Fish Cake_1

1.6K 127 13
                                    

Original BY CHANIE

.

.

Fish Cake

"Yang kamu sukai adalah yang aku benci. "

.

.

Dia begitu menarik.

Segala hal yang dia lakukan selalu membuatku tertarik. Entah, aku tidak mengerti mengapa dia bisa membuatku tertarik seperti ini. Mungkin karena memang parasnya yang luar biasa, atau mungkin karena kesederhanaan alasan semua tindakannya. Biar kujelaskan bagaimana mataku tidak bisa lepas dari pandangannya.

Dia tinggi, tapi tidak lebih tinggi dariku. Dia mempunyai mata yang cerah, berbinar seperti ada permata di sana. Irisnya hitam legam. Bentuknya membulat lucu, menorehkan kesan lugu. Meski begitu, ketika dia tersenyum, aku justru termanggu. Bagaimana bisa dia menciptakan keindahan itu?

Dia adalah senior di sekolahku. Semua orang mengenalnya dengan nama Seokjin, murid kelas 3A dengan wajah menawan dan pinggang yang ramping. Aku mengenalnya sebagai senior idola.

Bohong jika aku tidak ingin dekat dengannya. Sudah kukatakan betapa menariknya dia, tentu aku juga ingin berada dalam lingkup dekatnya. Aku sudah mencari banyak cara, naluriah saja. Aku berusaha membuat setiap pandanganku ada dia. Sial saja, dunia kami begitu berbeda.

"Kak Seokjin dan seribu penggemarnya, seperti biasa," gerutu Hoseok yang menarik kursi di depanku. "Bukankah dia luar biasa—berisiknya? Aku tidak yakin apa aku bisa tahan jika dikelilingi orang-orang yang sebanyak itu. Pasti hidupnya tidak pernah tenang," ucapnya kusambut dengan hela.

"Aku saja tahan denganmu kok, apalagi dia."

Aku tidak peduli alis Hoseok sudah mengerut terkejut. Aku hanya perlu memasang earphone ini, dan semuanya akan senyap seperti semula. Dengan begitu, aku bisa kembali memandangi Seokjin sepuasnya.

Sudah kukatakan, dunia kami begitu berbeda. Sudah jelas, karena dia begitu lekat dengan ketenarannya, sedangkan aku justru sebaliknya. Aku tidak populer, tidak ingin populer juga. Alasannya sederhana, menjadi pusat perhatian itu menakutkan. Sekali dikenal, akan ada orang-orang yang berbicara di belakang sana. Okelah jika mereka bicara yang baik-baik saja, tapi selalu ada bayangan dibalik cahaya. Selalu ada kebohongan diantara fakta.

Entahlah, aku tidak pernah mengalaminya, karena aku berusaha tidak mengalaminya. Aku mengenal beberapa orang yang mengalami kengerian dari popularitas itu, makanya aku tidak mau. Kujelaskan sedikit mengenai kengerian yang kutahu, seperti tiba-tiba memiliki spy atau hacker yang entah bagaimana bisa tahu rahasia terdalam yang disembunyikan. Padahal, rahasia kan ada tempatnya memang untuk dirahasiakan. Tapi, ada saja orang-orang yang bercanda dengan itu. Tidak tahu saja, candaan mereka untuk membongkar semua itu telah melanggar hak kebebasan manusia atas pribadi dan privasi.

'Aku tidak mau mengalami itu...'

Akan tetapi, Seokjin yang kupuja itu sangat dekat dengan semua itu. Bagaimana jika aku juga mengalaminya jika aku mendekatinya? Aku tidak bisa membayangkannya. Rahasiaku adalah tipe yang wajib hukumnya dirahasiakan. Karena, bukan hanya akan jadi bahan perbincangan, tapi Seokjin mungkin juga tidak mau lagi dekat denganku.

"Ya.. Padahal kami belum dekat, dan aku sudah berpikir seperti itu.."

.

Point of View -NAMJIN-Where stories live. Discover now