s i x

15K 1.7K 130
                                        

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Setelah kejadian yang lalu-lalu itu, setiap Mark dateng untuk kegiatan tutornya, aku gak boleh ada di sekitar mereka berdua. Alasannya klasik, ganggu.

Padahal udah jelas kalau aku cuman DIEM AJA. Entah mereka yang terlalu sensitif atau ada yang gak aku ngerti.

Jadi aku lebih sering gabut sendiri. Kalau gak chat sama Yeri, ya nontonin youtube.

"Aww"

Teriak aku lebih ke kaget daripada sakit pas Mark nyubit pipi aku dari arah belakang sofa. Hal itu jelas mengalihkan fokus aku yang awalnya sekedar natap layar ponsel.

"Udah gabutnya?"

Tanya Mark sembari mengulas cengiran, tanpa rasa bersalah padahal dia juga yang udah bikin aku gabut. Bergerak perlahan, Mark menyandingi posisi aku untuk duduk di atas sofa.

"Kan gara-gara kamu mark!"

Protes aku, yang ditanggapi dengan ketawa khas Mark yang semakin pecah. Mungkin moodnya lagi baik. Meski itu gak bertahan lama sampai Kak Jaehyun datang ngehampirin kita berdua.

Aku rasa Kak Jaehyun sendiri moodnya lagi gak baik, lain dari Mark. Karena semenjak aku dan Mark pulang sekolah tadi, Kak Jaehyun gak banyak bicara. Sekedar ngangguk atau gelengin kepala doang. Dingin, dengan ekspresi wajah yang cukup sengak pula.

"Kalau gitu, ganti baju gih Achel. Ikut aku nonton teater sekolah, mau?"

Tawar Mark yang disambut dengusan kencang dari Kak Jaehyun. Sementara aku bingung sendiri, karena tinggal di rumah orang berarti aku gak bisa keluar masuk seenaknya aja.

Haruskah aku izin ke Kak Jaehyun? Haruskah aku ajak Kak Jaehyun? Atau aku harus apa?

"Kak Jae-"

"Aku ada latihan basket. Pergi sama Mark aja, tapi inget pulangnya jangan malem-malem!"

Instruksi Kak Jaehyun yang faktanya gak beda jauh sama mamah. Setelah kalimat itu, biasanya mamah bilang-

"Dan jangan macem-macem!"

Yap, persis. Ini Kak Jaehyun sama mamah udah kayak anak kembar? Kak Jaehyun mengacungkan jari telunjuknya ke arah Mark bikin alis melengkung Mark bersatu keheranan.

Ada-ada aja.

***

"Mark jangan tidur" bisik aku berusaha ngeraih telinganya.

Faktanya Mark sendiri yang ngajak aku nonton teater SMA, tapi dia juga yang setengah sadar nontonnya di sebelah aku. Berulang kali nguap, berulang kali juga kepala terantuk-antuk menahan kantuk.

Dengan mata yang membulat, Mark menolehkan kepalanya ke kanan-kiri. Seolah lupa ada dimana dan sama siapa dia terakhir kali. Lucu, kayak anak ilang.

dearest tutor • jaehyun ☑Where stories live. Discover now