45. Romeo and Juliet.

2.9K 547 17
                                    

Warning!
This chapter is quite long.

Play song : Lauv–I Like Me Better.

.

Marsha langsung membuka pintu dan keluar dari mobil, ia menundukkan kepalanya saat sang kakak memanggil namanya.

"Ada apa?"

"Nanti kalau mau pulang telepon aja, biar kakak jemput," ujar Ergi mengingatkan, Marsha menganggukkan kepala sembari menyatukan jempol dan jari telunjuknya.

"Kalau gitu gue pergi dulu."

"Hati-hati," peringat Marsha mengingatkan yang dibalas anggukan oleh Ergi. Detik selanjutnya mobil sang kakak mulai menjauh dari area sekolahnya.

Selepas kepergian Ergi, Marsha merogoh ponselnya dari dalam tas lalu mendial nomor Kanaya.

"Halo Nay, lo udah sampai belum?" tanya Marsha setelah panggilannya tersambung.

"Udah nih, lo ada dimana?" tanya Kanaya dari seberang telepon.

"Gue masih di depan gerbang sih." Marsha mulai melangkahkan kakinya memasuki ke area sekolah.

"Kalau gitu buruan masuk, atau mau mau gue susul?" tawar Kanaya namun Marsha segera menggelengkan kepalanya. Yah, walaupun sia-sia saja karena Kanaya tidak bisa melihatnya.

"Nggak usah, ini gue udah masuk–oh!" Marsha berseru pelan, ia melambaikan sebelah tangannya ketika melihat Kanaya yang berdiri tak jauh didepannya. Ia mematikan panggilan teleponnya lalu berjalan menghampiri sahabatnya.

"Hei," sapa Marsha setelah berada didepan Kanaya.

"Wow... Lo cantik juga, Sha," puji Kanaya sembari menilai penampilan Marsha dari atas sampai bawah.

Kanaya tidak berbohong, Marsha yang memakai dress merah selutut tanpa lengan tampak sangat cantik, heals berwarna senada itu terlihat pas di kakinya. Dan jangan lupakan wajahnya yang dirias tipis, serta rambut hitamnya yang ditata sedemikian rupa benar-benar menawan. Jarang-jarang sekali Kanaya bisa Marsha tampil se-anggun ini.

"Emang biasanya gue nggak cantik?" tanya Marsha dengan nada main-main yang dibalas dengusan geli oleh sang lawan bicara.

"Bukan gitu, cuma, hari ini lo benar-benar cantik. Pilihan gaun yang bagus," puji Kanaya untuk kesekian kalinya, membuat Marsha tersenyum manis mendengarnya.

Tentu saja bagus karena harga dari gaun ini pun tak main-main. Setelah berhasil membujuk kak Rissa untuk pergi ke butik, ia juga berhasil menguras isi dompet Ergi dengan membayar gaun cantik pilihannya, tentu saja dengan paksaan dari kak Rissa. Yah, meskipun setelah itu Ergi mendiamkannya selama tiga hari, tapi itu bukan masalah besar, yang terpenting gaun merah cantik ini bisa menjadi miliknya.

"Thank's, lo juga cantik banget tahu," puji Marsha yang dibalas kerlingan kecil oleh Kanaya.

"Gimana kalau kita masuk sekarang?"

Marsha menganggukkan kepalanya mendengar tawaran Kanaya. Keduanya lantas memakai topeng yang diberikan oleh seseorang berkostum cupid di depan gerbang tadi lalu berjalan beriringan menuju lapangan sekolah, tempat dimana pesta malam ini diakan.

JUST D [Who Are You?] [END]Where stories live. Discover now