PART 1

680 36 0
                                    

  Amanda Dwi Anggraini  gadis manis dengan  rambut hitam sebahu dan tinggi 157 cm, tapi sayangnya dia selalu dijauhi oleh teman-teman sekolahnya kerena dia selalu terlihat ketakutan bila didekati oleh leki-laki. Namun Amanda bersyukur masih ada Adillah, Cita dan Dhea yang masih setia menemaninya

Pagi hari ini di SMAN Nusantara ,tempat dimana Amanda bersekolah satu tahun terakhir. Pagi ini di koridor kelas yang panjang, Amanda melangkah dengan kepala tertunduk dalam dengan puluhan pasang mata yang kini terus menatapnya tanpa henti. Tentu hal ini sangat mengganggu untuk orang pada umumnya tapi berbeda dengan Amanda, gadis ini sudah terbiasa mendapat pandangan merendahkan seperti ini  walaupun tetap saja ada rasa tidak nyaman diperlakukan seperti ini.

Setiba dikelas, situasi yang gadis ini dapatkan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Yah! Masih banyak pandangan yang merendahkannya bahkan tak jarang ucapan cemooh pun Amanda dapatkan namun, Amanda masih bersyukur masih ada Adillah,Cita dan Dhea yang kini mau menjadi temannya. Baru saja mendudukan tubuhnya dibangkunya Amanda mulai mendapatkan perlakuan tidak adil dari teman sekelasnya, tepat dari pojok kelas ini ucapan mengejek terlempar jelas untuk dirinya.

“Oi liat tuh si cewek aneh udah dateng” ucap Prengki  yang disusul oleh tawa mengejek dari yang lain. Sedangkan Amanda hanya mampu diam dan tak mampu menjawab apapun.

“Gue heran, kok ada ya spesies kayak dia-“

“maksud lo gimana Bro ?” potong salah satu diantara mereka.

“Ya kayak dia, si aneh masa dideketin cowok aja takut banget udah itu pakek nangis ama teriak-teriak  segala lagi” balas Prengki menyudahi ucapannya.

“Lo jangan gitu lah Bro entar dia malah nangis lagi hahahaha.....” timpal yang lain dengan tawa yang pecah, tentu saja Amanda tidak bisa berbuat banyak yang mampu dia lakukan hanya lah menunduk dalam dengan mata yang berkaca-kaca saat mendengar ucapan yang begitu menyakitkan baginya. Disisi lain Adillah, Cita dan Dhea yang baru saja datang menyaksikan semua yang menimpa Amanda dengan perasaan kesal yang membumbung tinggi.

“Eh lo!” bentak Cita.

“Lo ngomong sama gue?’’ saut Prengki spontan.

“Ya iya lah lo, siapa lagi emang nya-“

“Oh gue kira lo ngomong sama tembok hahahah.....”

“Lo gak ada bosan-bosannya ya ngebully orang, lo ngaca dong emang lo udah sempurna apa sampai sebegitu PEDE nya ngomongin orang kayak gini” oceh Cita dengan emosi yang sudah membumbung tinggi melihat Amanda diperlakukan seperti tadi.

“Emang letak kesalahan gue dimana huh? Dia memang aneh kan? Yang gue ucapin semuanya bener dan fakta!” balas Prengki dengan bangganya.

“Lo itu salah bahkan salah banget , lo jangan asal menghakimi orang dong. Kalau lo gak tau apa-apa mendingan diem ajalah jangan sok tau dan bersikap bodoh kayak gini, sikap lo kayak bocah tau gak!!”ucap Adillah yang kini juga ikut terpancing  emosinya disusul Prengki yang kini tersenyum remeh sambil berdiri dari tempatnya.

“Kalian liat dia, LIAT!!!”

“Dia emang udah bersikap aneh dari awal, gue Cuma ngomong fakta yang gue liat dan kenapa juga kalian harus repot-repot belain dia? Orang kayak dia gak pantes buat dibela!”ucap Prengki dengan suara meninggi.

Mendengar bentakkan Prengki membuat Amanda semakin takut, genangan air mata telah sudah siap tumpah dipelupuk matanya namun, Amanda masih menahannya dia tidak ingin menangis disini.  Yang bisa dia lakukan sekarang adalah diam menyimak semuanya walaupun hatinya sangat ingin berteriak membantah semua penindasan yang dia terima selama ini.

“Lo salah! Kalian semua salah! Gak sewajarnya kalian bersikap gak adil sama Amanda”

“Sikap kalian semua gak manusiawi, kalian terus meenghakimi orang yang gak salah apa-apa-“


“Cukup!” timpal Amanda yang membuat perkataan Dhea terpotong.

