Dhirga berubah

159 22 6
                                    

Follow dulu sebelum baca:)

Gaada cewek yang nggak cemburu pas liat orang yang dia sayang malah deket sama cewek lain.

"Hai, jomblo," sapa Kaheza seraya merangkul pundak Aurel saat gadis itu melangkah masuk ke dalam kelas.

Aurel mendengus sinis, lalu menoleh ke samping. "Tau dari mana kalo gue udah jomblo?" tanya Aurel dengan tatapan sengit.

Kaheza mengangkat bahunya acuh. "Dari anak-anak, biasalah mereka kan suka ngegosipin lo." Kaheza nyengir lebar sembari mengeratkan rangkulannya di pundak Aurel. "Lo kok bisa putus sih sama Dhirga? Masalahnya apa?" tanya Kaheza penasaran.

Aurel tidak menjawab. Kakinya terus melangkah sampai ke tempat duduk mereka, setelah itu menaruh tas yang dari tadi disandangnya ke atas meja. "Lepas, Za," ujar Aurel sembari melepaskan tangan Kaheza yang bergelayut manja di lehernya. "Nanti kalo ada yang ngeliat dikiranya kita balikan."

Kaheza terkekeh geli. "Bagus dong kalo mereka ngira kita balikan. Malah itu yang gue mau."

Aurel menendang tulang kering Kaheza dengan sepatu boots kesayangannya hingga cowok itu meringis kesakitan. "Jangan ngaco! Ntar gue tendang 'itu' lo, mau?"

Kaheza mencebikkan bibirnya kesal. Lalu duduk di samping Aurel. "Lo ada masalah apa sama Dhirga?"

Aurel memutar bola mata jengah. "Pliss deh, Za. Nggak usah bahas itu," ketus Aurel seraya melirik Kaheza sekilas kemudian menghela napas panjang. "Intinya Dhirga yang mutusin gue."

Mendengar jawaban Aurel yang kelewat pasrah membuat Kaheza ketawa ngakak sampai cowok itu tak henti-henti memukul meja. "Karma lo dibayar langsung." Setelah mengatakan itu Kaheza kembali ketawa lagi.

Aurel mengambil tasnya lalu memukulkan ke kepala Kaheza cukup kuat hingga cowok itu terdiam. "Bagus, diam kek gini kan enak liatnya."

Kaheza mengusap kepalanya, walapun tidak sakit tetap saja rasanya tidak enak kalo dipukul apalagi yang mukul adalah mantan. "KDRT lo ah."

"Udah deh diam. Gue lagi badmood."

Kaheza menyentil kening Aurel. "Sok sok'an badmood  jijik gue dengernya."

Aurel menatap Kaheza garang. "Diem, ih," ujarnya lalu menelengkupkan kepalanya di atas meja. "Dini sama Distia mana lagi coba?"

"Belom nyampek. Elo sih kecepatan dateng. Biasanya selalu telat."

Aurel mendengus sinis. "Lama salah, cepet juga salah. Heran gue."

Kaheza menepuk puncak kepala Aurel. "Hidup lo memang serba salah," ujarnya kemudian terbahak.

"Sialan!"

Kaheza menoel pipi Aurel hingga membuat gadis itu berteriak kesal. "APALAGI SIH, ZA?"

Kaheza terlonjak kaget kemudian mengusap dadanya berulang kali. "Astaga, buset deh ah. Teriakan lo kenceng banget sih, sakit nih gendang telinga gue."

"Makanya jangan gangguin gue mulu."

Kaheza mendesis sebal. "Siapa yang gangguin lo coba? Orang gue mau ngasih tau kalo lo  dipanggil sama Dhirga," ujar Kaheza seraya menggerakkan dagunya ke arah pintu.

"Bilang kek dari tadi."

Aurel mengikuti arah pandang Kaheza, di depan pintu kelasnya ada Dhirga yang berdiri sembari melambaikan tangan ke arahnya. Ada apa dengan cowok itu? Bukankah mereka sudah putus?

"Gue?" Aurel menunjuk dirinya sendiri karna tidak yakin kalau ia yang dipanggil Dhirga.

Dhirga mengangguk. "Cepetan."

My Cool Fiance [ON GOING]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora