Nakamoto Yuta [2]

1K 145 7
                                    

    Kalau kata orang cowok playboy itu lebih baik di jauhin! Tapi kalau kata Rose si duta besar dari mata turun ke hati, maksudnya duta besar Cinta, cowok playboy tuh harus di ayomi.

    Biasanya sebagian besar cowok berubah jadi payboy karena ingin lepas dari masalah yang sedang mereka hadapi.

    Jadi mungkin aja Yuta jadi playboy cuma kedok doank, tapi kalau kata Rose,  Yuta nggak keliatan ada masalah, jadi kemungkinan besar Yuta emang terlahir sebagai cowok playboy?

.
.
.
.
.
.

    Sampai akhirnya Eunha menemukan penyebab Yuta menjadi seorang playboy.

Plak!

    Eunha hampir saja mengumpat saat mendengar suara tamparan yang begitu jelas, gimana nggak jelas? Orang tamparan itu awalnya di tujukan kepada diri Eunha, namun segera di halangi cowok keturunan Jepang itu.

    "Jadi gara-gara dia kamu putusin aku?!"

    Eunha mengerutkan dahinya, astaga Eunha tadi nggak sengaja ketemu Yuta pas mau keluar gerbang, karena Yuta ngehadang jalan Eunha mereka jadi terlibat percakapan, yang walau sebenarnya hanya berisi makian dari Eunha.

    "Udah gue bilang, gue bosen sama lo, bukan karena orang lain atau siapapun!"

   Ucap Yuta sambil memegangi pipinya yang terasa panas, ya iyalah orang bunyinya kenceng banget, untung kak Yuta bukan cabe-cabean yang suka pake make up tebel, bisa retak itu make up nya kalo kena tampar.

    "Tapi kita udah hampir 2 tahun Yuta! Aku kurang apa sih buat kamu?!"

    "Gue udah bilang sama lo! Kalau gue itu bosen, sampai kapan sih lo mau terus ngejar-ngejar gue?

    "Kenapa? Apa aku udah nggak cantik lagi? Aku bisa make up biar bisa lebih cantik!"

    Yuta menghela nafas, "Eunha lo balik sana, gue harus ngurus nih cewek dulu?"

    Eunha menunjukkan wajah bingung, lah kan tadi Eunha emang mau balik?

    Tanpa basa-basi Eunha langsung lari ngibrit meninggalkan sekolah, tanpa mau tahu apa yang akan terjadi kepada Yuta maupun cewek itu.

~~~~~~~~~~

    "Hai, cantik cemberut aja sih? Sini abang temenin?"

    Eunha merasa mual saat mendengar apa yang Yuta katakan, ingin sekali rasanya Eunha menyiram wajah Yuta pakai kuah bakso pedas yang tadi dia makan.

    Iya mereka sekarang lagi di kantin, ada Yuju, Jihyo, Rose juga Solbin.

    "Apaan sih kak?"

    Yuta langsung duduk di kursi panjang yang Eunha duduki juga, sambil mepet-mepet kayak lagi naik angkot.

    "Kak! Ih bau keringet!"

    "Biarin makanya gue nempel-nempel sama lo, biar kita berbagi keringat," ucap Yuta yang di sambut makian dari mulut Jihyo dan semburan es teh dari Yuju.

    "Eh jorok banget sih! Muncrat segala!"

    "Maaf kak Yuta, makanya jangan ngomong hal menjijikkan kayak gitu donk!"

    Eunha langsung menggeser pantatnya menjauh, jijik banget sama Yuta.

    "Loh bukannya romantis ya?"

    Kali ini Jihyo kembali mengumpat, bahkan Rose juga sampai ikutan mengumpat.

.
.
.
.
.
.
.

    Entah hampir sebulan Yuta sama Eunha benar-benar jadi akrab sampai akhirnya Yuta nembak Eunha dan mereka jadian.

    Dan setelah seminggu, Eunha tidak pernah membuka akun sosial medianya, di karenakan banyak umpatan dan makian yang dia terima dari cewek-cewek yang mengaku sebagai pacar Yuta.

    Eunha berasa jatuh kelubang yang sama sebanyak dua kali, bukan-bukan mungkin ini yang di namakan sudah jatuh tertimpa tangga.

    Bahkan sekarang Eunha nggak berani keluar rumah sendirian, dia harus bareng Yuju atau Rose atau Yuta tentunya.

    "Lo bener-bener manusia unlucky atau gimana sih? Masa dapet pacar nggak bener mulu?" ucap Rose yang sedang duduk di depan Eunha.

    Kebetulan hari ini mereka emang udah janjian mau nyoba menu baru di cafe dekat rumah mereka.

    Iya Eunha dan temen-temen ceweknya yang lain itu satu komplek, makanya akrab banget.

    "Tau deh, mungkin emang gue nggak ditakdirkan buat pacaran kali?"

    "Lah terus kalo nggak pacaran gimana?"

    "Langsung nikah lah!"

    "Masih bocah ngomongin nikah!"

    Eunha berdecak kesal, lalu setelahnya ponsel Eunha bergetar, dan layarnya mulai menunjukkan deretan nama di sana.

    "Kak Yuta?"

    "Angkat sana, gue mau mesen dulu?"

    Akhirnya Rose pergi ke meja kasir, untuk memesan makanan.

~~~~~~~~~~~~~

    "Kak Yuta?!"

    Eunha berteriak sambil terengah-engah,  bayangkan dia lari dari cafe tempat dia sama Rose ke sekolah, emang sih jaraknya nggak terlalu jauh?

    Cuma masalahnya Yuta ngajak ketemuannya di atap, kan cape apalagi harus melewati 5 lantai sebelumnya.

    "Cape ya? Sorry, kan aku udah bilang nggak deteng nggak apa-apa?"

    Eunha melangkah maju mendekati Yuta.

Plak!

    "Banyak orang yang mau hidup, tapi kakak malah mau bunuh diri! Kakak merasa waras?"

    Yuta terdiam saat Eunha berteriak kesal di depannya, bahkan air mata gadis itu mengalir dengan deras.

    "Kenapa sih? Masih banyak cara untuk bahagia! Kenapa kakak malah pilih cara kayak gini?!"

    Eunha memeluk tubuh Yuta yang masih terdiam, bahkan cowok itu tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

    "Aku mungkin nggak ngerti dengan apa yang kakak rasakan, tapi setidaknya aku ada di sini dan bisa mendengar semua keluh kesah kakak, jangan bertindak seolah-olah kakak hidup untuk diri kakak sendiri!"

    Setelah itu Eunha bisa merasakan Yuta memeluk balik dirinya dengan erat, dan setelahnya Eunha bisa merasakan tubuh Yuta bergetar karena mencoba menahan tangisannya.

    "Enggak apa-apa kak, keluarin aja semua yang udah kakak pendam selama ini, luapin aja semuanya, aku selalu siap buat di jadikan tempat kaka untuk bersandar."

    Dan hubungan Eunha dan Yuta berlangsung cukup lama, sampai akhirnya mereka harus putus.

My Ex Boyfriend [JEB] ✔Where stories live. Discover now