Aldo buat kejutan?

214 96 40
                                    

"Pergi atau gue hancurin hidup anak lo!"

Maira semakin terisak saat Aurel membentaknya. "Tante yakin kamu nggak akan tega ngancurin hidup Cici," lirih Maira---wanita pelakor itu sambil berusaha berdiri. "Cici masih kecil, Rell. Umurnya masih sepuluh tahun."

Aurel tertawa hambar. "I don't care."

Maira memegang tangan Aurel yang langsung ditepis oleh gadis itu. "Aurel.. Tante yakin kamu nggak sejahat itu, Tante tau kalau kamu itu sayang sama Cici, kamu pedulikan sama dia?"

"Gue nggak peduli sama anak lo dan gue juga nggak sayang sama dia!" teriak Aurel murka. "Coba lo pikir pakai otak lo, apa gue harus peduli sama anak pelakor yang udah ngancurin rumah tangga orangtua gue?" Aurel mengangkat jari telunjuknya tepat di depan wajah Maira. "Kalau lo lupa biar gue ingetin, lo dulu pernah ngelakuin hal yang sama ke gue, lo ngancurin hidup dan keluarga gue disaat umur gue masih enam tahun!"

"Lo bahkan nggak peduli sama gue sampai lo tega merusak kebahagian gue dan nyokap gue, dan sekarang lo minta gue supaya peduli dan sayang sama anak lo?"

Aurel tersenyum miring. "Lo masih waras kan?"

Maira terdiam seribu bahasa.

"Kalau lo masih waras, mending sekarang lo pergi!"

"Tante mohon ma--"

Aurel menatap tajam Maira, sungguh ia sangat muak dengan wanita itu. "Lo nggak punya malu atau gimana sih? Udah disuruh pergi masih aja disini, gue udah muak tau ngeliat muka lo."

"Non ada apa?"

Aurel dan Maira menoleh ke arah pintu. Terlihat Bi Inah sedang menatap mereka berdua sembari mengerutkan kening. "Loh, ada tamu ternyata, kenapa nggak disuruh masuk, non?"

Maira mengembangkan senyuman walaupun senyumnya tidak sampai ke mata, sedangkan Aurel, gadis itu menatap Bi Inah sekilas kemudian berdecih pelan. "Usir dia dan pastiin dia nggak bakal kesini lagi." Kemudian Aurel melenggang masuk ke dalam rumah. Ia butuh ketenangan.

* * *

Seorang gadis baru saja keluar dari rumahnya mengenakan seragam putih abu-abu khas siswi Grand Elite High School dibalut dengan jas berwarna senada. Rambut panjangnya dibiarkan menjuntai hingga punggung. Jari lentik gadis itu tak henti-hentinya mengotak-atik ponsel yang ada di genggamnya, terkadang gadis itu mengernyit dan berdecak sebal saat seseorang yang ia hubungi tidak menjawab teleponnya.

"Dhirga kemana sih? Kok nggak ngangkat telpon gue," batin Aurel kesal.

Aurel menoleh ke arah mobilnya yang terparkir di depan rumah, kemudian gadis itu mendengus sebal. "Kenapa harus rusak sih disaat genting kek gini," gerutunya sebal.

"Udah jam setengah sembilan lagi, pasti terlambat deh gue," ujar Aurel sambil menyimpan ponselnya ke dalam saku.

Tangan Aurel terangkat ingin menyetop sebuah taksi. Namun tidak jadi saat melihat sebuah motor berhenti tepat di depannya. Tidak perlu melihat plat motornya, Aurel sudah tau siapa pemilik motor itu. Itu adalah motor Aldo, cowok yang beberapa hari ini tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.

Aurel menggeleng. "Enggak, itu nggak mungkin Aldo, dia siswa teladan nggak mungkin jam segini baru pergi," batin Aurel seraya memperhatikan cowok yang masih stay di atas motor.

"Ngapain bengong?" tanya cowok itu seraya membuka kaca helm full facenya.

Aurel melongo saat melihat cowok yang ada di depannya. Ternyata instingnya benar, cowok itu adalah Aldo, tunangannya.

"Enggak, gue nggak bengong." Aurel berdehem seraya menetralkan degup jantungnya yang bertalu-talu. Aurel gugup seketika saat melihat senyuman serta tatapan lembut cowok itu.

Aldo tersenyum lalu tangan kirinya mengacak rambut Aurel, hingga membuat tatanan rambut gadis itu berantakan.

"Aldo!" pekik Aurel kesal.

"Iya sayang?"

"Iss. Rambut gue jadi rusak nih," ujar Aurel sembari memukul tangan Aldo. Dengan memasang wajah cemberut, Aurel menaiki motor cowok itu dan memeluk perutnya dari belakang.

"Lo ngapain?"

Aurel memutar bola matanya. "Duduk. Lo mau ngajakin gue berangkat bareng kan?"

"Emang gue ada bilang gitu?"

Jleb!

Aurel terdiam beberapa detik. Ekspresi gadis itu tidak terbaca, bersamaan dengan wajahnya yang memerah karena malu.

"Hahaha," tawa Aldo pecah saat melihat ekspresi Aurel dari kaca spion, wajah cengo seperti orang linglung sekaligus ingin menangis yang Aurel tunjukkan itu sangat menggemaskan menurutnya. Ditambah lagi wajahnya yang memerah karena malu, sungguh itu benar-benar lucu.

Aurel melepaskan pelukannya, lalu gadis itu berniat turun dari motor tetapi tangannya malah di pegang Aldo sangat erat. "Gue bercanda, sayang."

* * *

"Aldo," panggil Aurel.

Aldo diam.

"Aldo, ih!" panggil Aurel lagi sambil mendorong pelan punggung Aldo, membuat cowok itu mendengus pelan lalu menatap tajam Aurel dari kaca spion motornya.

Aurel yang mendapat tatapan tajam dari Aldo hanya memutar bola mata malas. Bodo amat.

"Kita mau kemana? Kayaknya ini bukan jalan ke sekolah deh."

Aldo diam.

Aurel mencebikkan bibirnya kesal, ia paling tidak suka saat ia bertanya tetapi tidak direspon sama sekali. Apalagi yang melakukan itu adalah Aldo, tunangannya.

"Al, gue ngambek nih," ujar Aurel dengan nada kesal karna dari tadi ia hanya bicara sendiri, tidak ada yang menjawab.

Aldo diam.

"Al, gue loncat nih kalau masih nggak lo respon," gerutu Aurel pelan yang tentu saja masih dapat di dengar jelas oleh Aldo.

"Tadi lo nggak gini deh perasaan. Kalau gue tau lo bakal nyuekin gue mending tadi gue nggak usah berangkat bareng lo."

"Diem bentar bisa, Rell?"

Aurel merenggut sebal kemudian mengangguk lemah.

Aldo tersenyum. "Nah, gitu kan bagus kalau lo jadi cewek penurut."

Aurel diam tak berniat membalas ucapan Aldo.

Detik berikutnya, Aldo menambah kecepatan motornya membuat tubuh Aurel hampir saja terjungkal ke belakang.

Aurel menjerit, kemudian langsung merapatkan tubuhnya dengan Aldo, lalu memeluk erat cowok itu. "Pelan-pelan, bego! Kalau lo mau mati sendiri aja, jangan ngajak-ngajak gue!" pekik Aurel marah.

Aldo terkekeh kecil. "Gue punya kejutan buat lo," ujarnya seraya menambah lagi kecepatan motornya hingga membuat gadis yang ada diboncengannya memejamkan mata.

"Santai aja, Rell. Gue nggak akan buat tunangan gue kenapa-napa."

Holla gais:) akhirnya penulis amatir yang suka ngaret ini apdate lagi:)

Jan lupa vote dan komen ya. Tengkyu💜

Salam kenal
-Queensha_Amara-

My Cool Fiance [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang