Pagi hari di SMA Nusantara, seperti biasanya Amanda datang dan berjalan melewati koridor panjang untuk menuju kelasnya. Pemandangan yang sama masih ia dapatkan, puluhan pasang mata kini tertuju padanya. Bukan kerena populer namun pandangan itu malah terlihat seperti merendahkan dan menunjukan rasa tidak suka.
Amanda menyadari itu semua namun tak banyak hal yang bisa dia lakukan, selain terus diam dan menerima semua kata-kata menyakitkan yang dilontarkan oleh siswa yang tidak menyukainya. Amanda berjalan menunduk sambil terus mendengar ucapan yang tidak mengenakkan disekitarnya.
“ssst, lihat tu cewek aneh baru datang. Masih tahan aja sekolah disini, tebel juga tuh muka”
“Hahahah iya, wajah sih cantik tapi kalau sikapnya kayak gitu siapa juga yang suka”
“Dasar aneh”
“Jangan-jangan dia gak suka cowok lagi”
Itu hanya beberapa dari banyak perkataan yang tentu saja membuat Amanda semakin terpuruk, bahkan ada yang lebih parah dari ini. Tapi lagi dan lagi gadis ini harus menahannya walaupun hatinya terus berteriak tak setuju dengan semua omong kosong yang mereka ucapkan.
Sampai dikelas suasana yang sama masih Amanda dapatkan seperti hari-hari sebelumnya. Perkataan yang menyakitkan lagi-lagi tertuju padanya. Sudah banyak siswa yang datang namun tak satupun yang memihak padanya, dia benar-benar merasa asing disini. Tanpa ketiga temannya Amanda menjadi bahan bully dikelas ini.
“Akhirnya si cewek aneh datang juga” ucap Prengki dari pojok kelas.
Amanda hanya diam dan duduk ditempatnya dengan Angga yang duduk tenang disampinnya. Angga terlihat tenang dengan earphone yang menempel ditelinganya, dia sengaja mengenakan earphone yang volume yang kecil untuk mendengar semuanya.
“Masih takut sama gue?” tanya Prengki sambil melangkah mendekati gadis itu. Amanda hanya diam tak bergeming sambil terus menunduk, rasa cemas mulai mengelayuti dirinya. Degup jantung mulai memburu dan keringat mulai membasahi telapak tangannya, ia benar-benar takut sekarang.
“Kenapa? Takut? Mau nangis atau mau teriak-teriak kayak orang gila?”
“Dasar ,cantik-cantik kok aneh” cibir Prengki di ikuti tawa dari teman-temannya.
Amanda terlihat meremas rok yang dia kenakan, mencoba menahan gejolak yang dia rasakan, bayangan menakutkan itu datang lagi membuatnya tak sanggup jika harus berdekatan dengan cowok sedekat ini. Dilain pihak Angga mendengar semuanya, semua pembulian yang diterima oleh gadis itu. Ini semua benar-benar tidak bagus.
Melihat Amanda mulai gelisah dan ketakukan, Prengki dengan sengaja menyentu lengan gadis itu. Sontak Amanda sangat terkejut dan takut dengan tidakan itu dan membuatnya menepis tangan Prengki secepatnya. Namun tindakan Prengki tak sampai disitu, dengan isengnya Prengki memegang bahu Amanda dan membiarkan tangannya disana.
Amanda terlihat kalap, bayangan menakutkan itu seketika muncul di benaknya. Prengki terlihat seperti sosok ayahnya yang siap memukul kapan saja. Amanda yang tidak bisa mengendalikan dirinya menjerit histeris sambil menagis ketakutan, ini adalah hal yang dia benci. Situasi yang membuatnya terlihat seperti orang bodoh dihadapan semua orang.
YOU ARE READING
PHOBIA(Comeback)-TAMAT
Teen Fiction"Percaya atau tidak gue PHOBIA cowok. Ya itu terdengar aneh memang tapi itulah yang gue alami, harus menjaga jarak dengan semua cowok termasuk abang gue dan harus menerima semua pandangan aneh dari semua orang disekitar gue. Tapi gak papa gue udah t...