Aldo atau Dhirga?

314 173 76
                                    

"Ntahlah, gue bingung. Ini beneran perasaan cinta atau hanya sekedar tertarik saja."
-Aurellia Putri-

"Jelasin!"

Aurel mendengus sinis seraya memutar bola mata jengah, sudah lebih dari sepuluh kali ia mendengar Dini dan Distia mengatakan kata itu-itu saja.

"Rell, coba lo jelasin kenapa semalem lo bisa dibonceng sama Kak Aldo? Emang kalian ada hubungan apa?" Distia masih saja menanyakan perihal Aldo padahal sudah Aurel katakan bahwa ia lagi tidak ingin bicara, moodnya sedang buruk untuk saat ini. Lagi pula kenapa harus kejumpaan sama Distia sih semalam dia pulang dianter Aldo kan jadi berabe urusannya.

Aurel mengedikkan bahu tak acuh. "Bisa jangan banyak tanya? Pala gue lagi pusing soalnya." Setelah mengatakan kalimat sarkas itu, Aurel langsung pergi meninggalkan Dini dan Distia yang menatapnya aneh.

"Kenapa lagi sih dia? tanya Distia heran. Dini hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

"Makin hari makin aneh aja tuh anak," gumam Distia sembari memainkan poni rambutnya. "Bodo amatlah."

"Kalian temennya Aurel kan?" Dini dan Distia tersentak kaget lantas menoleh ke belakang. Ternyata itu suara Dhirga, pacarnya Aurel.

"I.. iya kenapa Kak?" tanya Distia gugup. Distia memang selalu gugup jika berdekatan dengan cowok ganteng.

Dhirga tersenyum seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aurel nya mana?"

"Pergi."

Dhirga menatap datar cewek berambut panjang di depannya. Tidak terlalu cantik tapi ketusnya minta ampun, lalu tatapannya beralih ke cewek satunya yang terlihat gugup. "Mukanya polos amat njirr," batin Dhirga terkekeh dalam hati.

Setelah puas menatap mereka berdua, Dhirga mengalihkan tatapannya ke arah lain, pura-pura cuek seperti yang biasanya Aldo lakukan. "Pergi kemana?"

"Ntah," jawab Dini sekenanya, lagi pula mereka memang tidak tahu Aurel mau pergi kemana karena gadis itu pergi sendiri tanpa mengajak mereka.

Dhirga geram sekali melihat cewek bername tag Andini Chania Utama itu, dari tadi Dhirga bertanya jawabannya hanya satu kata saja. Apa menurutnya itu keren? Dia pikir dia siapa berani-beraninya ketus kepada seorang Adhirga Pratama Alexander, sang anak sulung pemilik Grand Elite High School.

Setelah memberikan tatapan sinis kepada kedua teman Aurel, Dhirga pun pergi meninggalkan mereka dengan amarah yang terlihat jelas dari kedua bola matanya.

"Lo udah buat Kak Dhirga marah, Din," ujar Distia seraya bergidik ngeri mengingat tatapan yang diberikan Dhirga sebelum pergi tadi.

Dini menatap Distia datar, lalu memutar bola mata malas. "Biarin."

* * *

Aurel. Gadis itu sekarang berada di rooftop menatap nanar pada ponsel yang ada di genggaman tangannya, kepalanya pusing memikirkan perkataan Vani semalam, bahkan ia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kata-kata itu terus saja berputar di kepalanya.

"Ya Tuhan! Pala gue mau pecah ini!" teriak Aurel kesal, karena dari tadi ia tidak bisa mengalihkan kerja otaknya untuk tidak mengingat-ingat perkataan Vani.

"Kenapa?" Aurel menoleh sekilas saat merasakan ada yang duduk di sampingnya. "Lo sakit atau gimana?"

"Lo udah tau? Bukannya menjawab, Aurel malah balik bertanya. Aldo mengangguk, ya orang yang duduk di samping Aurel adalah Aldo, tunangannya sendiri. "Tapi kenapa lo nggak ngasih tau gue?"

"Karna itu nggak penting buat lo."

Aurel mendengus sinis. "Kalau itu nggak penting. Gue nggak akan kepikiran terus-terusan, Aldo!"

My Cool Fiance [ON GOING]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora