✔Chptr.5

45 25 64
                                    

Selamat membaca:)
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment kalian yaa✨️

🍃

☁☁☁☁☁

          Aku duduk di salah satu meja kosong yang terletak di bagian pojok kafe yang menghadap ke jendela. Aku sesekali melirik ponselku memeriksa jam karena aku saat ini juga tidak sedang memakai jam tangan.

'Apa sebaiknya aku pulang aja ya?' Aku membatin.

Sesekali mengoyahkan keputusan ku namun juga kembali menguatkan keputusanku untuk datang kesini. Benar-benar labil.

Saat tadi setelah aku selesai mencuci piring dirumah, aku mengecek ponselku. Tentu saja, aku tidak menyangka Sammy kembali mengirimi pesan. Sepertinya dia masih menyimpan nomerku di ponselnya atau dia bisa saja meminta kepada temanku yang dia kenal.

ya, walau aku tidak menyimpan nomornya lagi sih.

Tapi, itu tidak penting. Yang harus aku pusingkan kali ini adalah, bagaimana aku merespon pesannya yang tiba-tiba ini? Apa aku harus mengabaikannya dan kembali menjauhi kenangan masa lalu ku? Atau aku membalas pesan itu dengan resiko harus bertemu dengannya dan menghadapi masalahku?

Aku sampai keringat dingin memikirkan tindakan apa yang harus aku lakukan. Tapi, aku teringat dengan pesan kak Fatih tadi, bahwa aku harus menghadapi masalahku bukan menjauhinya dan membuat semuanya tambah runyam. Akupun memantapkan hatiku untuk membalas pesan itu. Tanganku gemetar menekan keyboard yang ada di ponselku.

Iya, ngomong aja.
18:15✓✓

Aku menghela nafas panjang saat sudah mengirim balasan dari pesan Sammy tadi.

Beberapa menit kemudian Sammy membalas pesanku. Pesan yang membuat ku langsung keringat dingin setelah membacanya.

Ting!

+62821xxxxx
Gaenak kalo ngomongin lewat chat.
Mending ketemuan aja, gue jemput kerumah ya.
18:17✓✓

Eh, gausah.
18:18✓✓
Langsung ketemu di cafe depan komplek
gue aja.
18:18✓✓

+62821xxxxx
Hm, okedehh.
18:19✓✓
See you...
18:19✓✓
Jangan lupa save nomer gue
18:20✓✓

Iya
18:20✓✓


Aku sempat menyesal beberapa kali setelah membalas pesan itu. Tapi, aku tetap keukeh dengan pendirian ku untuk tidak lagi mengabaikan masa laluku.

Walau masih sulit.

Aku harus tetap mencobanya, setidaknya memperbaiki beberapa potongan serpihan yang dulu pernah terurai. Tidak ada salahnya mencoba untuk membuka itu kembali.

Aku menggoyangkan kakiku dengan gusar sambil sesekali melirik ponselku. Sudah hampir lima belas menit aku menunggu disini.

Sempat terbesit dipikiranku untuk pulang saja, tapi itu tidak mungkin. Aku memutuskan untuk menunggu sekitar sepuluh menit lagi. Kalau tidak ada juga tanda-tanda Sammy datang, aku terpaksa harus pulang.

Ting!

Ting!

Sammy
Ran, masih di dalam kan?
gue udah di depan kafe.
19:05✓✓

Fulfilled [ON GOING]Where stories live. Discover now