Amanda berdiri dari duduknya dengan mata yang membasahi wajahnya, terlihat jelas bahwa ada begitu banyak kesedihan yang dia rasakan sekarang. Rasanya sangat lelah mendengar pertengkaran ini yang terjadi hanya karena dirinya yang bahkan bukan siapa-siapa disini.

“G-gue mohon jangan bertengkar kayak gini, di-dia memang benar! Gue memang aneh dan gue sangat tau kekurangan gue!” tutur Amanda dengan dada yang terasa begitu sesak.

“Gue tau itu, dan gue mohon jangan terus menginggatkan gue soal ini. Gue sangat paham kalau kalian gak pernah suka ama gue tapi sekali aja-“ ucapan Amanda terhenti oleh isaknya.

“Sekali aja jangan perlakuin gue kayak gini! Gue ini juga manusia, hati gue sakit denger perkataan kasar dari kalian. Gue mohon berhenti perlakuin gue kayak gini!!” Amanda menyudahi ucapannya dan melangkah keluar dari kelas sambil mengusap air mata yang jatuh dipipinya.

Untuk sementara keheningan lah yang mendominasi saat ini namun, keadaan itu tak berlangsung  lama karena  semua orang yang ada disana mengalihkan fokus mereka pada Prengki yang kini kembali angkat suara.

“See? Dia sendiri bahkan nyadar kalau dia itu aneh, terus kenapa kalian yang repot?” ucap Prengki yang lebih terdengar meremehkan.

“Lo, lo benar-benar keterlaluan ya!!”

“Liat aja kalau sampai terjadi apa-apa sama Amanda, abis lo semua!!” ancam Cita dengan marahnya kemudian berlalu pergi menyusul Amanda dengan  Adilah dan Dhea yang mengikutinya.

Ditempat berbeda, Amanda terus berjalan dilorong kelas sambil mengusap sisa air matanya. Sekuat tenanga dia mencoba menekan emosinya dan meredam semua rasa dihatinya walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa hal itu tidak dapat merubah apapun. Rasa sakit dihatinya akan terus bertambah dan  mungkin sulit untuk sembuh.

Amanda tau benar yang dikatakan Prengki tadi tidak sepenuhnya salah, dia memang aneh. Tapi apa benar bila dia harus terus diperlakukan seperti ini? Ini terjadi juga bukan kehendak nya sendiri!!. Ditengah langkahnya tanpa sengaja Amanda menabrak bahu seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya, sontak itu membuat orang yang ditabrak merasa tidak senang dan mulai meneriakinya dengan kasar.

“Eh lo! Kalau jalan tu liat-liat dong,masih pagi udah meleng aja lo. Dasar cewek aneh!!”ucap Bella dengan suara meninggi. Amanda tau benar orang itu adalah Bella teman sekelasnya jadi dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk menjawab ucapan bella.

“Maaf, gu-gue gak sengaja” gumam Amanda pelan dengan kepala tertunduk, namun Bella tidak menjawab dia malah melenggang pergi tanpa berkata apapun. Meninggalkan Amanda yang masih mematung dikoridor yang sepi dengan suara isakan yang terdengar samar, tapi tak lama Adillah,Cita dan Dhea tiba dan mencoba menenangkan Amanda.

“Man, lo gak apa-apa kan? Apa perlu kita laporin ke BK?” tanya Adillah dengan khawatir namun Amanda hanya menunduk sambil menggeleng pelan.

“Gak perlu Dil gue, gue gak apa-apa kok”

“Gue, bener-bener gak apa-apa” selesai mengucapkan itu tanpa Amanda duga, Cita yang mulai berkaca-kaca memeluk tubuhnya yang kaku.

“Man kita tau lo orang yang kuat tapi seenggaknya lo jangan kayak gini terus. Jangan jadi orang yang lemah dimata mereka! Jujur kita juga gak tau lo kenapa dan apa yang ngebuat lo kayak sekarang, tapi gue mohon jangan kayak gini terus jangan buat mereka terus ngeremehin lo. Lo harus janji ama kita kalau lo bisa jadi lebih kuat dari ini”ucap Cita dengan pasti dengan Amanda yang mengangguk paham diiringi air mata yang mengalir dimatanya dan Adillah juga Dhea yang kini juga ikut memeluknya.

Amanda  sangat bersyukur memiliki ketiganya disisinya sekarang. Entah apa jadinya jika tidak ada mereka sekarang, Amanda bahkan dapat menggingatnya dengan jelas bagaimana mereka bisa menjadi teman bahkan sahabatnya seperti sekarang.

Dulu sewaktu awal Oreintasi siswa....
Amanda hanyalah siswa pendiam dan tidak ada yang mau dekat-dekat dengannya karena gadis ini sudah dicap aneh oleh anak-anak yang seangkatan dengannya. Hal ini terjadi saat seorang siswa membuat Amanda menangis dan berteriak histeris tanpa sebab yang tidak diketahui, jelas hal itu membuat berbagai persepsi yang tidak benar tentang Amanda. Mulai saat itulah semua orang tidak ada yang ini bergaul dengan Amanda dan berbagai nama panggilan pun melekat pada dirinya mulai dari cewek aneh, CECAN atau cewek cantik tapi aneh dan nama lain yang mungkin tidak pantas untuk didengar.

Disaat semua orang menjauh,menghina dan menrendahkan Amanda disaat itu juga Adillah,Cita dan Dhea melangkah maju dan melindungi Amanda. Awalnya memang sulit mendekati Amanda karena gadis ini sangat tertutup juga sulit ditebak namun ketiganya tidak menyerah dan terus meminta Amanda untuk menjadi teman mereka. Saat itu kelas sedang kosong hanya ada Amanda dan sebuah novel ditangannya Adillah,Cita dan Dhea melangkah mendekat kearah Amanda, awalnya gadis ini tidak menyadari kehadiran ketiganya karena fokus pada novel yang dia baca saat itu.

“Ehm!! Hallo?” ucap Adillah membuka pembicaraan dengan Cita dan Dhea disisinya. Amanda kaget dan bersikap waspada dengan ekspresi cemas diwajahnya.

“Sorry gue buat lo kaget” lanjut Adillah mulai sedikit ragu sambil melirik kearah Dhea juga Cita sedangkan Amanda masih terdiam ditempatnya.

“Kenalin nama gue  Adillah dan mereka berdua Cita dan Dhea.kita semua satu kelas sama lo” Adillah terus melanjutkan ucapannya.

“Ehm...nama lo Amandakan?” tanya Dhea ikut menimpali dengan Amanda yang mengangguk kaku.

“A-ada apa?” tanya Amanda mulai bereaksi walaupun sedikit.

“Kita semua mau jadi temen lo... lo mau kan jadi temen kita?” ucap Cita mengebu dan penuh semangat dengan wajah cerianya. Sontak Amanda kaget dengan pernyataan itu dan sedikit memundurkan tubuhnya sambil tersenyum hambar dan menunduk dalam.

“Apa kalian yakin?”

“Karena yang gue tau gak ada satu pun orang yang mau deket-deket ama gue-“

“Kita gak gitu!!” potong Cita dengan pandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya.

“Kita gak pernah nganggap lo aneh seperti orang lain, lo sama kayak kita semua. Orang yang bilang lo aneh Cuma orang bodoh dan gak mau tau gimana jadinya diposisi lo, Cuma kesalahan saat orientasi sekolah bukan alasan yang tepat membuat orang lain terpojok kayak sekarang” jelas Cita lagi sambil tersenyum meyakinkan.

“Kita Cuma mau jadi temen lo,temen yang selalu ada buat lo yang bisa buat lo tersenyum ceria dan tertawa bersama. Kita Cuma mau bantu lo lewatin rasa takut yang mungkin selama ini lo  jalanin sendiri”

“Kita janji bakal buat lo lebih bahagia mulai hari ini, so let’s be friends?” Adillah dengan tangan yang terulur menunggu untuk disambut.

Mata Amanda berkaca-kaca saat mendengar ucapan dari ketiganya, sungguh tidak diduga sebelumnya, dia fikir dia akan menghabiskan masa SMA seorang diri tanpa teman atau pun sahabat. Dengan tangan yang bergetar Amanda meraih tangan Adillah yang masih terulur dan mengenggamnya dengan senyum kaku yang terukir diwajahnya.

Semenjak saat itu Adillah,Cita, Dhea dan Amanda menjadi teman dan sahabat. saling melengkapi dan mengisi satu sama lain. Amanda pun bisa bernafas lega, setidaknya masih ada orang yang ingin berteman dengannya dan menerima keterbatasan yang ada pada dirinya.

“Ayo Man kita balik kekelas,udah masuk nih bentar lagi guru killer masuk tau” ucap Cita dengan wajah cemasnya.

“Ayo” balas Amanda seadanya sambil mengikuti langkah ketiganya.

    🍃🍃🍃

Hai Readers...
Cuma mau menginggatkan
Jangan lupa tinggalkan Vote dan komentar kalian.

Kasih aku saran untuk ceritaku ini

#TBC
#VOTE&COMMENT

PHOBIA(Comeback)-TAMATWhere stories live. Discover now