Part 8

342 24 0
                                    

    Amanda terus berlari mengelilingi   lapangan basket ini, keringat sudah membasahi wajah dan tubuhnya. Dari tempat mereka, Beny mengarahkan pandangannya ke arah lapangan basket menatap sosok yang tengah berlari mengitari lapangan dengan mentari  yang menyengat. Beny mengenal sosok itu ia adalah Amanda teman sekelasnya, langkah Amanda mulai melambat karena rasa lelah yang mulai menghinggapi dirinya.

“Eh liat deh kearah lapangan”ucap Beny yang akhirnya angkat suara mencoba meyakinkan bahwa dirinya tidak salah mengenali orang didepan sana.

“Apaan?” tanya Al sambil mengarahkan pandangannya ketempat yang Beny maksud, begitu juga Angga pandangan cowok ini berfokus pada objek di depannya.

“Itu  Amanda dari kelas kita kan Ngga?”

“Ngapain dia lari-lari di lapangan gitu?” timpal Beny sambil terus  menatap gadis itu dari kejauhan.

“Palingan lagi dihukum sama guru  killer”saut Al asal-asalan sambil menyedot  jus buah miliknya.

“Masa sih? Setau gue dia gak pernah buat masalah deh, anteng-anteng aja tu anak selama gue sekelas sama dia”jelas Beny masih belum percaya dengan apa yang dia lihat.

“Ya siapa yang tau kan” balas Al tidak terlalu perduli.

Angga hanya menyimak pembicaraan kedua temannya sambil terus memperhatikan Amanda dari tempatnya. Di sisi lain, langkah Amanda kian lama kian memelan. Ini sudah tujuh putaran ia mengelilingin lapangan ini, tubuhnya benar-benar letih sekarang.

Amanda mengusap keringat di dahinya.

Aduh capek banget” batinnya.

“Pandangan gue kok jadi kabur gini ya”

“Kepala gue... juga pusing banget”
pandangan Amanda perlahan mengelap dan tubuhnya terjatuh ke lapangan basket yang panas.

“Woii si Cecan pingsan!!!” Sorak Beny histeris .

Mata Angga membulat dan segera berlari kearah Amanda yang diikuti oleh Al juga Beny dibelakangnya. Tanpa banyak bicara Angga mengangkat tubuh kecil Amanda dan membawanya ke UKS. Angga meletakkan tubuh Amanda ke atas Matras UKS dengan hati-hati. Dokter UKS segera datang dan memeriksa kondisi  gadis itu.

“Dia tidak apa-apa” ucap Dokter itu .

“Dia hanya  kelelahan saja, istirahat sebentar akan membuatnya membaik” jelas dokter itu lagi Al, Beny juga  Angga terlihat menghela nafas lega. Setidaknya sekarang  kondisi baik-baik saja.

“Kalau begitu saya pergi dulu, kalian boleh menemaninya” dokter penjaga UKS mengakhiri ucapannya dan berlalu pergi meninggalkan ruangan UKS.

“Untung dia gak apa-apa” ucap Beny.

“Emang parah tu Ibu Syifa tega bener nyuruh anak orang muteri lapangan panas-panas gini”

“Emang gak punya hati” upat Beny panjang lebar, sedangkan Angga masih diam dan duduk di kursi dekat ranjang Amanda.

“Kalian berdua, beliin nasi goreng sama teh hangat di kantin sekarang!”ucap Angga dingin.

“Yaelah Ngga mesti banget emang-“ ucapan Beny terhenti saat Al menyikut lengannya dan menariknya kelua UKS. Beny terlihat memberontak tak mau pergi  .

“Lepas napa Al, gue gak mau pergi” ujar Beny saat sudah agak menjauh dari UKS.
Angga duduk tenang di dekat gadis ini, menunggu Amanda terbangun dari  tidurnya. Beberapa menit setelahnya Amanda mulai membuka matanya perlahan dan mendudukan tubuhnya, kepalanya terasa begitu berat  sekarang.

PHOBIA(Comeback)-TAMATWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu