Part 25

8.6K 608 105
                                    

Seperti biasa. Budidayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.

Happy reading❤

***

Aku ragu, ini perasaan biasa atau memang aku yang terlanjur cinta namun berusaha untuk menepis semuanya.
---Part 25---

Kediaman rumah Zahra.

     Zahra tengah bersenda gurau bersama Rakha saat ini. Pukul setengah delapan malam cowok itu sudah sampai di rumahnya, sedangkan Arvin, Dion, dan Rani masih dalam perjalanan. Di sekolah tadi mereka semua sepakat untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Zahra. Dan Zahra juga menyetujui hal itu, karena ia tidak perlu repot-repot keluar rumah.

Untuk menghilangkan bosan, Rakha pun mengajak Zahra mengobrol tentang beberapa hal. Dari hal serius sampai konyol sekalipun. Bersama Zahra, Rakha merasa berbeda. Dia lebih banyak berbicara dan tertawa.

Seminggu ini hubungan keduanya sudah membaik. Tentu saja Rakha senang. Melihat Zahra yang diam dan terkesan menjaga jarak membuat dirinya uring-uringan. Semalaman dia memikirkan apa kesalahannya sampai Zahra bersikap seperti itu padanya. Dan sampai-sampai dia menanyakan langsung dengan Zahra.

"Ra, gue boleh nanya sesuatu?"

Zahra yang sedang sibuk mencatat itupun langsung berhenti, kemudian menoleh. "Apa?"

"Lo ... Kayak jaga jarak gitu sama gue. Ada salah apa gue, Ra?" tanya Rakha pelan.

Zahra menghela napasnya dengan berat. Harus dia katakan?

"Ngomong aja, gue nggak apa-apa," ujarnya.

"Gue nggak mau dicap buruk sama orang-orang."

Kening Rakha berkerut dalam. "Maksudnya?"

"Terlalu dekat sama pacar orang, gue gak mau."

Rakha semakin bingung, sampai dia merasa ada lampu yang menyala di atas kepalanya.

"Lo anggap serius, waktu gue bilang punya pacar?"

"Iya."

"Ck. Gue bohong soal itu," celetuk Rakha, pelan.

"Jadi---"

"Gue nggak punya pacar," potong Rakha, cepat. Untung saja suaranya tidak keras, kalau iya bisa marah Bu Mayra.

"Masa sih? Gue gak percaya."

Rakha mengendikkan bahunya. "Terserah."

"Inget ini Ra, sekalipun lo deket sama pacar orang dan masih dalam hal wajar, nggak apa-apa lah. Orang lain mungkin berkomentar bebas, tapi mereka nggak tau apa yang sebenernya. Bisanya mereka cuma gosip yang gak jelas terus diumbar ke orang-orang tanpa tau yang benar," jelas Rakha sampai Zahra terdiam dibuatnya.

"Nggak usah jaga jarak, meskipun gue punya cewek. Kan kita temenan."

Rakha akan selalu mengingat hari itu, di mana dia tidak ingin orang lain salah paham dengannya. Keduanya berhenti tertawa karena Dion, Rani dan Arvin yang baru saja datang. Ketiga anak itu langsung bergabung bersama Zahra dan Rakha.

"Asik bener lo berdua, ngobrolin apaan?" tanya Dion.

"Cerita biasa kok," balas Zahra.

"Eh, temen-temennya Ara udah dateng semua ya?" ujar Lina dengan senyum merekah.

"Hehe, iya nih tante," sahut Rani tersenyum, alu bersalaman.

"Zahra tante bawa ke belakang dulu ya sebentar." Melihat ke empat anak itu mengangguk, Lina menggandeng tangan putrinya ke dapur.

Zahra & RakhaWhere stories live. Discover now