Gasp

Race

Nyonya Kim pergi.

Menginap untuk keperluan bisnis; sesuai perkataannya tadi siang.

Membuat pasangan kakak beradik Kim memilih untuk tidur kembali.

Terlelap sampai langit menggelap.

Namun dering ponsel yang masuk indera pendengaran, membuat kelopak mata Taehyung terbuka paksa.

Merenggangkan ototnya sejenak.

Menguap; seraya mengusap kedua mata berairnya.

Kemudian mengangkat ponsel sialan yang berdering tidak tahu waktu.

"Ada apa brengsek?"

Ketusnya tidak sabaran.

Dengan oktaf rendah, tidak ingin membangunkan manisnya.

"Astaga aku lupa,"

Keluhnya saat suara disebrang sana menyaut mengingatkan.

"━aku kesana segera."

Beberapa detik setelah sambungan terputus; Taehyung beranjak dari ranjang.

Meninggalkan erangan sebal adiknya.

Menuju kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri, kemudian bersiap cepat.

Kunci mobil yang tergeletak dia atas nakas ia ambil.

"T-tae ma-mau p-pergi?"

Suara serak khas bangun tidur adiknya terdengar.

Dengan tubuh bergetarnya sang adik berjalan menghampiri Taehyung.

Memeluknya erat seakan tak ingin ditinggal.

"Bo-boleh K-kookie i-ikut?"

Binar penuhnya menatap penuh harap sang kakak.

Dengan kedua telunjuk disatukan.

Serta kepala yang menunduk takut - takut.

"Berikan Tae poppo dulu,"

Cup.

Kecupan pada bibir tebalnya diberikan.

Setelahnya semburat merah muncul tanpa diminta di kedua pipi tembam adiknya.

Ah, mana bisa ia menolak jika begini.

"Ayo cepat ganti bajumu."

Ia pun memutuskan untuk mengajak sang adik keluar malam ini.

Toh umur adiknya sudah legal 17 tahun.

.

.

.

Arena balapan malam ini jauh lebih ramai dari biasanya.

Tentu saja penyebabnya adalah si Kim yang satu ini.

Entah apa yang ada di pikirannya saat itu ━hingga menerima tantangan bocah berumur belasan tahun.

Toh barang taruhannya lumayan menarik

"Siap untuk menang sayang?"

Satu kecupan pada pipi diberikan.

Kim jennie, putri tunggal dari salah satu pejabat penting negara.

Bercinta satu malam dengannya bukanlah hal yang bagus untuk ditolak 'kan?

"Satu,"

Kendaraan dinyalakan.