44. Perjanjian Tetap Perjanjian.

2.8K 526 12
                                    

Marsha dan Kanaya berjalan beriringan menuju lapangan sekolah, hari ini adalah waktunya jam pelajaran olahraga kelas mereka.

"Gimana kencan lo sama Algio kemarin?" tanya Kanaya sembari berjalan beriringan dengan Marsha.

"Kencan? Sebenarnya itu nggak bisa dibilang kencan sih, tapi kemarin lancar kok," balas Marsha seadanya.

Kanaya mengangguk kecil mendengarnya, ia diam sejenak lalu kembali melayangkan pertanyaan, "ngomong-ngomong lo nggak capek, Sha?"

Marsha mengeryitkan keningnya mendengar pertanyaan random dari temannya itu.

"Capek kenapa? Olahraga aja belum."

"Bukan. Lo kan udah lama suka sama Algio, tapi dia nggak peka-peka, emang lo nggak capek nunggu?"

Marsha lantas menghentikan langkahnya, ia menolehkan kepalanya ke arah Kanaya lalu tertawa kecil.

"Bukannya pertanyaan itu harusnya buat lo? Sekarang gue tanya, lo nggak capek nunggu Bara lirik lo?"

Kanaya terkesiap saat Marsha membalikkan pertanyaan tersebut padanya.

"Gimana?" tanya Marsha sekali lagi, membuat Kanaya bergerak gelisah ditempatnya berdiri.

"Kalau gue-"

Kanaya menjeda kalimatnya lalu melirik Marsha yang terlihat menunggu jawabannya. Namun nampaknya Kanaya tak berniat menyelesaikan kalimatnya, maka dari itu Marsha kembali meneruskan langkahnya.

Sedangkan Kanaya mendengus pelan dibelakang sana. Hah, kenapa malah dia yang harus menjawab pertanyaan ini?

"Gue mau nyerah." final Kanaya, membuat Marsha langsung menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya ke belakang.

Marsha melangkahkan kakinya mendekati Kanaya dengan raut wajah tak percaya, "lo serius, Nay?"

Kanaya menghela napas kecil, "iya, gue capek Sha. Selama ini gue udah berusaha keras buat narik perhatian Bara, tapi dia nggak pernah sekalipun noleh ke arah gue. Yang ada dia malah pacaran sama cewek lain," jelas Kanaya yang membuat Marsha tak enak hati mendengarnya.

"Nay-"

"It's okay, lagipula keputusan gue udah bulat, gue akan move on dari Bara." potong Kanaya dengan cepat.

"Bagus deh kalau gitu," kata Marsha sembari tersenyum kecil.

Marsha memang kasihan pada Kanaya, tapi tak bisa dipungkiri jika ia merasa senang karena akhirnya temannya itu bisa melupakan Bara. Karena memang selama ini Marsha merasa jika usaha Kanaya untuk mendekati Bara terbilang sia-sia, pria itu tak pernah menoleh ke arah Kanaya, melirik pun tidak. Padahal jika dipikir-pikir lagi, Kanaya itu cantik, dia gadis yang lucu meskipun kadang menyebalkan dan sedikit manja. Jadi apa yang salah dari Kanaya? Atau memang Bara saja yang buta dan terlalu berengsek?

"Kesepakatan-"

"Kesepakatan kita tetap berlaku." potong Marsha dengan cepat, membuat Kanaya menatapnya terkejut.

"Jangan mentang-mentang lo mau move on dari Bara terus kesepakatan kita batal gitu aja. No, never! Gue tetap berusaha mencari titik terang dari kecurigaan gue dan kalau memang terbukti benar, lo tetap harus jalanin hukumannya," jelas Marsha.

Kanaya baru saja membuka mulutnya untuk melangkan protes, namun niat tersebut harus sirna karena detik berikutnya terdengar sebuah intruksi untuk berkumpul.

"Ayo kesana," ajak Marsha lalu melangkahkan kakinya mendahului Kanaya.

***

JUST D [Who Are You?] [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя