Jam 3 sore.
Aku ngerebahin badan dan mengistirahatkan punggung di sofa ruang tamu.
Selain itu, badan aku serasa remuk setelah 7 jam menata barang pindahan sama kak jaehyun yang juga nyusul posisi disebelah aku.
Yap! Aku diterima di jurusan dan kampus yang aku mau. Begitu juga dengan mark yang sayangnya harus ngelepas karena orang tuanya lebih pilih mark lanjut studi di canada.
Oleh karena itu aku pindah ke sebuah semi apart 7 lantai yang gak begitu jauh dari kampus dan pastinya dengan keamanan terjamin. Kak jaehyun bilang temennya juga tinggal di apart kecil ini ngebuat kak jaehyun gak ragu untuk nempatin aku disini.
Beruntung jadwal keberangkatan kak jaehyun ke jepang masih 3 hari lagi yang ngebuat kak jaehyun bisa bantu aku dulu untuk pindahan.
Tapi sayangnya, keberangkatan mark ke canada itu besok jadi dia juga harus prepare segala macamnya. Gak lupa juga besok aku harus anter mark ke bandara.
"Chel aku pasang kamera pengawas dipintu masuk"
"Apa!? Serius kak?"
Aku balik berdiri dan lari kecil ke pintu masuk apart. Mencari keseluruh sudut yang memungkinkan kak jaehyun menaruh kamera pengawasnya.
Semi apart ini udah dilengkapin sama cctv di koridor tiap lantainya, tapi aku rasa itu kurang buat kak jaehyun.
Karena bener aja, ada sebuah kamera pengawas kecil berbentuk panda menghadap ke pintu masuk yang ditaruh di atas rak sepatu.
"Kak!"
"Sekali lagi aku bukan gak percaya kamu tinggal sendiri chel. Aku KHA-WA-TIR. Okay?"
Aku menghela nafas nyerah karena sebegitu khawatirnya kak jaehyun hanya karena ini. Aku ngerti kak jaehyun bakal jauh kalau aku butuh, tapi kan aku juga gak bener-bener sendiri.
Dia juga yang bilang untuk hubungin kak doyoung, kak taeyong atau kak jungwoo yang tempat tinggalnya gak jauh dari sini.
"Yaudah iya"
Bales aku sembari balik ke sofa dan bener-bener beristirahat.
"Kak jaehyun mandi gih, sehabis itu pulang dan istirahat. Besok aku bakal anter mark ke bandara, kak jaehyun harus urus surat rekomendasi kerja kan ke dosen?"
Bukannya beranjak untuk mandi, kak jaehyun malah berubah posisi menghadap aku sekaligus satu tangannya ngeraih sebelah tangan aku untuk dia elus.
"Aku taroh sepasang sepatu di pintu masuk, inget! Jangan dipindahin! Oiyah, jangan biarin cowo manapun masuk ke apart kamu.. okay? Siapapun! Sekalipun itu temen aku atau temen kamu!"
Padahal mamah aku juga gak secerewet kak jaehyun saat aku telfon sesampainya di apart tadi.
"Kalau delivery makan, suruh tunggu dibawah.. jangan sampai dia tau nomor berapa kamar kamu. Dan jangan pernah bilang ke siapapun kalau kamu tinggal sendiri. Kamu bisa bilang tinggal sama saudara atau siapapun, kalau perlu bukti.. telpon doyoung kesini. Clear?"
Aku ngangguk gemas yang ditanggapi kak jaehyun dengan acakan rambut di pucuk kepala.
Kenapa juga hubungan aku sama kak jaehyun harus berakhir kaya gini? Long distance relationship, orang bilang.
"Yang terakhir dan paling penting"
Aku ngangkat alis karena lagi-lagi kak jaehyun batalin niatnya untuk beranjak ke kamar mandi.
"Kamu itu punya aku, jangan lupa!"
Astaga, aku kira kak jaehyun mau bilang apa lagi. Kemana kak jaehyun yang irit ngomong dan sikap full-grown adultnya yang dulu aku kenal itu?

YOU ARE READING
dearest tutor • jaehyun ☑
Short Story[PROSES REVISI] [Completed] Jung Jaehyun au! ©Lalunaxxx tjan Was #8 Short Story #14 nct #9 au #3 yuta #2 johnny #2 nct127 #1 jungjaehyun #1 jaehyun