Part 36

7.3K 519 58
                                    

Now Playing | Separuhku - Nano (Cover Tereza Fahlevi)

Selamat malam rabu, buat kamu yang betah nunggu. Ehe

Setel lagu di mulmed biar dapet feelnya, biar makin baper juga. Ihiw!

Happy reading. Dont forget to vote, coment and share!

•••

Dulu, mungkin aku terlalu sulit untuk membuka hati. Ketika aku sudah bisa dan mendapatkan seseorang yang aku cinta, maka aku akan menjaga dan menyayanginya dengan cara yang berbeda.

Dua minggu pelaksanaan ulangan kenaikan kelas semester genap akhirnya usai. Semua anak sangat senang karena terbebas dari rangkaian kegiatan belajar yang mereka habiskan di rumah. Belajar serius atau berpura-pura belajar supaya jauh dari amarah orang tua.

Malam ini, Zahra ditemani Rakha melalui via telpon. Tadi cowok itu pengin ke rumahnya, tapi dia larang. Jarak rumahnya dengan rumah Rakha lumayan jauh. Lagian besok mereka masih bisa bertemu di rumah Dion.

"Ra?"

"Hm," balas Zahra. Dia tidak bisa menahan kedut di bibirnya. Pacarnya itu sedari tadi selalu melontarkan kata-kata manis, seperti: aku ke rumah kamu ya, aku kangen pengen ketemu kamu, dan yang lainnya.

"Kok responsnya gitu sih?" protes Rakha. Cowok itu menyandarkan tubuhnya pada sofa.

"Iya, terus aku harus gimana?" sebal Zahra, walau sedetik kemudian dia gemas sendiri.

"Aku kangen," lirih Rakha. Di kamarnya cowok itu menatap boneka mickey mouse yang dia beri nama Zahra. Nama pacarnya sendiri.

"Kha, udah berapa kali coba kamu bilang gitu," ujar Zahra mengingatkan.

"Gak tau. Kasih tau dong pacar," rengeknya dengan nada manja. Bahkan pipi Zahra merona karenanya.

"Manja," cibir Zahra.

"Biarin, sama pacar sendiri juga, kan," balas Rakha.

Hening. Sampai Zahra  melihat ponselnya. Panggilannya masih terhubung.

"Aku kangen tau. Kita cuma ketemu pas di sekolah, atau ngobrol bentar dari chat. Kan, aku pengen ketemu lama sama kamu," ujar Rakha. Mengeluarkan semua gundah yang dia rasakan selama dua minggu terakhir.

Dulu. Dia mungkin sulit untuk membuka hatinya pada seseorang. Tapi sekarang, dia benar-benar bisa menerima orang baru untuk mengisi hati dan juga hari-harinya. Dinding yang Rakha buat sebagai benteng untuk melindungi dirinya sendiri sekarang sudah tidak ada lagi. Semua itu sejak dia mengenal Zahra. Siswi baru dengan segala sikapnya yang membuat Rakha tersenyum tanpa sebab. Tanpa orang lain tahu.

Dan kalau kalian bertanya apakah Rakha jatuh cinta sepenuhnga untuk Zahra? Maka jawabannya adalah iya. Ingat ucapannya tempo hari kalau dia tidak main-main dengan perasaan.

"Iya, aku tau. Besok, kan bisa ketemu," ujar Zahra. Pun dia juga merasakan hal yang sama, tapi dia memendamnya. Cukup dengan melihat Rakha di sekolah meski singkat atau berbalas-balasan pesan sebelum tidur.

"Iya," putus Rakha akhirnya. Cowok itu kembali diam, sampai Zahra melihat kembali ponselnya.

"Ra?" panggil Rakha. Kembali bersuara.

"Kenapa?" tanya Zahra dengan gemas. Duh, kalau kata Arvin, Rakha sedang bucin-bucinnya.

"Mau aku nyanyiin gak?" tanyanya.

Zahra & RakhaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora