28. Sisi Lain yang Manis.

3.1K 537 12
                                    

"D, kenapa penampilan lo masih kayak gitu?" tanya Naufal keheranan saat melihat Davian keluar dari rumahnya dengan penampilan culun seperti sebelum-sebelumnya.

Bukan hanya Naufal yang merasa keheranan, kedua temannya yang lain pun juga merasa begitu. Sedangkan orang yang menjadi pusat perhatian tak menyahuti apapun dan dengan santainya masuk ke dalam mobil, mendudukkan diri di samping Naufal yang memegang kemudi. Hari ini mereka memang sengaja berangkat ke sekolah bersama menggunakan mobil Naufal, katanya sih buat ngerayain hari pertama mereka kumpul lagi. So cheesy.

"Sebenarnya lo udah nggak perlu- yah, lo tau lah, penampilan lo," tutur Hendry dari kursi belakang.

Davian melirik sekilas Hendry dari kaca spion lalu menghiraukannya, "ayo berangkat," ujarnya bagai perintah.

Naufal hanya mengendikkan bahu tak acuh mendengarnya lalu mulai menjalankan mobilnya.

Perjalanan mereka menuju sekolah terasa sangat sunyi, hanya ada suara tembakan yang bersahutan dari ponsel Bara, sepertinya dia tengah memainkan game online. Entahlah mengapa tak ada yang membuka mulut untuk memulai percakapan, mereka tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Naufal yang fokus pada jalanan di depannya, Bara yang asik sendiri dengan ponselnya, Hendry yang mendengarkan musik dari headphone serta Davian yang memperhatikan jalanan dari jendela mobil.

"Berhenti," ujar Davian yang memecah keheningan diantara mereka.

"Hah?" beo Naufal yang membuat Davian mendengus kesal, jujur saja ia bukan orang yang suka mengulangi perkataannya dua kali.

"Berhenti, gue mau turun disini," ulang Davian.

Naufal menatap orang disampingnya dengan pandangan tak percaya. Yang benar saja, mau apa Davian ingin turun disini? Lagipula jarak tempat ini dengan sekolah masih cukup jauh.

"Tapi kenapa? Jarak dari sekolah masih lumayan jauh, udah lo duduk aja."

"Banyak ngomong banget sih lo kayak banci, berhenti."

Naufal hanya menghela napas mendengar cacian yang Davian lontarkan padanya, menghadapi orang yang menyebalkan seperti Davian memang harus banyak-banyak bersabar.

"Udah kali Fal berhenti aja, keburu meledak dia," kata Bara tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel di tangannya. Lagipula menentang keinginan Davian akan berakhir percuma, anak itu tidak sudi mendengar perkataan orang lain. Terkutuk lah sifat keras kepala temannya yang satu itu.

"Oke, fine." Final Naufal. Ia lantas menghentikan mobilnya di tepi jalan, seperti yang diminta Davian tadi.

"D, lo serius turun disini?" tanya Hendry yang dibalas anggukan kecil oleh Davian.

Davian baru saja akan turun dari mobil, namun ia mengurungkan niatnya sejenak saat teringat sesuatu. Ia menolehkan kepala kepada ketiga temannya yang masih setia menatap kearahnya.

"Karena gue nggak mau dengar anak-anak di sekolah pada bicarain gue, jadi nanti kalian ke kelas aja duluan," ujar Davian yang membuat Naufal dan Hendry terlihat tidak setuju mendengarnya, namun lain lagi dengan Bara yang secara terang-terangan mengusir dirinya.

"Iya-iya, udah buruan turun sana."

Bukannya merasa kesal atau tersinggung, Davian malah menganggukkan kepalanya dan segera turun dari mobil Naufal, "makasih tumpangannya."

JUST D [Who Are You?] [END]Where stories live. Discover now