- memories of water - pt 2

277 40 2
                                    


play with music

ORIGINAL BY CHANIE

Memories of Water - Part of Point of View Book

2

"Dari air yang mengalir itu terdapat kejujuran dan seberkas kenangan."

-----------------



Mobil kami berhenti di depan bangunan besar, seperti rumah tapi dalam ukuran yang sangat besar. Aku pikir rumah-rumah yang kulewati tadi sudah cukup besar daripada yang ada di kotaku. Akan tetapi, rumah yang satu ini menurutku lebih besar daripada yang lain. Ia seperti berlomba dengan gedung-gedung kantoran. Sepertinya, rumah ini milik seseorang yang besar.

Sebelum sampai ke rumah ini, setelah melewati gerbang besar, kami sempat melewati beberapa tanah lapang yang hijau dan subur. Tampak indah dan terawat. Aku hanya penasaran mengapa tidak ada anak-anak yang bermain sepak bola di sana. Atau mungkin di tempat ini dilarang bermain sepak bola? Apa yang anak-anak orang kaya mainkan di tanah lapang sana?

Ketika aku mulai larut pada pikiranku sendiri, Professor Bang telah sampai membawaku pada sebuah ruangan yang berisi beberapa buah sofa dan sebuah meja. Penataan tempatnya seperti ruang tamu di rumah-rumah yang lain. Atau mungkin ini memang ruang tamu? Aku tidak mengerti. Ruangan ini terlalu luas dibandingkan dengan ruang tamu biasanya. Kalau Taehyung dan Jimin ada di sini, mereka pasti sudah membuat dua gawang kecil untuk dipakai bermain sepak bola mini.

"Jungkook? Kau mau coklat panas?" tanya Professor padaku. Aku mengangguk ragu. Sebenarnya aku lebih suka yang hangat. Tapi, kalau dipikir, ruangan ini sudah cukup dingin. Minumanku akan lebih cepat dingin pula nanti.

Kulihat Professor sedang berbicara dengan beberapa paman berpakaian rapi. Seperti seragam, karena tadi ada beberapa paman lain yang memakai jenis pakaian yang sama. Warnanya hitam, lalu ada dasi yang tersampir dengan model yang mirip. Aku tidak tahu mereka sedang membicarakan apa. Sesekali mereka menoleh ke arahku. Sesekali ke arah jam dinding. Sesekali juga melihat ke ponsel-ponsel mereka. Mereka seperti sedang menunggu. Yang kutahu, kening Professor Bang sesekali mengerut, wajahnya cukup cemas. Aku penasaran, tapi tidak berani bertanya. Aku takut mengganggu.

Aku hanya mengisi waktuku dengan menilik jendela yang ada di dekatku. Dari sana, aku bisa melihat sebuah halaman yang cantik dengan beberapa penerangan di sana-sini. Tertata rapi, dan terlihat indah meskipun hujan menyelimuti. Sudah mulai malam, dan hujannya belum mau berhenti.

Sebelum aku mulai bosan melihat pemandangan di seberang, kulihat paman-paman berseragam mulai berjalan keluar-masuk ruangan. Aku tidak paham apa yang mereka lakukan. Aku juga tidak sempat bertanya karena Professor memintaku untuk bersiap.

Bersiap, berarti aku harus menyiapkan tulisan ceritaku bukan? Apa aku harus langsung membacakannya? Aku melihat Professor sedang menyeka kacamata.

"Professor, Tuan Kim sudah tiba," ujar salah satu paman berseragam hitam. Beberapa saat setelahnya, kulihat seorang paman yang berpakaian lebih elegan memasuki ruangan.


- Memories of Water –


Paman itu tidak memakai pakaian yang sama dengan yang lain. Ia tidak memakai yang seragam. Ia juga terlihat lebih berwibawa daripada yang lain. Ia mengingatkankanku seperti kepala pengajar di antara guru-guru yang lain. Ia juga memiliki aura seperti Professor Bang yang berdiri di antara para pengajar ketika pertama kali bertemu. Aura yang menunjukkan kalau ia sosok yang penting, lebih dari sekedar tamu.

Point of View -NAMJIN-Onde histórias criam vida. Descubra agora