[Epilog] Where Are You?

3.7K 514 88
                                    

Um... Hai?

Ceritanya sekarang Marsha dkk udah kuliah, jadi mereka bicaranya pakai bahasa baku dan nggak pakai lo-gue lagi.

Happy reading :)

***

Pukul lima petang, Kanaya melangkahkan kakinya di koridor kampus. Kelas terakhir sudah berakhir satu jam yang lalu, jadi tak heran jika suasana kampus cukup sepi. Langkah kakinya terhenti, ia menatap sejenak pintu bercat coklat dengan ukiran rumit di depannya, menimang-nimang sejenak, haruskah ia masuk?

Tapi pada akhirnya ia memilih untuk masuk. Setelah berada di dalam ruangan, bau kertas langsung memenuhi indra penciumannya, kedua netranya disuguhi pemandangan rak-rak tinggi berisi buku yang berjejer rapi.

Benar, perpustakaan.

Sebenarnya Kanaya paling anti memasuki ruangan ini, perutnya akan terasa mual saat melihat ribuan buku yang berada di rak-rak itu. Lalu kenapa ia berada disini?

Ia perlu memastikan seseorang yang dicarinya berada disini, atau tidak.

Kanaya menyapa seorang penjaga perpustakaan dengan senyuman. Saat melangkahkan kakinya semakin ke dalam, ia mendapati ada beberapa mahasiswa yang sibuk dengan tumpukan buku di mejanya, ada pula yang sedang tidur, bahkan juga ada yang sibuk berpacaran, dasar tidak tahu tempat. Tapi masa bodoh, mau mereka melakukan hal tak senonoh pun ia tak peduli.

Kedua netranya tanpa sengaja menangkap seseorang yang tampak familier dimatanya, duduk di salah satu meja yang berada di sudut ruangan.

Benar dia adalah orang yang Kanaya cari sejak tadi, maka dari itu tanpa berlama-lama ia melangkah mendekat.

"Hei," sapa Kanaya membuat seseorang yang disapa mendongakkan kepalanya, raut wajahnya terlihat terkejut.

"Kau kemari?"

"Iya, sejak tadi aku mencari mu kemana-mana, ternyata kau ada disini? Kau pasti lupa kalau aku mengajakmu ke salon hari ini," ujar Kanaya yang lantas mendudukan dirinya di kursi seberang.

"Kau benar, aku lupa. Mau pergi sekarang?"

"Tidak perlu, besok saja. Lagipula sudah terlalu sore, ketua asrama pasti akan mengoceh jika kita pulang terlalu larut," balas Kanaya yang menghentikan pergerakan Marsha yang memberskan bukunya.

"Ya sudah," balas Marsha singkat, lalu kembali fokus pada buku di tangannya.

Kanaya meringis melihat Marsha yang membaca buku setebal balok es ditangannya tersebut. Jika yang membaca buku itu adalah dirinya, mungkin ia sudah pingsan saat itu juga.

"Apa yang kau lakukan? Mengerjakan tugas lagi?" tanya Kanaya yang diabaikan oleh Marsha, temannya itu hanya melirik singkat ke arahnya.

"Kau harus berhenti, ini sudah waktunya pulang," lanjut Kanaya yang lagi-lagi diabaikan oleh gadis tersebut.

Karena tak kunjung mendapatkan balasan, Kanaya pun akhirnya menarik buku yang dibaca Marsha. Kanaya pikir temannya itu sedang membaca buku untuk mengerjakan tugas, tapi nyatanya gadis membaca sebuah binder dibalik buku tebalnya tadi.

Kanaya menatap penuh tanya binder tersebut, ia kemudian berinisiatif membacanya, "apa ini?" raut wajahnya berubah masam setelah membaca bait kalimat yang tertulis di binder tersebut.

Kanya menatap sinis pada Marsha lalu berdecih pelan, "lagi-lagi kau melakukan hal tidak penting," ujarnya namun tak mendapatkan balasan apapun, temannya itu malah mengalihkan pandangannya ke samping.

Raut wajah Kanaya berlahan-lahan menyendu, "Marsha, sampai kapan kau mau melakukan hal bodoh seperti ini?"

Kanaya bukannya tidak tahu apa isi binder itu. Kumpulan origami berisi kenangan dan puisi yang ditulis Davian untuk Marsha, itu adalah isinya.

JUST D [Who Are You?] [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum