7

8.3K 842 53
                                    

Hallo fans, im back #digamparmassa

Ga tau kenapa ni tangan udah gatel aja pengen up, ya udin jadi hari ini double deh, bonus untuk anak sholeh/a ⊂((*>⊥σ))⊃

Aku pasrah deh jika ga ada komen, biarkan aja aku pundung di sudut sampe belumut hu hu hu ⊂((υ⊥υ))⊃

Thanks fams udah nyemangatin ayeeeeeee ⊂((≧⊥≦))⊃

Kembangkan layar fams, saat nya berangkat cap cussss

#abaikantypo

((๑✧ꈊ✧๑))

Lisa sedang duduk sendirian tak jauh dari lokasi jennie syuting, menyibukkan diri dengan laptop yang sengaja di bawanya agar tak bosan, sekalian mengerjakan novelnya dari pada membuang-buang waktu dengan diam. Terlalu fokus hingga tak menyadari seseorang sedang berjalan pelan mendekatinya dari belakang.

“lice”

Lisa terlonjak kaget saat suara yang sangat dibencinya itu terdengar jelas di telinga kirinya. Matanya membola saat wajah orang  yang selalu ingin di hindarinya berada tepat beberapa cm dari wajahnya.

“chaeyoung” cicitnya

Rose menjauhkan wajahnya dari lisa, mengambil duduk tepat di samping gadis itu, menatap lisa dalam, membuatnya merasa terancam dengan tatapan intimidasi dari gadis park. Lisa menegang kala tangan rose menyentuh permukaan kulit pipi nya. Keringat dingin sudah bermunculan dari pori-pori kulit dahi nya.

“apa kabar sayang?” pertanyaan rose semakin membuat lisa gelisah, berharap jennie ada disisinya sekarang.

“kenapa diam hmm?”

Lisa memejamkan matanya erat kala hembusan nafas hangat itu menyapu wajahnya.

“kenapa kamu takut?”

Pertanyaan itu tak pelak membuat lisa menundukkan kepalanya dalam, ingin pingsan rasanya mendengar kata demi kata yang terlontar dari bibir gadis itu, lukanya terasa kembali terbuka kala sentuhan-sentuhan rose terasa nyata dipipinya.

“kenapa menunduk”

Suara dingin itu sukses membuat gadis jangkung itu gemetar hebat.

“ma mau apa kau?” ujarnya teramat sangat pelan

“aku merindukan mu” jawab rose tenang

“jangan bercanda” desisnya

“lice, aku...”

“lisa?” suara tak asing itu menghentikan ucapan rose.

Rose menatap jennie dengan pandangan yang sulit di artikan, membuat gadis itu heran akan sikap rose yang berbeda 360°. Sedetik kemudian rose tersenyum palsu pada gadis itu.

“ah hai jen, apa pengambilan gambar mu telah selesai?” tanyanya basa basi.

“iya, aku sudah selesai.” Jawab jennie singkat

Jennie menatap lisa yang masih menunduk ketakutan, dia pikir mungkin lisa begitu karna rose orang asing, namun sejak dia memperhatikan interaksi dua gadis itu dari jauh tadi membuat jennie khawatir dan segera mendekati mereka.

“lisa, apa kamu baik-baik saja?” ujarnya lembut

Lisa mendongakkan wajahnya saat jennie menangkup kedua pipi nya lembut, raut ketakutan tersirat jelas di wajah manis itu membuat jennie semakin khawatir.

“ada apa?”

“pulang”

“huh?”

“aku mau pulang jen, aku takut hiks hiks.”

Jennie terenyuh saat lisa tak kuasa menahan tangis nya lagi, menarik gadis rapuh itu kedalam pelukannya adalah hal yang selama ini dilakukannya jika lisa ketakutan.

“baiklah kita akan pulang sekarang, jangan takut lagi oke? Aku sudah disini” ucapnya menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.

Tanpa mereka sadari seseorang yang berdiri disamping mereka sedari tadi menatap tak suka dengan apa yang sedang mereka lakukan. Rose berjalan menjauh meninggalkan kedua gadis itu dengan perasaan kesal, benci, tak suka, dan marah.

“ck brengsek! Lice itu milikku. Jangan macam-macam dengan ku kim jennie. Aku akan menyingkirkan mu dan mendapatkannya kembali. Bersiaplah sayang” Desisnya tersenyum miring.

((๑✧ꈊ✧๑))

“sebenarnya ada hubungan apa antara kamu dan dia lisa? Kenapa ketakutan mu muncul kembali saat melihat gadis itu?”

Jennie membelai lembut pucuk kepala gadis yang sedang tertidur di pangkuannya, jejak air mata masih nampak jelas di wajah cantik itu. Lisa tertidur saat mereka sampai di apartemen lisa. Rasanya kejadian tadi membuat tenaganya terkuras habis, sampai berjalan pun terasa sangat melelahkan baginya.

“kenapa kamu sangat ketakutan saat bersama nya?”

“apa dia gadis jahat yang terdapat dalam cerita mu?”

“kenapa kamu begitu sangat misterius lisa?”

Berbagai pertanyaan muncul di otaknya, penasaran dengan masa lalu gadis itu. Tentu saja jennie harus bersabar menanti jawaban lisa sampai gadis itu bangun nanti.

“ya jen”

Jennie terkejut saat suara serak itu menyebut namanya, sepertinya lisa mendengar segala pertanyaan yang keluar dari mulut nya tadi.

“sejak kapan kamu bangun?”

“sejak kamu menanyakan hubungan ku dengannya.”

“oh aha ha ha”

.................

“lisa”

“ya?”

“umm anu itu”

“hmm?”

“ah ga jadi”

“kenapa? Kamu penasaran?”

“um ya”

“hmm kamu udah baca naskah atau novel ku?”

“ya?”

“berapa bab?”

“umm sampai tamat?”

“nah itu, jika ku ceritakan maka akan memakan waktu lama karna ber bab-bab.”

“ck tak mungkin, aku selesai membacanya dalam 2 jam”

“jadi apa yang kamu temukan dari membaca novel dalam waktu singkat? Apa kamu memahami isi nya?”

“ahaha aku aku hanya...”

“kamu tak dapat menjawabnya kan?”

“aha ha”

“hahaha jen, kamu tak akan bisa memahami isi sebuah buku jika hanya membacanya, aku bahkan menghabiskan waktu berbulan-bulan hanya untuk memahami apa yang sedang ku baca.”

“selama itu kah?”

“ga, bo.ong, aku ga suka membaca sebenarnya”

Jennie menjitak kepala lisa yang sedang terkekeh geli karna berhasil menjahili gadis itu.

“ish aku serius padahal.”

“hahaha maaf jen, aku hanya gemas melihat mu kesal.”

“ck dasar bodoh.”

“ngambek uch”

“tau ah bodo amat.”

“ahahaha maaf jen maaf”

“aku maafkan jika kamu mau cerita”

“maksa gitu jen?”

“ga, cuma ngancem”

“ish ngeri amat sih juragan kalau marah”

“ya udah sih kalau ga mau cerita, aku ga maksa jika kamu belum siap lisa, tapi percayalah, apapun yang terjadi aku akan selalu berada disisi mu, menguatkan mu dalam keadaan terburuk sekalipun.”

Jennie tersenyum tulus, mengusap sayang pucuk kepala gadis yang masih berbaring di paha nya itu, membuat lisa nyaman akan belaian-belaian yang diberikan jennie padanya.

“terimakasih jen, aku bersyukur memiliki mu disisi ku.” Ucapnya tulus.

“ya lisa, aku siap jika kamu mau berbagi beban dengan ku.”

Lisa terkekeh atas penuturan gadis itu.

“jen”

“hmm?”

“kenapa kamu bisa mengalami mysophobia?”

“ah, itu memalukan lisa”

“why? Aku penasaran”

“ga, nanti kamu tertawa”

“ga akan, aku janji”

“lalu kenapa kamu menyilangkan jari mu? Mau berbohong huh?”

“hehe maaf, aku ga akan ketawa (tergantung cerita) janji deh.”

“pembohong”

“aku akan cerita setelah kamu menceritakan alasan mu pada ku, janji”

“bener?”

“ho.oh”

“aku dulu jatuh di dalam kontainer sampah saat kabur dari penculik, tempat itu penuh sampah busuk dan ulat, membuat ku jijik dan mual, parahnya lagi orang-orang menertawakan dan membully ku habis-habisan, dan dari sanalah mimpi buruk ku dimulai.”

Jennie menatap lisa yang sedang memejamkan mata dan menutup rapat bibir seksi nya.

“ketawa saja jika ingin ketawa lisa” ujar jennie kesal

“tak ada yang lucu jen, bagaimana aku akan menertawakan mu?”

..........

“jadi hanya karna itu kamu takut kotor?”

“yak! Bagaimana aku tak takut! Semua itu sangat menjijikkan asal kau tau, aku yakin kamu akan mengalami hal yang sama jika hal itu terjadi pada mu.”

“hmm ku rasa tidak, aku sudah mengalami hal yang lebih parah dari itu.”

“huh?”

“ya jen, masalah ku lebih parah dari yang kamu alami.”

Lisa membuka kelopak matanya, memperlihatkan iris coklat teduh yang selalu dapat membuat jennie hanyut. Menerawang jauh ke masa 5 tahun silam, saat dia masih menginjakkan kaki di SMA saat berumur 17 th.

_______gimmelove________

my cute hikkikomori 《Jenlisa》Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt