Part 30

8.2K 611 71
                                    

Selamat membaca❤

Jangan lupa vote and coment

***

Setelah memiliki, yang harus dilakukan selanjutnya adalah mempertahankan.
---Part 30---

"Gue suka sama lo." Baru satu kalimat yang meluncur, tapi rasanya Zahra ingin pingsan sekarang juga. Namun, cewek itu memilih diam, menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir Rakha.

"Kalau tanya sejak kapan, gue nggak tau. Rasa itu hadir sendiri, Ra. Awalnya gue bingung. Gue takut kalau perasaan gue salah. Tapi, semakin hari, gue semakin seneng kalau deket sama lo. Gue suka liat lo ketawa, bicara banyak sama gue, senyum lo manis dan juga bikin nular. Intinya, gue suka sama apa yang ada dalam diri lo, kepribadian lo.

"Mungkin bingung ya, Ra. Tiba-tiba banget gue ngomong gini. Tapi, percaya Ra, gue nggak main-main, apalagi soal perasaan. Lo mungkin juga bingung sama gue sikap yang kadang suka berubah-ubah," ungkap Rakha, panjang.

Zahra terdiam dengan jantung berdebar kencang. Segala ungkapan Rakha barusan berputar di kepalanya seperti lagu. Dia mengingat setiap hal yang sudah dia lewatkan bersama Rakha. Kebersamaan kecil antara seorang teman, dan ternyata, Rakha memiliki perasaan lebih untuknya.

"Gue suka, gue sayang, dan gue cinta sama lo, Ra. Apa lo punya perasaan itu juga buat gue? Apa lo nyaman ketika bersama gue?" tanya Rakha beruntun. Matanya terus menatap Zahra yang menundukkan kepala.

Zahra bergeming, sibuk mencari jawaban. Hatinya berkata bahwa dia nyaman saat bersama Rakha, dia merasa terlindungi. Dia suka dengan sikap Rakha yang kadang manis dan juga menyebalkan.

"Lo kaget, ya?" tanya Rakha. Zahra mengerjapkan matanya. Barulah cewek itu berani menatap matanya, walau sedetik kemudian memalingkan wajah.

"G-gue---"

"Kalau enggak ada, jawab aja, Ra. Gue biasa kalau ditolak," kata Rakha. Padahal sejarah dalam hidupnya, belum pernah dia ditolak. Malah dia yang seringkali menolak.

"Harus, ya, gue jawab sekarang?" tanya Zahra.

Rakha tersenyum kemudian mengangguk. "Setidaknya bikin gue tenang."

Zahra mengembuskan napasnya. Mencoba meyakinkan dirinya kalau pilihannya kali ini tepat. Dia melihat Rakha yang masih menunggunya menjawab.

"Gue juga suka sama lo, gue nyaman, gue sayang, dan gue---" ucapan Zahra menggantung. Cewek itu menunduk agar tak melihat wajah Rakha.

"Gue apa?" Rakha penasaran. Alhasil, dia mengangkat wajah Zahra agar melihatnya.

"Ih, gue malu!" teriak Zahra, menjauhkan tangan Rakha dari wajahnya.

"Ck. Kenapa malu, sama pacar sendiri juga," decak Rakha. Zahra yang mendengar itu memberi tatapan horor.

"Gue belum jawab, ya!" hardik Zahra.

"Gak lo jawab juga gue tau jawabannya. Diterima, kan?" ujar Rakha dengan percaya diri.

Kedua mata Zahra membola. "Pede bener."

"Nggak romantis aku ya, Ra. Nggak ada bunga, boneka, tempat bagus atau dinner dengan nuansa romantis. Maaf, ya?" ucap Rakha mengulas senyum tipis.

Zahra melihat Rakha. Cowok itu tengah tersenyum manis padanya setelah mengucapkan kalimatnya barusan. Apa kata Rakha tadi, aku? Bukannya lo?

"Masih nggak percaya, ya?" tanya Rakha, terkekeh.

"Rakha?" panggil Zahra.

"Iya, kenapa?" tanya Rakha dengan lembut. Zahra jadi lemas dibuatnya.

Zahra & RakhaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora