5. Jadi Dia Hendry?

5.2K 803 27
                                    

BRAKK!!

Seseorang membuka pintu kelas dengan tidak berperikemanusiaan, sangat tidak lembut alias kasar, membuat fokus semua orang tertuju padanya.

"Astaga, apa kamu tidak bisa membuka pintu sedikit lebih sopan? Sudah telat tapi membuat kaget juga, kamu tidak tau ini jam berapa? Bahkan pelajaran saya sudah berjalan 5 menit," ujar guru muda yang sedang mengajar di kelas Marsha.

Sedangkan sang pelaku yang membuat terkejut satu kelas hanya tersenyum lebar menampilkan giginya sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Sekarang kamu kesini, kerjakan soal yang ada di papan tulis," perintah guru muda itu sembari menyodorkan spidol pada Marsha, sedangkan Marsha langsung panik ditempatnya berdiri.

Bagaimana mungkin dirinya bisa mengerjakan soal matematika yang ada dipapan tulis itu? Kemungkinan Marsha mengerjakan soal itu sangat kecil, hanya nol koma sepersekian. Ulangan saja dia masih remidi, jangankan ulangan matematika, ulangan bahasa Indonesia saja Marsha masih remidi, padahal itu kan bahasa dia sendiri. Menurut Marsha pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling aneh, bagaimana bisa huruf x dan y bisa berubah menjadi angka? Teori macam apa itu? Aneh bukan?

"Maaf bu, tapi tadi saya terlambat karena ada alasannya kok," ujar Marsha yang berniat menghindari perintah guru muda tersebut.

"Kalau alasan yang kamu berikan masuk akal, kamu bisa duduk dikursimu."

"Oke jadi gini bu, tadi waktu saya mau berangkat sekolah saya liat ada anak ayam yang lagi mau nyebrang jalan. Karena saya kasian, saya bantu anak ayam itu nyebrang terus tiba-tiba temennya anak ayam tadi muncul mau nyebrang juga, ya udah saya bantuin. Saya kan anak baik bu, saya nggak tega ngelihat mereka kesusahan. Jadi ibu bolehin saya duduk ya." Mohon Marsha setelah menyelesaikan acara memberikan alasan -mengarang cerita- nya, yang sontak membuat teman satu kelasnya tertawa terbahak-bahak.

"Ambil ini, kerjakan soalnya," kata guru tersebut sembari melirik spidol yang ada ditangannya.

"Bu..." Marsha memasang wajah melas yang membuat teman-teman satu kelasnya kembali tertawa melihatnya.

"Apa saya terlihat menerima penolakan?" tanya guru tersebut dengan nada tenang namun membuat Marsha merinding mendengarnya.

"Loh kok saya tetep disuruh ngerjain sih bu. Kan saya tadi nolong anak ayam, bolehin saya duduk ya bu," ujar Marsha memelas namun sepertinya wajah melasnya tidak mempan kepada guru muda itu. Yang ada guru itu hanya memasang wajah datarnya, membuat Marsha mau tidak mau mengambil spidol ditangannya dan mengerjakan soal yang demi Tuhan, tidak ada satupun soal yang Marsha mengerti.

***

Setelah sampai di kantin, Marsha langsung melahap batagor dipiringnya dengan rakus hingga membuat Kanaya dan Jessyca menatap Marsha dengan pandangan jijik.

"Gila, rakus banget. Lo nggak makan seminggu, Sha?" tanya Kanaya keheranan namun tak mendapat balasan apapun dari Marsha.

"Busung lapar lo kambuh, Sha?" pertanyaan tidak masuk akal dari Jessyca membuat Marsha mendelik sebal kearahnya.

"Enak aja lo kalau ngomong! Gue kelaparan tahu, lo nggak ngerasain gimana jadi gue yang tadi pagi masuk kelas dan tiba-tiba langsung disuruh ngerjain soal matematika dan, demi Neptunus gue nggak ngerti tadi soal apaan. Gue bekerja keras dan mengeluarkan seluruh tenaga gue buat ngerjain soal dipapan tulis tadi, dan akhirnya sekarang kelaparan," jelas Marsha menggebu-gebu. Masih teringat jelas di otaknya saat ia disuruh mengerjakan soal tadi pagi, jujur itu masih membuatnya kesal, sangat kesal malahan.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang