Part 19

8.6K 651 16
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.

Selamat menunaikan ibadah puasa.

Selamat membaca❤

***

Kamu itu aneh. Sikapmu sangat sulit untuk orang lain bisa mengerti.
---Part 19---

     Selama pelajaran berlangsung, Zahra tanpa minat memperhatikan Pak Ganda yang sedang menjelaskan. Sesekali cewek itu menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan. Badannya benar-benar tidak enak hari ini.

Tadi Rani sudah menyuruhnya untuk beristirahat di UKS, tapi dia menolak. Dia tidak suka lama-lama di ruangan itu. Apalagi sendirian. Jadi dia memutuskan untuk tetap berada di kelas.

Kring...

Bel istirahat pertama berbunyi. Pak Ganda langsung menutup pembelajaran, kemudian beliau keluar dari kelas XI. IPA 2.

Baru saja Zahra memejamkan mata, dia dibuat terkejut karena bangku disebelahnya bergerak. Rakha, cowok itu baru saja selesai latihan. Zahra juga mendengar suara Arvin yang menggerutu kepanasan dan Dion yang menanyai pelajaran Pak Ganda pada Rani.

Zahra mencoba tak peduli. Kondisi tubuhnya sedang tidak fit hari ini. Merasa lapar, tapi dia malas makan. Perutnya juga aneh. Biasanya tidak sesakit ini.

"Ra, kantin yok. Badan lo udah lemes banget gitu," ujar Rani.

"Emang Zahra kenapa, sakit?" tanya Dion. Hanya cowok itu yang tidak tahu. Padahal jelas-jelas tadi dia latihan basket di lapangan.

"Pingsan tadi karena dihukum," jelas Rani. Dion pun langsung ber-oh ria. Berarti kabar yang sempat heboh tadi adalah pingsannya Zahra.

"Males, Ran," jawab Zahra. Masih menenggelamkan kepalanya.

"Nanti lo tambah sakit tau. Kan lo nggak sarapan tadi pagi," kata Rani mengingatkan.

"Iya, sana Ra, ke kantin sama Rani," sahut Dion.

"Males, jauh," kata Zahra.

Benar. Kantin lumayan jauh dan dia sedang malas berjalan. Rasanya lebih enak seperti ini saja. Dia nyaman.

"Kalau tambah sakit, lo bakal banyak ketinggalan pelajaran. Ke kantin aja susah banget," ujar Rakha dengan nada dinginnya. Zahra yang mendengar itu sontak mengangkat kepalanya. Disaksikan oleh Rani, Dion dan Arvin---dari bangkunya.

Zahra menatap cowok di sampingnya itu. Entah kenapa ucapan Rakha barusan sangat mengganggu. Baik dari nada ataupun wajahnya membuat Zahra semakin kesal. Apa cowok itu tidak bisa berbicara sedikit manis saja dengan orang?

Oh iya. Jangan lupakan kalau itu adalah sifat aslinya bukan?

"Udah, ayo ke kantin," ajak Rani yang tahu-tahu sudah berdiri disebelahnya. Zahra hanya menurut. Cewek itu langsung mengikuti Rani menuju kantin.

"Cara lo salah bro. Dia cewek, nggak seharusnya lo ngomong kayak gitu ke dia. Ya---sama orang lain juga jangan gitu sih harusnya," kata Dion. Cowok itu menyusul Rani dan Zahra yang sudah duluan ke kantin.

Kini terlihat Arvin menghampirinya. "Nggak usah disesalin. Udah terjadi juga, kan? Cukup lo pikir-pikir lagi, cara lo tadi bener atau salah," kata Arvin menepuk bahu Rakha dengan pelan. Kemudian cowok itu keluar dari kelas. Tidak tahu mau ke mana karena Rakha hanya diam melihatnya.

Zahra & RakhaWhere stories live. Discover now