19. Tersesat di Dalam Hutan.

3.1K 549 21
                                    

"Malam ini kita akan melakukan penjelajahan, tugas kalian adalah mencari bendera yang telah disebar oleh panitia sebanyak-banyaknya. Karena ini bukan wilayah kita, jadi kita harus berhati-hati. Jangan sampai kalian terpisah dari kelompok masing-masing, atau yang lebih parah lagi kalian tersesat saat berada di dalam hutan," jelas pembina memberikan pengarahan pada peserta camping.

Bukan sekedar memberikan pengarahan, mereka juga dibekali satu peta dan kompas serta dua senter untuk masing-masing kelompok.

"Semoga perjalanan kalian menyenangkan!" seru salah satu pembina yang dibalas sorakan semangat oleh peserta lainnya.

"Kalian dengar sendiri kan? Jangan sampai kita terpisah dari kelompok. Kalau memang kalian ingin selamat, gue minta untuk sekali ini aja, singkirkan ego kalian. Ayo jalan," ujar Bara mengingatkan, mereka mulai memasuki hutan dengan Bara dan Naufal yang memimpin perjalanan lalu diikuti Davian dan Hendry dibelakangnya.

Mereka mulai melakukan penjelajahan, menyusuri gelapnya hutan yang menantang andrenalin. Tekstur tanah yang becek dan licin, serta terdapat sebuah jurang yang letaknya tak jauh dari rute perjalanan, membuat mereka harus ekstra berhati-hati setiap kali melangkahkan kaki.

***

"Agghhh!" jerit Marsha untuk kesekian kalinya.

Ya, untuk kesekian kalinya, Marsha memang tak ada hentinya berteriak heboh sejak masuk ke dalam hutan tadi, bahkan ia tak melepaskan pelukannya pada lengan Kanaya.

"Mama, tolong Marsha ma, gelap banget. Agghhh! kaget!" teriak Marsha saat mendengar ranting pohon yang jatuh.

"Agghhh! Stella, lo apa-apaan sih? Gue kaget!" Marsha kembali berteriak histeris saat Stella secara tiba-tiba berbalik dan menyorotnya dengan senter.

"Nggak usah teriak-teriak gitu dong, pengang kuping gue dengarnya," kata Stella dengan nada kesal karena sungguh, suara Marsha benar-benar nyaring dan telinganya bisa saja tuli jika mendengarkan teriakan Marsha secara terus-menerus.

"Gue takut Stell, disini gelap."

"Gue juga tau kalau disini gelap, tapi lo nggak perlu teriak-teriak juga. Mending lo cari bendera sana, liat, kita baru dapat dua bendera dari tadi. Gue nggak mau ya sampai dihukum gara-gara kita cuma dapat bendera sedikit," jelas Stella panjang lebar sembari mengangkat tangan kirinya yang memegang dua bendera.

"Iya-iya maaf, jangan marah dong." Marsha memajukan bibir bawahnya beberapa centi sambil meletakkan kedua tangannya didepan dada.

Stella mendengus kesal melihatnya, mereka lantas memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka.

***

Davian menghentikan langkahnya saat melihat sebuah bendera, tepatnya dibelakang ranting pohon besar di sebelahnya. Ia berjalan menghampiri pohon tersebut dibantu dengan penerangan dari senter yang di bawanya. Kemungkinan tak ada yang melihat jika ada bendera disini, menyadari bendera ini diletakkan ditempat yang sedikit tersembunyi.

Davian dibuat terkejut setelah mengambil bendera, pasalnya ia hanya melihat Hendry yang berdiri sendirian. Ia menengok ke kanan dan kiri untuk menemukan sosok Bara dan Naufal, namun hasilnya nihil. Davian kemudian menatap Hendry dengan raut bingung, sedangkan yang ditatap malah mengalihkan pandangannya ke samping.

"Kok lo sendiri? Naufal sama Bara dimana?"

Hendry hanya diam, mengabaikan Davian yang masih tampak kebingungan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Hendry merebut senter yang dipegang Davian dan berjalan terlebih dahulu membuat Davian mau tak mau mengikutinya.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang