ibunya.

Hanya saja, saham ibunya terancam diambil jika ia melawan. Jadi ia harus bagaimana?



"Hanya tiga bulan?"

Anggukkan diberikan.



Setelahnya beberapa bodyguard membawakan tiga buah koper masuk ke dalam bagasi mobilnya.

.

.

.

Woops!

GaspWhere stories live. Discover now