✔Chptr.6

29 16 31
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa vote & comment ya!

🍃

Sekarang lo engga sendiri lagi, gue ada disini...

—Aiden

☁☁☁☁☁☁☁☁☁☁

          Aiden menghentikan mobilnya di salah satu minimarket. Aku bisa melihat dari ekor mataku saat ini Aiden sedang melihat kearahku. Aku menolehkan kepalaku kearahnya dan membalas tatapannya.

"Mau minum?" Tanya Aiden lembut.

Suaranya yang lembut sedikit membuat aku terpesona. Mungkin aku sudah gila hanya karena suara aja bisa terpesona, tapi aku serius. Suara lembutnya memabukkan saat didengar.

Aku merespon pertanyaannya dengan menganggukkan kepalaku perlahan. Aku bisa melihat Aiden tersenyum tipis melihat anggukan kepalaku.

Manis sekali, pikirku.

"Tunggu sebentar ya."

Aiden turun dari mobil dan berlari kecil menuju minimarket. Tidak lama kemudian, aku melihatnya keluar dari pintu minimarket dengan menenteng  sekantong plastik dan kembali masuk ke dalam mobil.

"Ini minum dulu," Aiden membuka tutup botol air minum yang dibelinya tadi, lalu menyodorkan minuman itu kepadaku.

Aku menerimanya dengan kedua tanganku, masih dengan tangan yang sedikit gemetaran. Isi kepalaku saat ini masih dengan jelas memikirkan kejadian tadi, benar-benar trauma aku dibuat Sam sialan itu.

"M-makasih," ucapku dengan suara lirih.

Aiden masih memperhatikanku. Dia juga  membantuku untuk meminum minumanku karena tanganku yang masih saja gemetaran. Sepertinya dia juga khawatir. Aku bisa lihat dari pandangan matanya saat ini atau mungkin aku saja yang keegeran.

Entahlah.

Aku menutup botol minum tersebut lalu meletakkannya di sampingku. Entah kenapa rasanya lega sekali habis minum.

"Udah mendingan?" Aiden bertanya, masih dengan tatapannya yang seperti menyorot ke wajahku.

Aku menganggukkan kepala kikuk, "mungkin." Aku menatap Aiden, "makasih ya, lo udah nolongin gue tadi."

Aiden menghela napasnya, "of course."

"A-apa lo bisa nganterin gue pulang? Kak Fatih pasti nungguin gue."

Aiden mengangguk paham, "yaudah boleh, tunjukin aja arah rumah lo kemana."

"Iya."

Selama diperjalanan, Aiden dengan tenang mendengarkan arahan jalan dariku untuk pulang kerumah. Tidak jauh sebenarnya, hanya sekitar 10 menit menuju rumahku.

Sesampainya di gerbang rumah, aku bisa melihat bayangan kak Fatih yang sedang mondar-mandir di depan pintu rumah dengan cemas. Aku sudah menebak hal ini akan terjadi, terlebih lagi ini sudah jam sembilan malam.

"Aiden, makasih udah mau anterin gue pulang, ya." Aku tersenyum tulus sambil membuka pintu mobil dan turun.

Sebelum aku sempat menutup pintu mobil, suara Aiden kembali menginterupsi.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Feb 17, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Fulfilled [ON GOING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant